Perencanaan Pembangunan Wilayah Regional Study for Small Industry Development Based on Supreme Commodities of Agriculture in Majalengka Regency
10 karakteristik lahan menunjukkan bahwa lahan tersebut sesuai untuk penggunaan
yang dikehendaki Sitorus 2012. Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka 2001, pengertian kesesuaian
lahan berbeda dengan kemampuan lahan. Kemampuan lahan lebih menekankan pada kapasitas berbagai penggunaan lahan yang dapat diusahakan di suatu
wilayah. Semakin banyak kapasitas atau alternatif penggunaan yang dapat dikembangkan atau diusahakan di suatu wilayah, maka kemampuan lahan wilayah
tersebut makin tinggi, sedangkan kesesuaian lahan merupakan kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu.
Menurut Djaenudin et al. 2011 terdapat dua macam kesesuaian lahan, yaitu kesesuaian lahan kualitatif dan kesesuaian lahan kuantitatif. Kesesuaian
lahan kualitatif adalah kesesuaian lahan yang hanya dinyatakan dalam istilah kualitatif, tanpa memperhitungkan dengan tepat hal-hal yang terkait dengan biaya,
modal maupun keuntungan. Klasifikasi ini didasarkan hanya pada potensi fisik lahan. Sementara itu kesesuaian lahan kuantitatif adalah kesesuaian lahan yang
didasarkan tidak hanya pada fisik lahan, tetapi juga mempertimbangan aspek ekonomi, seperti input-output atau cost-benefit.
Masing-masing kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai berdasarkan waktu dan penggunaannya menjadi kelas kesesuaian aktual dan kelas kesesuaian
potensial. Menurut Hardjowigeno 1994, kesesuaian lahan aktual menunjukkan kesesuaian lahan tanpa ada perbaikan yang berarti, sedangkan kesesuaian lahan
potensial menunjukkan kesesuaian terhadap penggunaan lahan yang ditentukan dari satuan lahan dalam keadaaan yang akan datang setelah diadakan perbaikan
utama tertentu.
Proses evaluasi dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat atau kualitas lahan yang akan digunakan dengan persyaratan yang diminta oleh tipe
penggunaan lahan yang akan diterapkan Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007. Menurut FAO dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007, klasifikasi
kuantitatif maupun kualitatif dari kesesuaian lahan tergantung dari ketersediaan data. Kerangka dari sistem klasifikasi kesesuaian lahan terdiri atas empat kategori
yaitu: 1 Ordo, yang menunjukkan apakan suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu; 2 Kelas, yang menunjukkan tingkat kesesuaian lahan
dalam order; 3 Subkelas, yang menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dilakukan dalam masing-masing kelas; 4 Unit, yang
menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang berpengruh dalam pengelolaan suatu sub kelas. Selanjutnya, struktur klasifikasi kesesuaian lahan yang digunakan
mengikuti kelas kesesuaian lahan menurut FAO 1976 dalam Djaenudin et al.
2011 yang membedakan ordo “sesuai” S menjadi tiga kelas yaitu lahan sangat sesuai S1, cukup sesuai S2 dan sesuai marjinal S3 dan lahan yang tergolong
ordo “tidak sesuai” N. Pembagian serta definisi kualitatif kelas sebagai berikut : 1 Kelas S1
sangat sesuai-highly suitable, yaitu lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berarti atau nyata terhadap penggunaan berkelanjutan atau terdapat faktor
pembatas tetapi bersifat minor dan tidak mereduksi produktifitas lahan secara nyata; 2 Kelas S2 cukup sesuai-moderately suitable, yaitu lahan mempunyai
pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Dalam hal ini, pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan
dan meningkatkan masukan yang diperlukan; 3 Kelas S3 sesuai terbatas-
11 marjinally suitable, yaitu lahan mempunyai pembatas-pembatas yang besar untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus ditetapkan. Dalam hal ini pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau akan menambah input
yang diperlukan; 4 Kelas N tidak sesuai not suitable, yaitu lahan mempunyai pembatas yang lebih besar sehingga menyulitkan berdasarkan tingkat
pengelolaannya atau lahan mempunyai pembatas permanen yang mencegah segala kemungkinan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.
Penilaian kesesuaian lahan dilaksanakan dengan mencocokkan matching data tanah dan fisik lingkungan dengan tabel rating kesesuaian lahan yang telah
disusun berdasarkan peryaratan penggunaan lahan mencakup persyaratan tumbuh komoditas pertanian Djaenudin et al. 2011.