perusahan akan mengurangi investasi dan menurunnya investasi perusahan maka pendapatan nasional akan mengalami penurunan Stiglitz 1988.
2.10. Model Keputusan dengan AHP
Analytical Hierarchy Process pertama kali dikembangkan oleh Thomas L
Saaty, seorang ahli matematik dari Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Analytical Hierarchy Process pada dasarnya didesain untuk
menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk sampai pada suatu
skala prefensi diantara berbagai set alternatif. Analytical Hierarchy Process adalah pendekatan analisis yang bertujuan untuk membuat suatu model
permasalahn yang tidak mempunyai struktur. Analisis ini biasanya diterapkan untuk pemecahan masalah-masalah yang terukur kuantitatif maupun masalah-
masalah yang memerlukan pendapat. Analytical Hierarchy Process ini juga banyak digunakkan pada keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan, alokasi
sumber daya dan penentuan prioritas dari strategi- strategi yang dimiliki situasi konflik Saaty 1983.
Menurut Saaty 1983 dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah :
a Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan dekomposisi yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur. Jika ingin mendapatkan
hasil yang lebih akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan
beberapa tingkatan dari persoalan tadi. b Comparative Judgment.
Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitanya dengan tingkat diatasnya. Penilaian
ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian ini akan lebih baik jika disajikan dalam
matriks yang dinamakan matriks pairwise compari. c Synthesis of Priority.
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigen vector-nya untuk mendapatkan local priority. Matriks pairwise comparison terdapat pada
setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis diantara local priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda dengan
bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority setting .
c Logical Consistency. Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek yang
serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada
criteria tertentu. Beberapa keuntungan menggunakan Analytical Hierarchy Process sebagai
alat analisis, diantaranya : Analytical Hierarchy Process member modal tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk beragam persoalan yang tidak terstruktur;
Analytical Hierarchy Process memadukan rancangan deduktif dan rancangan
berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks; Analytical Hierarchy Process
dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam satu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier; Analytical Hierarchy Process
melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan dalam menetapkan berbagai prioritas dan lain-lain Saaty 1983.
AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena dapat digambarkan secara grafis, sehingga mudah dipahami
oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Dengan AHP, proses keputusan kompleks dapat diuraikan menjadi keputusan-keputusan yang
lebih kecil yang dapat ditangani dengan mudah. Selain itu AHP juga menguji konsistensi penilaian, bila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai
konsistensi sempurna, maka hal ini menunjukan bahwa penilaian perlu diperbaiki atau hierarki harus distruktur ulang Marimin 2004.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam AHP adalah sebagai berikut: pertama, harus terdapat sedikit jumlah yang terbatas kemungkinan tindakan,
yakni 1, 2, 3, …,n yang adalah tindakan positif, n adalah bilangan yang terbatas. Responden diharapkan akan memberikan nilai dalam angka terbatas untuk
memberi tingkat urutan skala pentingnya atribut-atribut. Skala yang dipergunakan apa saja, tergantung dari pandangan responden dan situasi yang
relevan, walaupun demikian mengikuti pendekatan AHP dipergunakan metode skala angka Saaty mulai dari 1 yang menggambarkan antara satu atribut terhadap
atribut lainnya sama penting dan untuk atribut yang sama selalu bernilai satu, samapai dengan 9 sembilan yang menggambarkan suatu atribut ekstrim penting
terhadap atribut lainnya. Pada Tabel 2. disajikan skala angka Saaty beserta defenisi dan penjelasannya.
Tabel 2. Skala Banding Berpasangan
Intensitas Defenisi
Keterangan Pentingnya
1 sama penting
Dua aktivitas memberikan kontribusi yang
sama kepada tujuan 3
Perbedaan penting yang lemah Pengalaman dan selera sedikit
menyebabkan antara yang satu terhadap yang
lain satu lebih disukai dari pada yang
lain 5
Sifat lebih pentingnya kuat Pengalaman dan selera sangat
menyebabkan penilaian yang satu lebih dari yang
lain, yang satu lebih disukai dari yang
lain 7
Menunjukan sifat sangat penting Aktivitas yang satu sangat disukai
dibandingkan dengan yang lain, dominasinya tampak dalam
kenyataan 9
Ekstrim penting Bukti bahwa yang antara yang satu
lebih disukai dari pada yang lain menunjukan
kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai
2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua pilihan
Diperlukan kesepakatan kompromi
Sumber : Skala Perbandingan Saaty 1983
2.11. Pembangunan Budidaya Perikanan Berkelanjutan