Karakteristik Perairan Teluk Levun

bak air laut dan timbangan di atas rakit dipindahkan ke perahukapal motor dan dapat segera dibawa kedaerah pemasaran. Tujuan pemasaran yang utama adalah ekspor ke Singapura, Thailand dan Hongkong. Biaya yang timbul dari transportasi, upah buruh diwaktu panen, konsumsi, peralatan aerasi aerator DC + Aki, blower serta pakan ikan selama perjalanan menuju kapal ekspor seluruhnya ditanggung tauke. Penjualan rumput laut dilakukan dengan kondisi rumput laut sudah kering susut 70. Penjualan dilakukan di Kota Kecamatan Kei Kecil kepada pengusaha pengumpul rumput laut dengan harga jual yang sering berfluktuasi antara Rp.6.000,00 sampai dengan Rp.8.000,00 per kilogram, dengan tujuan pasar yaitu Makasar dan Surabaya. Struktur pasar yang ada adalah oligopsoni yang mengarah ke monopsoni dimana jumlah pembeli sedikit dan penjual banyak untuk jenis barang yang homogen Boediono 1982. Dalam proses penjualan tersebut kesepakatan harga didasarkan pada jenis dan ukuran komoditas.

5.2. Karakteristik Perairan Teluk Levun

Pengetahuan akan karakteristik fisik dan kimia perairan merupakan salah satu informasi dasar basic information yang diperlukan bagi kegiatan yang memanfaatkan kawasan perairan. Guna mengetahui karakteristik fisika dan kimia persyaratan teknis diperlukan data oseanografis yang diperoleh dari pengukuran secara langsung di lapangan maupun dari data sekunder hasil pengamatan pihak ke dua selanjutnya data yang diperoleh tersebut dianalisis, sehingga menghasilkan informasi yang berguna untuk keperluan pengembangan maupun perlindungan kawasan perairan. Kajian fisika perairan antara lain suhu, kecepatan arus, kecerahan, kedalaman dan gelombang menunjukkan bahwa kualitas perairan di Kawasan Teluk Levun masih memenuhi persyaratan sebagai lokasi budidaya laut. Kajian kimia perairan meliputi parameter kimia perairan yang berpengaruh terhadap kehidupan biota laut antara lain parameter pH, salinitas, oksigen terlarut, nitrat dan fosfat Lampiran 4.

5.2.1. Suhu

Suhu perairan pada lokasi penelitian berkisar 29 C. Pada kondisi ideal suhu untuk budidaya ikan kerapu berkisar 27 - 32 C dan budidaya rumput laut berkisar 27 C - 30 C. Hasil pengukuran menunjukkan suhu perairan relatif stabil dan cukup mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan kerapu dan rumput laut pada kegiatan budidaya di Teluk Levun. Nybakken 1992 menyatakan bahwa sesuai dengan sifat air, dalam jumlah yang besar memiliki kisaran fluktuasi suhu yang relatif kecil dan tidak melebihi batas toleransi organisme. Suhu juga merupakan salah satu faktor penting atau berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan rumput laut. Suhu memiliki peranan dan berfungsi antara lain membantu berlangsungnya fotosintesa, respirasi, metabolisme, pertumbuhan dan reproduksi. Hasil penelitian Sukardi et al. 2005 dari Ditjenkanbud, bahwa suhu yang baik untuk pertumbukan rumput laut jenis Eucheuma cottonii berkisar 24 C – 28 C. Studi yang dilakukan oleh Anggadiredja dan Sujatmiko 1996 dari BPPT menunjukan bahwa kisaran suhu air untuk petumbuhan rumput laut berkisar 26 C – 30 C.

