Arahan Prioritas Progam Pembangunan untuk Pengembangan Industri

52 1 Di Kabupaten Majalengka, kecamatan yang unggul secara komparatif - kompetitif untuk komoditas jagung sebanyak 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Bantarujeg, Malausma, Cingambul, Talaga, Banjaran, Maja. Komoditas mangga unggul di 13 kecamatan, yaitu Kecamatan Majalengka, Cigasong, Kadipaten, Kasokandel, Dawuan, Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Leuwimunding, Panyingkiran, Sukahaji dan Sindang. komoditas kedelai unggul di satu kecamatan yaitu Kecamatan Jatiwangi. Komoditas pisang unggul di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lemahsugih dan Argapura. Sementara itu, untuk komoditas melinjo tidak ada satu pun kecamatan yang unggul. 2 Potensi fisik lahan yang sesuai untuk komoditas jagung, mangga, kedelai dan pisang secara berurutan adalah 80.60, 58.87 ,80.26 dan 77.48 dari wilayah Kabupaten Majalengka. 3 Desa basis industri kecil pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Majalengka sebanyak 179 desa. 4 Berdasarkan tingkat fasilitas pelayanan dan aksebilitasnya dalam mendukung pengembangan industri kecil, desa di Kabupaten Majalengka yang temasuk dalam hirarki 1 sebanyak 44 desa. 5 Wilayah yang ditetapkan untuk pengembangan industri kecil berbasis komoditas unggulan terdiri atas tujuh desa yang diarahkan menjadi desa industri dan delapan kawasan industri yang merupakan gabungan dari beberapa desa industri. Arahan kebijakan untuk prioritas wilayah pengembangan komoditas unggulan pertanian berdasarkan kesesuaian fisik lahan dan keunggulan komparatif- kompetitif wilayah sebagai berikut: a Lahan prioritas 1 untuk pengembangan komoditas jagung seluas 2728 Ha di lima kecamatan, yaitu: Kecamatan Banjaran, Bantarujeg, Cingambul, Maja, dan Talaga; b Lahan prioritas 1 untuk pengembangan komoditas mangga seluas 15221 ha di lima kecamatan, yaitu: Kecamatan Dawuan, Jatitujuh, Kertajati, Ligung, dan Sumberjaya; c Lahan prioritas 1 untuk mengembangan komoditas kedelai seluas 3328 Ha yang berlokasi di Kecamatan Jatiwangi; d Lahan Prioritas 1 untuk pengembangan komoditas pisang seluas 304 Ha di Kecamatan Lemahsugih. Program pembangunan untuk pengembangan sektor industri berbasis komoditas unggulan pertanian berdasarkan persepsi stakehoder diarahkan kepada upaya-upaya untuk: a menjamin ketersediaan dan kontinuitas bahan baku industri dalam hal ini komoditas unggulan pertanian; b memberikan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan keuangan perusahaan; c memberikan pengetahuan dan keterampilan promosi produk; d memberikan pengetahuan dan keterampilan pemasaran produk secara mandiri; e adanya kemudahan dan insentif dalam pengurusan perijinan dan operasional usaha.

6.2 Saran

Beberapa saran yang dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Dalam mengembangkan komoditas unggulan pertanian, identifikasi keunggulan komparatif-kompetitif komoditas pertanian di suatu wilayah perlu didukung oleh evaluasi kesesuaian fisik lahan baik aktual maupun potensial. 53 Dengan demikian, akan diperoleh hubungan positif antara keberminatan masyarakat dalam mengusahakan suatu komoditas tercermin dari keunggulan komparatif-kompetitif dengan tingkat kesesuaian lahan sehingga pada akhirnya keberlangsungan komoditas tersebut dapat terjaga. 2 Penelitian dapat dilanjutkan dengan mengkaji linkage antara sektor industri dengan sektor ekonomi lain untuk menciptakan keterkaitan sektoral menuju struktur ekonomi daerah yang kokoh. DAFTAR PUSTAKA [Bappeda]. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2009. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Majalengka 2009- 2013. MajalengkaID: Pemerintah Kabupaten Majalengka. [Bappeda]. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2011. Rencana Ruang dan Wilayah Kabupaten Majalengka 2011-2031. Majalengka ID: Pemerintah Kabupaten Majalengka. [Bappeda]. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2012a. Data Sektoral Tahun 2012. Majalengka ID: Pemerintah Kabupaten Majalengka. [Bappeda]. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2012b. Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Majalengka 2012. Majalengka ID: Pemerintah Kabupaten Majalengka. [BPS]. Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka. 2008. Majalengka dalam Angka 2007. Majalengka ID: BPS. [BPS]. Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka. 2009. Majalengka dalam Angka 2008. Majalengka ID: BPS. [BPS]. Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka. 2010. Majalengka dalam Angka 2009. Majalengka ID: BPS. [KUKM-Perindag]. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Majalengka. 2013. Data Potensi Industri Kabupaten Majalengka 2012. Majalengka ID: Pemerintah Kabupaten Majalengka. Anwar A. 2005. Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan: Tinjauan Kritis. Bogor ID: P4W Press. Bowen, J.T. 2012. US Rural Economic Competitiveness by The Numbers: Data Mining, Analysis, and Web-Mapping. Elsevier Journal: Applied Geography 44: 403-412. Chiang S. 2008. Location Quotient and Trade. Journal: Springer-Verlaag 43:399- 414. Publised online:17 July 2008. Davis HC and Goldberg MA. 1972. Combining Intersectoral Flows and Shift- share Techniques: A Hibrid Regional Forecasting Model. Journal:The Annals of Regional Science 6 1: 106-115. USA ID:University of British Columbia. Djaenudin D, Marwan H, Subagjo H, dan Hidayat A. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Bogor ID:Balai Besar Litbang Sumber daya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Hardjowigeno S. 1994. Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Pertanian, Daerah Rekreasi dan Bangunan. Bogor.