Tujuan Penelitian An Analysis of Resource Optimization in the Development of Aquaculture in Levun Bay Area, Southeast Maluku Regency.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengelolaan Budidaya Laut

Pengelolaan budidaya yang hendak diwujudkan di kawasan pulau-pulau kecil adalah sistem usaha perikanan yang mampu menghasilkan 6produk yang berdaya saing tinggi, menguntungkan, berkeadilan dan berkelanjutan. Sasaran untuk dapat merealisasikannya maka pengembangan budidaya perikanan seyogianya didasarkan pada beberapa hal, yaitu : i potensi dan kesesuaian wilayah untuk jenis budidaya, ii kemampuan dan aspirasi masyarakat setempat dalam mengadopsi dan menerapkan teknologi budidaya, iii pendekatan sistem bisnis perikanan budidaya secara terpadu dan iv kondisi serta pencapaian hasil pembangunan budidaya perikanan yang menjadi leading sector Dahuri 2000. Kondisi biofisik wilayah pesisir pulau-pulau kecil di Indonesia berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga berimplikasi pada kesesuaian sustability untuk jenis budidaya perikanan yang dikembangkan Dahuri 2000. Pedoman umum bagi pulau-pulau kecil yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat DKP 2001, dijelaskan bahwa pulau-pulau kecil dengan luas kurang atau sama dengan 2000 km 2 hanya dapat digunakan untuk kepentingan terbatas, dan salah satunya adalah usaha budidaya perikana laut marine based aquacultur. Keperluan budidaya di laut marikultur yang biasanya digunakan berupa perairan laut yang terlindung, yakni berupa teluk, selat dan shallow sea. Pada daerah terlindung tersebut selanjutnya dikaji aspek aksesibilitas, legalitas, hidrooseanografi, kualitas air, ekosistem dan sosekbud untuk menduga daya dukung dan kesesuaian lingkungan untuk marikultur Effendi 2004. Perairan laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teluk. Teluk merupakan perairan laut yang menjorok masuk ke daratan. Kondisi yang menjorok masuk ke daratan, mengakibatkan perairan teluk relatif terlindung dari ombak besar, badai dan angin kencang. Berbeda dengan paluh, mulut teluk relatif lebar dan terbuka. Perairan ini juga relatif lebar sehingga pengaruh angin dalam bentuk ombak relatif besar. Sifat keterlindungan menjadi hilang bila teluk tersebut memiliki area yang sangat luas. Sirkulasi air banyak dipengaruhi oleh arus akibat pasut air laut. Teluk yang memiliki pasut laut dengan kisaran yang kecil umumnya memiliki arus laut yang relatif lambat 0,01 – 0,10 mdetik sehingga sirkulasi air di perairan ini relatif kecil. Teluk demikian sering kali sangat subur bahkan terlampau subur eutrofikasi bila banyak menerima nutrien dari daratan Effendi 2004.

2.2. Ikan Kerapu

Ikan kerapu biasanya disebut goropa atau kasai, diperkirakan terdiri atas sekitar 46 spesies, yang hidup di berbagai tipe habitat tempat hidup. Semua spesies tersebut, ternyata berasal dari tujuh genus, yaitu Aethaloperca, Anyperodon, Cephalopholis , Cromileptes, Plectropoma, Epinephelus, dan Varicla. Dari tujuh genus tersebut, genus Cromileptes, Plectropoma, dan Epinephelus merupakan golongan kerapu komersial bernilai ekonomi tinggi, yang diusahakan melalui penangkapan di alam mau pun pembudidayaan Ghufran 2001. Ikan kerapu merupakan ikan demersal yang hidup diperairan karang , yaitu diantara celah-celah karang atau di dalam goa di dasar perairan DKP 2004. Secara umum ikan kerapu memiliki kepala yang besar, mulut lebar dan tubuhnya ditutupu sisik-sisik kecil. Bagian tepi operculum, bergerigi dan terdapat duri-duri pada operculum. Letak dua sirip punggungnya yang pertama berbentuk duri- duri, terpisah. Semua jenis kerapu memiliki tiga duri pada sirip dubur dan tiga duri pada bagian tepi operculum Ghufran 2001. Ikan kerapu dikenal sebagai jenis ikan pemangsa predator yang memangsa jenis-jenis ikan kecil, zooplankton, udang-udang kecil lainnya. Ikan kerapu bersifat hermaphrodit protogynous yang berarti setelah mencapai ukuran tertentu akan berganti kelamin changce sex dari betina menjadi jantan. Selain itu ikan kerapu tergolong jenis ikan yang bersifat hermaphrodit synchroni yaitu dalam satu gonat satu individu ikan, terdapat sel betina dan sel jantan yang dapat matang dalam waktu yang sama, sehingga ikan dapat melakukan pembuahan sendiri dan dapat pula tidak . Ikan kerapu merupakan ikan yang berukuran besar, yang bobotnya dapat mencapai 450 kg atau lebih. Jenis ikan kerapu ini terdapat diberbagai peraian antara lain di Afrika, Taiwan, Filipina, Malaysia, Australia, Indonesia dan Papua Nugini. Sementara di Indonesia, kerapu ditemukan di seluruh perairan nusantara Ghufran 2001. Dari 46 jenis kerapu atau grouper yang tergolong dalam tujuh genus dan hidup tersebar di laut dengan tipe habitat beragam, hanya ada lima jenis yang saat