5.2.2. Kecepatan Arus

Kecepatan arus di lokasi penelitian berkisar antara 0,3 m - 0,43 m per detik. Menurut Velvin 1999, kecepatan arus terbagi ke dalam 4 kategori, yaitu kecepatan arus sangat rendah 0,03 m per det, kecepatan arus rendah antara 0,04-0,06 m per det, kecepatan arus sedang 0,07 – 0,10 m per det dan kecepatan arus tinggi 0,10 – 0,25 m per det. Kriteria kecepatan arus perairan untuk budidaya ikan disajikan pada Tabel. 17. Tabel 17. Kriteria Kecepatan Arus Perairan untuk Budidaya Ikan Laut Kisaran Kecepatan arus Kategori kecepatan arus 0,03 m per det Sangat Rendah 0,04 -0,06 m per det Rendah 0,07 – 0,10 m per det Sedang 0,10 – 0,25 m per det Tinggi Sumber : Velvin 1999 Berdasarkan data pada Tabel 17, maka dapat dinyatakan bahwa secara umum kecepatan arus di daerah penelitian tergolong rendah. Di perairan pantai terutama di teluk-teluk atau selat yang sempit, gerakan naik turunnya muka air akan meninbulkan arus pasang surut dan pada umumnya arus yang terjadi akibat dari pasang surut pengaruhnya sangat kecil Nontji 1993. Kecepatan arus yang rendah dapat disebabkan juga oleh kondisi cuaca yang baik pada saat pengambilan data. Ahmad et al 1995 dan Akbar et al 2002, memberikan batasan kisaran nilai kecepatan arus untuk budidaya ikan kerapu yaitu 0,23 – 0,50 m per detik, bila dibandingkan dengan kecepatan arus di Teluk Levun sudah memenuhi persyaratan untuk budidaya ikan kerapu teknik KJA. Arus yang terjadi di perairan Teluk Levun umumnya disebabkan oleh gerakan pasang surut dan angin yang bertiup dipermukaan. Hal ini didukung oleh pernyataan Sutarmat et al 2003 bahwa arus yang biasanya disebabkan oleh pasang surut jarang melebihi 0,5 m per detik. Hasil tersebut bila dibandingkan dengan kondisi ideal, maka nilai tersebut masih berada pada kondisi normal. Arus di suatu perairan disebabkan oleh berbagai faktor seperti angin, bentuk topografi dasar perairan dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya, perbedaan tekanan, ataupun gaya coriolis. Besarnya kontribusi masing-masing faktor terhadap kekuatan dan arah arus yang ditimbulkannya tergantung pada tipe perairan dan keadaan geografisnya Rustam 2005. Selanjutnya Akbar et al 2002, menyatakan bahwa kecepatan arus yang lebih dari 0,50 m per detik dapat mempengaruhi posisi jaring dan sistem penjangkaran. Arus yang terlalu kuat dapat menyebabkan bergesernya posisi rakit. Sebaliknya, arus yang terlalu kecil kurang membantu proses pertukaran air keluar masuk jaring. Hal ini akan berpengaruh pada ketersediaan oksigen terlarut dan akan memperlemah kondisi ikan yang akhirnya akan mudah terserang berbagai penyakit. Kecepatan arus di lokasi penelitian yang berkisar antara 0,3 - 0,43 m per detik sementara nilai ideal kecepatan arus utuk budidaya rumput laut adalah 0,2 – 0,4 m per detik, bila diperuntukan untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii dapat dikatakan masih memenuhi kelayakan untuk pertumbuhan rumput laut. Menurut Anggadiredja et al 1996 dan Kadi dan Atmaja 1988, menyatakan bahwa kecepatan arus yang baik bagi budidaya Eucheuma sp adalah 0,2 – 0,4 m per detik. Rumput laut merupakan organisme yang memperoleh makanan nutrien melalui aliran air yang melewatinya dan gerakan air yang cukup akan membawa nutrien yang cukup pula serta sekaligus mencuci kotoran yang menempel pada thallus, membantu pengudaraan serta mencegah fluktuasi suhu air yang besar Sukadi et al 2005. Bentuk Teluk Levun yang terlindung oleh pulau-pulau kecil di depannya diduga penyebab tidak terlalu besarnya arus yang terjadi di Teluk Levun. Lokasi yang baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma sp harus terlindung dari arus pergerakan air dan hempasan ombakgelombang yang terlalu kuat karena dapat merusak dan menghanyutkan thallus. Dari kondisi kecepatan arus pada perairan Teluk Levun tersebut maka dapat dikatakan bahwa perairan teluk masih dalam kondisi yang cukup baik untuk dijadikan sebagai lokasi pengembangan budidaya. Tipe pasang surut yang terjadi di lokasi penelitian adalah pasang campuran mirip harian ganda predominantly semi-diurnal tide dimana terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari. Pasang pertama umumnya lebih besar dari pasang yang kedua. Kisaran maksimum pasang surut di perairan ini umumnya lebih besar dari 2,5 m meso tidal. Surut terbesar terjadi pada bulan Oktober yang dikenal dengan nama “meti Kei” pada saat itu, sumberdaya laut dieksploitasi secara besar-besaran oleh masyarakat setempat.

