Ekonomi An Analysis of Resource Optimization in the Development of Aquaculture in Levun Bay Area, Southeast Maluku Regency.

4.5. Nelayan

Nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara menurut kategori nelayan, terdiri atas nelayan perorangan dan kelompok nelayan yang tersebar di 6 kecamatan. Kecamatan Kei Besar memiliki jumlah nelayan terbesar yaitu 2.049 orang dan Kecamatan Kei Kecil Barat memiliki jumlah nelayan terkecil yaitu 644 orang. Pada tahun 2007 secara keseluruhan jumlah nelayan perorangan mengalami peningkatan dari 15.600 orang menjadi 15.675 orang, namun terjadi penurunan di tahun 2008 menjadi 7.069 orang dan terus mengalami penurunan di tahun 2009 menjadi 6.325 orang Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara Kecamatan RumahTangga Nelayan Nelayan Kelompok Nelayan jumlah KK orang kelompokorg 1. Kei Kecil 594 1.305 285 2. Kei Kecil Barat 350 644 163 3. Kei Kecil Timur 414 681 182 4. Kei Besar 1.007 2.049 293 5. Kei besar Utara 544 787 165 6. Kei besar Selatan 465 859 177 2009 3.374 6.325 1.265 2008 3.125 7.069 764 2007 3.979 15.679 625 2006 - 15.600 575 Sumber : DKP Kabupaten Maluku Tenggara 2010. Berbeda dengan kelompok nelayan dimana terjadi peningkatan yang signifikan dari tahun 2006 sampai 2009. Berdasarkan hasil survei dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab penurunan nelayan perorangan ini dipengaruhi oleh nelayan sambilan tambahan yang sudah beralih profesi. Sementara penyebab dari kelompok nelayan yang mengalami peningkatan adalah bantuan dari pemerintah daerah lebih ditujukan kepada kelompok nelayan dan bukan pada nelayan perorangan.

4.6. Ekonomi

Pembangunan ekonomi daerah meskipun telah menghasilkan berbagai kemajuan, namun masih jauh dari harapan terutama untuk mewujudkan perekonomian yang tangguh dan berdaya saing serta dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tantangan yang masih harus dihadapi adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi, berkualitas dan berkelanjutan. Dengan memperhatikan proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi nasional dan berbagai kebijakan pembangunan dan pembangunan daerah serta peningkatan kualitas peran beberapa sektor penting ekonomi daerah yang selama ini memberikan kontribusinya, maka diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah akan berada dalam kisaran 10 di tahun 2025. Kemampuan suatu daerah untuk mengelola potensi ekonominya dapat tergambar dengan penggunaan indikator-indikator ekonomi makro. Indikator yang sering digunakan dalam mengevaluasi pembangunan sektor ekonomi adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB. PDRB Kabupaten Maluku Tenggara menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 tercatat sebesar Rp.366.884.760,00. Bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang tercatat sebesar Rp.332.906.290,00 maka terdapat kenaikan sebesar Rp.33.978.480,00 atau 10,21. Gambar 11. memperlihatkan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara atas dasar harga berlaku. PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009 atas dasar harga berlaku 2000 tercatat sebesar Rp.209.115.990,00, sedangkan tahun 2008 tercatat sebesar Rp.199.558.570,00 atau naik sebesar 4,79 dari keadaan perekonomian tahun 2008. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2009 atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar 4,79, stabil jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2008 sebesar 4,62 dan tahun 2007 sebesar 4,96 Gambar 11 walau ada kecenderungan mengalami perlambatan. Gambar 11. PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Atas Dasar Harga Berlaku. Agregasi dari laju pertumbuhan ekonomi tiap-tiap sektor menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009 sebesar 4,79 serta memiliki pertumbuhan sektoral dengan kisaran antara 3,36 - 8,03 dan secara rata-rata laju pertumbuhannnya cukup stabil dibandingkan dengan keadaan tahun 2008 dan tidak ada sektor mengalami perubahan signifikan. Pada Gambar 12, memperlihatkan agregasi laju pertumbuhan ekonomi tahun 2006 sampai dengan 2008 mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan oleh persamaan y = -0,13x + 265,80 dengan nilai koefisisen determinan R 2 = 0,627. Persamaan ini diperoleh nilai intersep α sebesar 265,80 dan nilai slope β sebesar -0,13x. Gambar 12. memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara yang menurun. Gambar 12. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara. Struktur Ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara yang ditunjukkan oleh distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku Tahun 2009 tidak mengalami perubahan yang signifikan. Perekonomian Maluku Tenggara secara garis besar merupakan perekonomian yang berbasiskan pada sektor-sektor jasa Sektor Tertier, yang memberikan kontribusi sebesar 54,96 154.838,24 juta rupiah, dengan ditumpu oleh Sektor Primer, sebesar 42.20 201.634,85 juta rupiah, sementara kontribusi Sektor Sekunder kecil, hanya sebesar 2,84 10.411,68 juta rupiah terlihat pada Gambar 13. Gambar 13. Distribusi PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Secara Sektoral, Sektor Pertanian adalah penyumbang terbesar dalam perekonomian daerah ini dengan sub sektor andalannya yakni Perikanan. Pada tahun 2009 konstribusi Sektor Pertanian sebesar 41,77 dengan konstribusi terbesar dari sub sektor Perikanan yakni 24,89. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai kontribusi sebesar 33,00. Kontribusi sebesar 15,76 yang merupakan kontribusi terbesar ketiga diperoleh dari Sektor Jasa-jasa dan 14,17 diantaranya berasal dari Sub Sektor Pemerintahan Umum. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan pada posisi keempat memberikan kontribusi sebesar 3,36, posisi kelima oleh sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 2,84. Sektor-sektor lainnya memberikan kontribusi sebesar 3,27, dengan kontribusi terkecil dari Sektor Industri Pengolahan sebesar 0,23. Tingkat kemakmuran penduduk Kabupaten Maluku Tenggara yang dapat dilihat dari tingkat pendapatan perkapita penduduk cenderung naik secara konstan disajikan pada Gambar 14. Gambar 14. Tingkat Pendapatan Perkapita Berdasarkan Gambar 14. pendapatan perkapita penduduk Maluku Tenggara tahun 2008 tercatat sebesar Rp.3.164.009,44 dan tahun 2009 sebesar Rp.3.415.550,77 atau naik 7,95. Pendapatan perkapita penduduk tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 cenderung meningkat. Hal ini ditunjukan oleh persamaan y = 23623x - 5E+08 dengan nilai koefisien determinan R 2 = 0,996 . Pendapatan perkapita riil tanpa dipengaruhi kenaikan harga barang dan jasa dapat diketahui dari pendapatan perkapita dari sisi penghitungan atas dasar harga konstan tahun 2000. Pendapatan perkapita tahun 2009 sebesar Rp.1.921.366,41 atau naik 2,64 dibandingkan dengan tahun 2008. Pendapatan perkapita riil Gambar 14, terlihat cenderung meningkat walaupun kenaikannya tidak signifikan. Hal ini ditunjukan oleh persamaan y = 48428x - 1E+08 dengan nilai koefisien determinan R 2 = 0,994.

4.7. Pengembangan Daerah dan Alokasi Sumberdaya Perikanan