Syarat-Syarat Pemilihan Lokasi An Analysis of Resource Optimization in the Development of Aquaculture in Levun Bay Area, Southeast Maluku Regency.

memperoleh hasil yang memuaskan dari usaha rumput laut, hendaknya dipilih lokasi yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya rumput laut Aslan 1998. Selain pemilihan lokasi untuk budidaya rumput laut, metode penanaman perlu juga diperhatikan. Menurut Aslan 1998, terdapat tiga metode penanaman rumput laut berdasarkan posisis tanam terhadap dasar perairan, yaitu: 1 metode dasar bottom method ; ii metode lepas dasar off bottom method dan iii metode apung floating metod. Syamsudin 2004, menyatakan bahwa pemilihan metode budidaya rumput laut memiliki korelasi terhadap produktivitas dan pertumbuhan thallus rumput laut yang dibudidayakan. Ini didasarkan dengan hasil penelitian yang dilakukan dengan membandingkan produktivitas 3 tiga metode budidaya rumput laut, yaitu metode tali rawai long line, metode lepas dasar dan metode dasar. Selanjutnya dikatakan bahwa metode tali rawai long line merupakan metode budidaya rumput laut yang paling produktif dengan laju pertumbuhan harian thallus rata-rata 7,67 per hari, metode lepas dasar mencapai laju pertumbuhan harian rata-rata 7,54 per hari dan metode dasar mencapai laju pertumbuhan harian rata-rata sebesar 2,12 per hari. Dengan menggunakan metode tali rawailong line dan lepas dasar pada kedalaman yang sesuai, thallus rumput laut yang dibudidayakan dapat mencapai berat 4 -5 kali lipat dari berat awal thallus. Dapat dikatakan bahwa untuk mencapai produktivitas yang tinggi, budidaya rumput laut disarankan, dilakukan dengan metode tali rawai long line dan metode lepas dasar pada kedalaman yang sesuai.