5.2.3. Kecerahan

Kecerahan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh keberadaan padatan tersuspensi, zat-zar terlarut, partikel-partikel dan warna air. Secara umum kondisi perairan di Teluk Levun memiliki tingkat kecerahan yang sangat baik. Presentasi kecerahan berkorelasi dengan tingkat kedalaman perairan, dimana pada perairan dangkal, persentase kecerahan mencapai 100. Pada kondisi perairan yang lebih dalam kecerahan peraiaran hanya mencapai 17 meter. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi peairan Teluk Levun untuk parameter kecerahan adalah lebih besar dari 3 meter 3m. Hasil pengukuran ini, tergolong layak bila dibandingkan dengan kondisi ideal kecerahan dari suatu perairan untuk budidaya ikan kerapu maupun rumput laut yaitu 3 meter. Kondisi kecerahan perairan Teluk Levun yang baik dipengaruhi oleh kondisi perairan yang belum tercemar dan juga didukung oleh kondisi terumbu karang yang masih bagus. Menurut Sukadi et al 2005 dari Ditjenkanbud bahwa kecerahan perairan yang baik untuk budidaya rumput laut adalah lebih dari 1 meter.

5.2.4. Kedalaman

Kedalaman memberikan gambaran tentang topografi dari dasar laut, yang ditentukan oleh perubahan kedalaman lautnya. Kedalaman suatu teluk untuk pengembangan budidaya menjadi sangat penting untuk diperhatikan dan merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi. Kedalaman perairan Teluk Levun bervariasi saat pasang berkisar antara 5 – 27 m. Pada saat surut kedalaman perairan di beberapa bagian perairan yang relatif landai berkisar antara 0,5 – 1,5 meter dan lainnya berkisar antara 3- 24 m. Kedalaman perairan memiliki korelasi dengan kecerahan perairan karena berpengaruh pada daya tembus cahaya matahari yang masuk de dalam air laut. Budidaya laut memiliki toleransi kesesuaian terhadap berbagai tingkat kedalaman perairan. Pemanfaatan lokasi untuk pengembangan budidaya laut diarahkan pada lokasi yang memiliki kedalaman yang sesuai dengan persyaratan. Keramba di perairan Teluk Levun ditempatkan oleh pembudidaya pada kedalaman 5 meter pada air surut. Bila mengacu pada persyaratan kedalaman yang ideal yaitu 5 meter, maka perairan Teluk Levun sudah memenuhi persyaratan untuk dijadikan areal pengembangan budidaya ikan kerapu. Kedalam perairan bagi rumput laut adalah kedalaman yang diukur pada wilayah penanaman rumput laut sampai ke subtrat dasar perairan. Hasil penelitian kedalaman perairan yang dilakukan oleh pembudidaya bagi penanaman rumput laut yaitu 1 m sementara nilai ideal kedalaman untuk budidaya rumput laut adalah 0,6 m. Kedalaman erat hubungannya dengan daya tembus matahari bagi pertumbuhan rumput laut. Menurut Sukadi et al 2005 dari Ditjenkanbud, bahwa kedalaman bagi pertumbuh yang baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii adalah 0,3 -0,6 meter pada waktu surut terendah. Berdasarkan studi yang dilakukan Anggadiredja et al 1996, menunjukkan bahwa lokasi kedalaman air minimal 0,40 meter sampai kedalaman dimana sinar matahari masih dapat mencapai tanaman dan pembudidaya dapat melakukan kegiatan, sedangkan menurut Poncomulyo et al 2006 menyatakan bahwa ketiga air surut lokasi untuk pertumbuhan rumput laut masih digenangi air sedalam minimal 30 – 60 cm, sehingga penyerapan makanan dapat berlangsung terus dan tanaman terhindar dari kerusakan akibat sinar matahari. Dengan demikian faktor kedalaman untuk lokasi penelitian sesuai untuk persyaratan budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii.

