Potensi pembenihan hatchery ikan kerapu untuk kegiatan budidaya di Kabupaten Maluku Tenggara dapat diperoleh dari Balai Budidaya Laut yang
berada di Teluk Un. Kegiatan ini diperlukan untuk mendukung kegiatan budidaya ikan kerapu karena kedepan secara kuantitas benih dari alam diperkirakan sangat
tidak memadai.
4.8. Produksi Perikanan
Terdapat ± 21 jenis ikan yang secara berkelanjutan merupakan produksi di daerah Maluku Tenggara. Produksi per jenis ikan berfluktuasi selama periode
2007-2009. Beberapa jenis ikan mengalami tren produksi negatif pada tahun 2008-2009 yaitu pada ikan kembung, tembang, tengiri, layur, teri, cucut dan
lencam. Produksi ikan yang terdiri atas ikan pelagis, ikan pelagis besar dan ikan demersal di Kabupaten Maluku Tenggara berfluktuasi dari tahun ke tahun, yang
dapat dilihat dari produksi selama tahun 2007 – 2009 Tabel 14.
Tabel 14. Produksi Ikan Menurut Jenis 2007-2009
Jenis Ikan 2007
2008 2009
Ton Ton
Ton Udang
454,30 7,20
11 Cakalang
252,00 311,30
273,10 Tuna
6,00 4,50
39 Tenggiri
1.357,00 560
185,30 Kembung
3.332,00 391,40
319,70 Julung
247,00 255
260 Teri
614,00 660,60
- Selar
2.117,00 707,40
735 Layang
1,943,00 646,70
671,20 Cucut
2.892,00 411,10
329,20 Tongkol
3.753,00 349,10
510,20 Kerapu
136,80 71,70
1.093,20 Lemuru
448,00 403,50
450,80 Lencam
2.225,00 640,10
612,60 Kakap
529,00 236,40
1.708 Merah Bambangan
1.150,00 418,20
- Ekor Kuning
476,00 496
3.422,30 Cumi Sotong
230,00 113
204,50 Kurisi
6.086,00 1.723,80
- Rumput Laut
- 343
449,50 Lain
– Lain 132.536,80
80.734,10 65.140,30
Jumlah 160.784,90
89.484,10 65.140,30
Sumber: DKP Kabupaten Maluku Tenggara 2009.
Ikan kerapu merupakan jenis ikan demersal yang suka hidup di perairan karang, di antara celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan. Ikan
karnivora yang tergolong kurang aktif ini relatif mudah dibudidayakan, karena mempunyai daya adaptasi yang tinggi. Pemenuhan permintaan akan ikan kerapu
yang terus meningkat, tidak dapat dipenuhi dari hasil penangkapan sehingga budidaya merupakan salah satu peluang usaha yang masih sangat terbuka luas.
Jenis ikan kerapu yang cenderung dibudidaya oleh masyarakat nelayan adalah ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis. Hal ini dikarenakan harga per kilogram
ikan kerapu bebek jauh lebih mahal dibandingkan dengan jenis ikan kerapu lainnya.
Di Indonesia, ikan kerapu bebek ini dikenal juga sebagai ikan kerapu tikus atau di dunia perdagangan internsional mendapat julukan sebagai panther fish
karena di sekujur tubuhnya dihiasi bintik-bintik kecil bulat berwarna hitam. Daerah penyebaran ikan kerapu bebek di mulai dari Afrika Timur sampai Pasifik
Barat Daya. Di Indonesia, ikan kerapu banyak ditemukan di perairan Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru, dan Maluku. Salah satu indikator adanya
kerapu adalah perairan karang. Indonesia memiliki perairan karang yang cukup luas sehingga potensi sumberdaya ikan kerapunya sangat besar.
Dengan tingginya permintaan dan harga jual ikan kerapu, maka usaha budidaya ikan kerapu ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan devisa
negara melalui hasil ekspor. Negara yang menjadi tujuan ekspor ikan kerapu adalah Hongkong, Taiwan. Harga ikan kerapu bebek di tingkat pembudidaya
untuk tujuan ekspor mencapai nilai jual Rp.300.000,00 per kilogramnya. Tabel 15. menyajikan perkembangan ekspor menurut jenis komoditi. Sementara rumput
laut memiliki nilai jual Rp.8.000,00 per kilogram dalam kondisi kering susut 70 . Daerah yang menjadi tujuan pasar rumput laut adalah Surabaya dan Makasar.
Pembangunan suatu kawasan budidaya khususnya budidaya ikan kerapu harus tetap berpijak pada konsep pembangunan berkelanjutan sustainable
development , baik secara ekologis, ekonomi maupun sosial. Nilai ekologis
kawasan budidaya kerapu diusahakan harus tetap baik dan dipertahankan, sehingga tetap terpelihara secara lestari tidak menimbulkan pencemaran,
terpeliharanya keanekaragam hayati, stabilitas siklus hidrologi, siklus biogeo- kimia dan iklim.
Tabel 15. Perkembangan Ekspor Menurut Jenis Komoditas 2008-2009
Jenis Komoditi Volume Kg
NilaiVolue U 2008
2009 2008
2009 Hasil Industri
Ikan Beku Tuna Cakalang
Ikan Beku Lainnya 89.100.259,20
38.802.198 26.996.765,98
11.960.938 Ikan Beku Fillet
Udang Beku Cumi Beku
307.967,45 58,40
119.327,31 26,28
PertanianLaut Ikan Hidup
14 26.000,00
91 169.000,00
Jumlah 89.434.226,65
38.874.598 27.285.093,29 12.078.218
Sumber : DKP Kabupaten Maluku tenggara 2009.
Secara ekonomi keberadaan kawasan budidaya ikan kerapu harus dapat meningkatkan pendapatan, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi
kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan multiplier effect baik secara lokal maupun regional. Secara sosial keberadaan budidaya ikan kerapu harus
memberikan kesempatan berusaha dan distribusi pendapatan secara adil Dahuri 2000 dan tidak menimbulkan konflik kepentingan. Dengan demikian, maka
dalam mengembangkan kawasan budidaya ikan kerapu perlu adanya sinkronisasi dan koordinasi antar sektor yang berbasis perencanaan pengelolaan ruang spasial
hal ini berfungsi sebagai pedoman bagi masyarakat perikanan dan pemerintah pada saat sekarang maupun masa mendatang.
Misi perikanan budidaya yang hendak diwujudkan adalah sistem usaha budidaya yang mampu menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi,
menguntungkan, berkeadilan dan berkelanjutan. Dalam merealisasikan misi ini, maka pola pembangunan perikana budidaya seyogyanya berdasarkan pada : 1
potensi dan kesesuaian wilayah untuk komoditas budidaya, 2 kemampuan dan aspirasi masyarakat setempat dalam mengadopsi dan menerapkan teknologi
budidaya, 3 pendekatan sistem bisnis perikanan budidaya secara terpadu, dan 4 kondisi serta pencapaian hasil pembangunan perikanan budidaya selama ini.
Upaya pemanfaatan secara terpadu berarti dengan mempertimbangkan berbagai keselarasan dengan aktivitas ekonomi lainnya yang sudah ada. Optimal
berarti pemanfaatan potensi lahan yang ada harus sesuai dengan daya dukung lingkungan, sehingga usaha budidaya laut yang dikembangkan dapat
dikembangkan dalam jangka panjang berkelanjutan. Kondisi parameter lingkungan merupakan kriteria utama dalam penilaian kesesuaian lahan budidaya
ikan kerapu dan budidaya rumput laut, disamping aspek lainnya seperti aspek sosial dan ekonomi masyarakat.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Sarana Input Produksi