Latar Belakang An Analysis of Resource Optimization in the Development of Aquaculture in Levun Bay Area, Southeast Maluku Regency.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan kawasan Pesisir dan Laut Kabupaten Maluku Tenggara sebagai satu kesatuan wilayah akan memberikan peluang dalam keterpaduan perencanaan serta pengembangan kawasan yang lebih cepat dan didukung oleh potensi masing-masing sumberdaya, baik barang maupun jasa. Disisi lain perpaduan kewilayahan juga akan membuka peluang untuk timbulnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan peningkatan kesejahteraan penduduk dalam wilayah pengembangan. Titik berat pembangunan dan pengembangan kawasan Pesisir dan Laut Kabupaten Maluku Tenggara dipusatkan pada komponen ekologi, ekonomi dan sosial. Tujuan pembangunan bidang ekologi adalah perencanaan pembangunan dan pengembangan ekonomi kawasan yang terpadu diharapkan agar sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Maluku Tenggara dapat dilindungi dan terrehabilitasi melalui integrasi dan koordinasi perencanaan dan pengawasan kegiatan guna mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Tujuan di bidang ekonomi dan sosial adalah meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai salah satu potensi pembangunan serta mewujudkan peningkatan dan keterpaduan pendayagunaan potensi sumberdaya alam kawasan pesisir dan laut secara berkelanjutan untuk menunjang perekonomiam kawasan tersebut DKP 2007. Budidaya perikanan merupakan salah satu sub sektor dari sektor perikanan yang belum berkembang di Kabupaten Maluku Tenggara. Hal ini bukan berarti kawasan pesisir dan laut Maluku Tenggara tidak memiliki potensi yang dapat mendukung pengembangan budidaya perikanan. Kondisi ekologi ketersediaan lahan, daya dukung lahan dan perairan dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat respon masyarakat, tradisi dan kebiasaan yang sudah turun-temurun juga perlu dipertimbangkan dalam perumusan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah pesisir. Beberapa jenis sumberdaya laut yang berpotensi dibudidayakan di perairan Kabupaten Maluku Tenggara adalah ikan kerapu, napoleon, baronang, kuebubara, kakap, moluska tiram mutiara, echinodermata teripang, dan rumput laut. Teluk Levun adalah salah satu kawasan yang diperuntukan untuk budidaya perikanan, namun pemanfaatannya belum optimal. Hal ini diketahui dari prasarana dan sarana yang digunakan belum memadai, kualitas sumberdaya manusia pembudidaya relatif masih rendah, kondisi ini dicirikan dengan manajemen yang lemah dan ketrampilan yang rendah sehingga lambat dalam menyerap teknologi. Sebagian besar unit usaha terkonsentrasi pada perairan yang menjadi hak ulayat. Hal ini disebabkan karena kurangnya modal untuk memperluas area usaha budidaya yang dijalankan. Luas kawasan ini kurang lebih 463 ha, luasan yang baru dimanfaatkan bagi pengembangan budidaya perikanan sebesar 2,36 ha yaitu bagi pengembangan budidaya ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis dan budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottoni. Dengan demikian perlu dikaji suatu konsep optimasi pengembangan budidaya perikanan di kawasan Teluk Levun. Kegiatan budidaya perikanan yang dilakukan di kawasan Teluk Levun erat kaitannya dengan kemampuan masyarakat dalam mengelola potensi lahan dan input produksi seperti modal, prasarana dan sarana serta tenaga kerja. Permasalahan yang muncul adalah kurangnya pengetahuan dan penguasaan teknologi oleh pembudidaya, kendala modal, kendala untuk mendapatkan pasokan benih, aspek lingkungan agar tercapai target produktivitas secara optimal dan lestari serta belum adanya data dan informasi teknis yang detail tentang potensi sumberdaya perikanan pesisir yang ada, sehingga setelah usaha dilakukan sering menemukan kendala. Dari sisi potensi, baik sumberdaya lahan maupun kualitas perairan, wilayah pesisir dan laut Maluku Tenggara memiliki lahan yang cukup luas dengan kondisi perairan yang sesuai untuk pengembangan budidaya pesisir dan laut. Hal yang dilakukan untuk mendorong pengembangan budidaya berkelanjutan terutama di kawasan tertinggal, perlu dilakukan penataan ruang yang sesuai dengan kondisi sumberdaya alam dan pemanfaatan yang diinginkan serta tidak melebihi kapasitas daya dukung perairan carrying capacity. Peran sub sektor budidaya laut perlu ditingkatkan mengingat kontribusinya saat ini masih sangat kecil pada produksi perikanan, sementara potensi pengembangan sub sektor tersebut cukup besar. Peluang usaha budidaya sangat terbuka mengingat telah dibangunnya Balai Budidaya Laut yang berlokasi di Teluk Un, dimana produksi benih hatchery ikan kerapu kedepannya dapat disediakan. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara melalui Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai pengemban tugas pelayanan bagi masyarakat pesisir dan pulau- pulau kecil di kabupaten ini, telah mengarahkan dan mencanangkan program pengembangan mata pencaharian alternatif antara lain melalui usaha budidaya ikan kerapu dan rumput laut disamping kegiatan budidaya biota lainnya. Program ini dilakukan dengan jalan pemberian bibit, baik ikan kerapu maupun rumput laut. Budidaya laut merupakan suatu alternatif yang akan mengurangi ketergantungan nelayan pada usaha penangkapan, dapat menjamin kontinuitas produksi serta dapat mempertahankan populasi dan kelestarian sumberdaya perikanan. Usaha budidaya perikanan selain mempunyai keuntungan dilihat dari dimensi ekologi yaitu relatif tidak merusak lingkungan dan melestarikan sumberdaya perikanan. Selain itu juga memberikan keuntungan yaitu usaha budidaya perikanan menguntungkan secara ekonomi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di kawasan Teluk Levun. Usaha budidaya perikanan juga memiliki manfaat dari dimensi sosial yaitu perubahan perilaku masyarakat pesisir nelayan yang sangat bergantung pada kondisi laut yang sulit diprediksi tak terkendali, menjadi pembudidaya ikan yang dapat merencanakan usaha. Pulau-pulau kecil di Indonesia sampai saat ini masih kurang tersentuh oleh aktifitas pembangunan. Hal ini dilatarbelakangi atas beberapa alasan, antara lain: 1 kebanyakan pulau-pulau kecil tidak berpenghuni karena ukurannya relatif sangat kecil; 2 kalaupun berpenghuni, jumlah penduduknya sedikit sehingga tidak menjadi prioritas utama dalam pembangunan; dan 3 pulau-pulau kecil cenderung terisolasi dan jauh dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sehingga diperlukan investasi yang besar higt cost investment dalam pembangunannya. Hal yang terpenting adalah prioritas pengembangan sektor perikanan diarahkan pada subsektor yang mempunyai akses besar pada penciptaan pendapatan bagi masyarakat miskin. Hal ini merupakan upaya mengatasi pemulihan ekonomi masyarakat terutama pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir dengan bertumpu pada pengelolaan sumberdaya perikanan secara baik dan optimal Kusumastanto 2003. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian tentang “Analisis Optimasi Sumberdaya dalam Pengembangan Budidaya Perikanan di Kawasan Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara ” penting dilakukan untuk pengembangan budidaya perikanan di Kabupaten Maluku Tenggara, khususnya di Teluk Levun. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menentukan kebijakan prioritas pengembangan komoditi budidaya perikanan di Teluk Levun yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat.

1.2. Perumusan Masalah