5.2.5. Salinitas

Salinitas perairan untuk budidaya ikan kerapu berdasarkan hasil penelitian berkisar antara 32-33 ppt. Salinitas pada daerah penelitian berada dalam batas kisaran yang baik untuk pengembangan budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung. Parameter salinitas perairan di Teluk Levun, secara umum memenuhi kriteria pemenuhan tingkat kualitas perairan yang sesuai dan optimal untuk kelangsungan hidup organisme perairan laut. Salinitas perairan lokasi penelitian dapat dikatakan cukup tinggi, salah satu penyebab yaitu disekitar perairan Teluk Levun tidak terdapat sumber air tawar yang bermuara langsung ke perairan yang dapat mempengaruhi secara signifikan fluktuasi salinitas. Kisaran salinitas tersebut diperkuat lagi dengan pendapat Akbar dan Sudaryanto 2002 bahwa ikan kerapu sangat menyenangi air laut yang mempunyai nilai salinitas antara 30 – 33 ppt. Menurut Nontji 1993, sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran air tawar yang masuk ke perairan. Menurut Anggadiredja et al 1996 salinitas untuk pertumbuhan rumput laut Eucheuma sp berkisar antara 28 – 33 ppt. Eucheuma sp adalah rumput laut yang bersifat stenohaline yang tidak tahan terhadap fluktuasi salinitas yang tinggi. Kadi dan Atmadja 1989 menyatakan bahwa kisaran salinitas yang baik untuk pertumbuhan rumput laut adalah 30 – 34 ppt. Sedangkan menurut Efendi 2003 disebutkan bahwa nilai salinitas perairan laut berkisar antara 30 – 40 ppt.

5.2.6. Derajat Keasaman pH

Nilai pH perairan berkisar 7,71 sementara nilai ideal pH untuk budidaya ikan kerapu adalah 7,5 – 8,5, sedangkan nilai ideal untuk budidaya rumput laut berkisar antara 6 – 9. Berdasarkan masing-masing batasan nilai tersebut, perairan Teluk Levun cukup sesuai untuk kebutuhan hidup biota baik ikan kerapu maupun rumput laut. Kegiatan budidaya dengan kisaran pH tersebut masih sesuai untuk terjaminnya kelangsungan hidup biota dan tidak bersifat toksin. Suatu perairan yang ber-pH rendah dapat mengakibatkan aktivitas pertumbuhan menurun atau ikan menjadi lemah serta lebih mudah terinfeksi penyakit dan biasanya diikuti dengan tingginya tingkat kematian. Jika dibandingkan dengan baku mutu pH perairan laut berdasarkan Kep- 51MENLH2004, nilai pH yang terukur masih berada dalam kisaran yang diinginkan yaitu 6.5 – 8.5, maka dapat dikatakan bahwa pH perairan Teluk Levun masih cukup baik bagi kehidupan biota perairan.