2.4 Syarat-Syarat Pemilihan Lokasi

Ketepatan lokasi merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam usaha budidaya ikan kerapu. Beberapa kegagalan usaha budidaya terjadi karena lokasi yang dipilih kurang cocok. Pencapaian produksi jenis komoditas budidaya laut secara optimal memerlukan kecermatan dalam penentuan lokasi budidaya yang akan dikembangkan serta kecocokan metoda yang digunakan. Pemilihan lokasi untuk budidaya ikan kerapu di laut harus mempertimbangkan aspek teknis dan non teknis. Dari segi aspek teknis hal-hal yang harus diperhatikan meliputi: a. Perairanlokasi yang dipilih harus terlindung dari pengaruh anginmusim dan gelombang, hal ini untuk mengamankanmelindungi salinitas budidaya. b. Pergerakan air harus cukup baik dengan kecepatan arus antara 20 - 40 cmdetik, apabila kecepatan arus kurang mengakibatkan penyediaan air kurang dan O 2 yang dipasok juga akan berkurang dan sebaliknya apabila kecepatan arus cukup besar pertumbuhan ikan akan terganggu sebab energi yang didapatkan dari makanan banyak keluar untuk melawan arus. c. Lokasi harus bebas dari pengaruh pencemaran atau polusi baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. d. Lokasi juga harus bebas dari hama, yang meliputi antara lain ikan-ikan besar dan buas, binatang yang selain berpotensi dapat mengganggu predator. e. Hal yang sangat penting lokasi harus memenuhi persyaratan kualitas air yang baik untuk pertumbuhan ikan seperti : - Salinitas berkisar antara 25 - 31 ppt. - Suhu air berkisar antara 28 – 32 C. - O 2 oksigen 5 ppm. - Nitrat 0.9 – 3.2 mgl dan phospat 0.2 – 0.5 mgl f. Mempermudah kelancaran kegiatan yang berhubungan dengan usaha budidaya yang meliputi sarana jalan, telpon, listrik, sumberdaya manusia, pakan, pasar, ketersediaan bimbingan harus dalam jumlah yang cukup memadai serta bahan-bahan untuk komoditi budidaya mudah diperoleh. Kordi 2005. Menurut Achmad 2008 persyaratan non teknis yang perlu mendapat perhatian dalam pemilihan lokasi budidaya adalah sebagai berikut: a. Keterlindungan, untuk menghindari kerusakan fisik sarana budidaya dan biota laut, diperlukan lokasi yang terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang besar. Lokasi yang terlindung biasanya didapatkan di peraian teluk dan perairan yang terlindung atau terhalang oleh pulau di depannya. b. Keamanan lokasi. Masalah pencurian dan sabotase mungkin saja dapat terjadi pada lokasi tertentu sehingga upaya pengamanan, baik secara perorangan maupun kelompok harus dilakukan. Sebaiknya dilakukan upaya pendekatan dan hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar lokasi budidaya. c. Konflik kepentingan. Pemilihan lokasi sebaiknya tidak menimbulkan konflik dengan kepentingan lain. Beberapa kegiatan perikanan penangkapan ikan, pemasangan bubu, dan bagan serta kegiatan bukan perikanan pariwisata, perhubungan laut, industri dan taman laut dapat dipengaruhi negative terhadap aktifitas budidaya laut. d. Aspek peraturan dan perundang-undangan, untuk menguatkan keberlanjutan usaha budidaya laut, pemilihan lokasi tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah serta mengikuti tata ruang yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah BAPEDA serta dinas kelautan dan perikanan setempat. Kondisi dasar perairan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas air diatasnya. Dasar perairan yang mengalami pelumpuran, bila terjadi gerakan air oleh arus maupun gelombang akan membawa partikel dasar ke permukaan Upwelling yang akan menyebabkan kekeruhan, sehingga penetrasi cahaya matahari menjadi berkurang dan partikel lumpur ini berpotensi menutup insang ikan. Arus air sangat membantu pertukaran air dalam keramba, membersihkan timbunan sisa-sisa metabolism ikan dan membawa oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan. Sebaliknya apabila kecepatan arus tinggi akan sangat berpotensi merusak konstruksi keramba serta dapat menyebebkan stress pada ikan, selera makan ikan akan berkurang dan energi banyak yang terbuang Achmad 2008 Kecerahan air merupakan ukuran trasparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Peraiaran dengan tingkat keceraha sangat tinggi jernih sangat baik bagi lokasi budidaya laut. Kecerahana yang dipersyaratkan adalah 3 meter Akbar dan Sudaryanto 2002. Kekeruhan atau turbiditas disebabkan oleh adanya partikel tersuspensi dan terlarut dalam air, seperti jasad renik, lumpur, bahan organik, tanah liat dan zat koloid serta benda terapung lainnya yang tidak mengendap dengan segera. Kekeruhan dapat mempengaruhi pernapasan ikan , proses fotosintesa dan produktivitas primer. Pada budidaya ikan, nilai kekeruhan turbidity berkisar antara 2-30 NTU Nephleloletric Turbudity Unit . Padatan tersuspensi yang tinggi akan mengganggu pernapasan ikan karena partikel-partikel tersebut dapat menutupi insang. Padatan tersuspensi perairan untuk usaha budidaya laut adalah berkisar antara 5-25 ppm Akbar dan Sudaryanto 2002. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, letak lintang, ketinggian dari permukaan laut, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman dari badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi perairan. Peningkatan suhu udara disekitar perairan mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi. Selain itu peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air seperti gas-gas O 2 , CO 2 , N 2 , CH 4 dan sebagainya Effendi 2003. Suhu perairan sangat penting didalam memepengaruhi pertumbuhan ikan budidaya. Suhu optimal untuk pertumbuhan kerapu sekitar antara 27-29 C Akbar dan Sudaryanto 2002. Oksigen terlarut dalam air merupakan parameter utama bagi kehidupan hewan perairan. Sumber utama oksigen dalam air laut adalah dari proses fotosintesis fitoplanton pada siang hari. Faktor-faktor yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam air laut adalah kenaikan suhu air, respirasi khususnya pada malam hari dan masuknya limbah pencemar baik anorganik maupun organic yang mudah urai ke lingkungan laut. Kandungan oksigen terlarut untuk menunjang usaha budidaya yang baik adalah berkisar antara 5-8 ppm Akbar dan Sudaryanto 2002. Nitrogen di dalam air terdiri dari bermacam-macam senyawa, namun yang bersifat tosik terhadap ikan dan organism lainnya hanya 3 tiga senyawa yaitu ammonia NH 3 -N, nitrit NO 2 -N dan nitrat NO 3 -N. Senyawa ini selain berasar dari atmosfir juga banyak berasal dari sisa makanan, organisme yang mati dan hasil ekskresi metabolisme hewan akuatik. Ammonia dan nitrit merupakan senyawa nitrogen yang paling toksik, sedangkan nitrat hanya bersifat toksik pada konsentrasi yang tinggi. Nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan ion ferro dalam hemoglobin menjadi ion ferri yang merubah heimoglobin menjadi meteoglobin yang merupakan parameter penting dalam budidaya ikan karena nitrit merupakan bentuk oksidasi terbanyak dari nitrogen dalam air. Konsentrasi ammonia dan nitrat untuk keperluan budidaya adalah 1 ppm. Akbar dan Sudaryanto 2002. Lokasi yang tepat akan mendukung kesinambungan usaha dan target produksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi untuk budidaya ikan kerapu ini adalah faktor resiko seperti keadaan angin dan gelombang, kedalaman perairan, bebas dari bahan pencemar, tidak mengganggu alur pelayaran; faktor kenyamanan seperti dekat dengan prasarana perhubungan darat, pelelangan ikan sumber pakan, dan pemasok sarana dan prasarana yang diperlukan listrik, telpon, dan faktor hidrografi seperti selain harus jernih, bebas dari bahan pencemaran dan bebas dari arus balik, dan perairannya harus memiliki sifat fisik dan kimia tertentu kadar garam, oksigen terlarut. Tonnek et al. 1994. Tidak semua wilayah pantai cocok untuk budi daya kerapu, oleh karena itu penentuan lokasi harus memperhitungkan beberapa faktor penting antara lain : a. Terlindung dari gelombang besar dan badai, sebab ikan mudah menjadi stres dan menurunkan selera makan apabila terus menerus dihantam gelombang. b. Terlindung dari ancaman predator yaitu hewan buas laut ikan butal dan ikan besar lainnya dan burung laut. c. Terlindung dari ancaman pencemaran buangan limbah industri, limbah pertanian dan limbah rumah tangga, d. Terlindung dari hilir mudik lalu lintas kapal karena selain akan menimbulkan riak-riak gelombang juga buangan kapal minyak solar dll akan mencemari area pemeliharaan. Sunyoto 1993.

2.5. Kesesuaian Perairan