5.2.7. Oksigen terlarut

Oksigen terlarut sangat penting artinya untuk melakukan proses respirasi bagi kehidupan organisme yang hidup di laut. Kandungan oksigen terlarut disolved oxygen pada kawasan Teluk Levun termasuk kaya akan oksigen. Hasil pengukuran kandungan oksigen terlarut di Teluk Levun berkisar antara 6,91 mgl. Artinya di perairan teluk kandungan oksigen terlarut masih sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya berdasarkan nilai ideal perairan bagi budidaya ikan kerapu maupun budidaya rumput laut yaitu 4 – 8 mgl.

5.2.8. Nitrat

Kandungan nitrat pada kawasan perairan Teluk Levun adalah 0,15 mgl. Kandungan nitrat yang sesuai untuk budidaya rumput laut adalah pada kisaran 0,10 – 3,50 mgl. Kandungan nitrat yang terdapat dalam suatu perairan, dapat dikelompokan berdasarkan tingkat kesuburan, yakni perairan oligotrofik memiliki kadar nitrat antara 0 – 1 mgliter, perairan mesotrofik memiliki kadar nitrat antara 1 – 5 mgl. dan perairan eutrofik memiliki kadar nitrat berkisar antara 5 – 50 mgl Volenweider 1969 dan Wetzel 1975 diacu dalam Effendi 2003. Hal ini berarti bahwa nilai nitrat pada peairan Teluk Levun masih dalam batas yang cukup aman bagi biota laut. Menurut Indriani dan Sumiasih 1999 menyatakan bahwa penyerapan unsur hara oleh rumput laut dilakukan melalui seluruh bagian tanaman. Kandungan nitrat yang mampu mendukung kehidupan dan pertumbuhan rumput laut adalah 0,014 mgl Sulistijo 1996. Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat dapat digunakan untuk mengelompokan tingkat kesuburan perairan.

5.2.9. Fosfat

Kandungan fosfat pada perairan Teluk pada kisaran 0,041 mgl. Kandungan fosfat yang ideal berkisar antara dan 0,01 – 2,00 mgl. Berdasarkan kandungan unsur fosfat di perairan Teluk Levun, maka perairan ini memiliki kesuburan yang sangat baik dan berada pada rentang kesesuaian untuk lokasi budidaya rumput laut. Kandungan fosfat di perairan teluk ini berada pada kisaran yan normal dan tidak terlalu tinggi, hal ini disebabkan karena tidak adanya sumber aliran sungai yang masuk ke perairan teluk. 5.3. Analisis Kriteria Kesesuaian Perairan Teluk Levun untuk Budidaya Luasan Teluk Levun yang sesuai bagi pengembangan budidaya ikan kerapu dan budidya rumput laut didasarkan atas kriteria kelayakan kesesuaian dengan pembobotan scooring metod yang menghasilkan lokasi budidaya dengan tingkat kelayakan Tiensongrusmee et al 1986 diacu dalam Sunyoto 1993. Berdasarkan penilaian kesesuaian perairan yang didasarkan atas hasil pengukuran nilai parameter, kondisi masyarakat yang kondusif dan RTRL yang diatur oleh pemerintah setempat, maka penilaian dapat dibagi menjadi 3 kategori kategori 1 terkait dengan kesesuaian ekologi, kategori 2 dengan desain tata letak dan konstruksi sarana budidaya, dan kategori 3 dengan aspek sosial ekonomi. Angka Penilaian berdasarkan petunjuk DKP 2001 yaitu 5 = Baik ; 3 = Sedang ; 1 = Kurang. Kriteria yang telah memiliki bobot, selanjutnya dklasifikasikan berdasarkan kelas kesesuaian. Bobot diberikan berdasarkan pertimbangan pengaruh kriteria variabel dominan. Hasil analisis matriks perbandingan yang dilakukan pada penilaian kriteria kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu disajikan pada Lampiran 5 dan budidaya rumput laut disajikan pada Lampiran 6. Hasil analisis penilaian dapat dikatakan bahwa Teluk Levun tergolong dalam kelas sesuai dengan nilai 57,1 untuk budidaya ikan kerapu dan budidaya rumput laut tergolong dalam kelas sangat sesuai dengan nilai 67,2.

5.4. Analisis Optimasi Pemanfaatan Kawasan