30
dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.
3.5. Kerangka Pemikiran Operasional
KPS Bogor memiliki dua alternatif dalam mengalokasikan susu segar yang diterima dari para anggotanya. Alternatif pertama adalah menampung kemudian
menyalurkannya ke IPS dalam bentuk susu dingin. Alternatif kedua adalah mengolahnya menjadi produk olah akhir berupa susu pasteurisasi. Dalam
menjalankan usaha pengembangan pengolahan susu segar menjadi susu pasteurisasi KPS Bogor menggunakan kontrak pemasaran dalam memasarkan
produk yang dihasilkan, kontrak pemasaran tersebut dilakukan dalam bentuk job order. Melalui sistem job order jumlah produksi susu pasteurisasi tergantung dari
jumlah pesanan order yang belum tentu sesuai dengan kapasitas mesin, tenaga kerja, supply bahan baku utama yaitu susu segar serta ketersediaan bahan baku
lainnya. Sistem job order diduga membuat KPS Bogor mengalami kerugian karena
penentuan kombinasi produksi ditentukan oleh distributor yang melakukan pemesanan tanpa melihat ketersediaan sumberdaya serta kapasitas yang dimiliki
KPS Bogor. Untuk menghindari kerugian tersebut KPS Bogor harus meminimalisasi
kerugian yang ditimbulkan akibat adanya job order dan membuat strategi pemasaran yang tepat dalam menjalankan usahanya.
Pemasaran merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu perusahaan. Oleh karena itu, salah satu strategi yang perlu dirumuskan perusahaan adalah
stategi pemasaran. Dalam upaya untuk menyusun strategi yang tepat bagi perusahaan, maka perlu dilakukan evaluasi mengenai kondisi internal dan
eksternal perusahaan. Evaluasi mengenai kondisi internal perusahaan dilakukan dengan
menganalisis kondisi pasar dan permintaan, produksi operasi, keuangan dan akuntansi, serta sumberdaya manusia di perusahaan. Sedangkan evaluasi
mengenai kondisi eksternal perusahaan dilakukan dengan menganalisis PEST
31
yang berpengaruh terhadap strategi pemasaran susu pasteurisasi, serta menganalisis kondisi persaingan industri.
Proses formulasi strategi dimulai dengan tahapan meringkas input informasi dasar yang diperlukan dalam merumuskan strategi meliputi identifikasi
faktor internal dan eksternal dengan menggunakan analisis IFE dan EFE. Selanjutnya tahap pencocokan yang memfokuskan pada menghasilkan strategi
alternatif yang layak dengan memadukan faktor internal dan eksternal, salah satunya dengan menggunakan analisis IE dan SWOT, sedangkan tahap akhir
adalah tahap keputusan yaitu tahap memutuskan untuk memilih strategi dengan menggunakan analisis QSPM. Dengan demikian formulasi strategi dilakukan
untuk mendapatkan rekomendasi strategi yangn paling cocok untuk dapat dilaksanakan. Alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 5.
32
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
Pemasaran Susu Pasteurisasi di KPS Bogor
Matriks IFE Matriks EFE
· Matriks IE · Matriks SWOT
Analisis Lingkungan Internal ·
Manajemen ·
Pemasaran ·
Keuangan Akuntansi ·
Produksi Operasi ·
Penelitian dan Pengembangan Analisis Lingkungan Eksternal
· Ekonomi
· Sosial, Budaya, Demografi Lingkungan
· Politik, Pemerintah, Hukum
· Teknologi
· Ancaman masuknya pendatang baru IPS.
· Tingkat persaingan antara industri sejenis
· Kekuatan tawar menawar pemasok
· Kekuatan tawar-menawar pembeli
· Ancaman produk subsitusi
QSPM
Strategi Pemasaran Terbaik Sistem Pemasaran Kontrak job order
Dampak Positif menjamin continuitas produksi dan
meminimalisir produk yang tidak laku terjual
Dampak Negatif Menimbulkan ketergantungan
pemasaran kepada pesanan
33
BAB
IV METODE PENELITIAN 4.1.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Produksi Susu KPS Bogor yang terletak di Jalan Baru Kedung Badak, Bogor Utara. Pemilihan lokasi dilakukan
secara sengaja dengan dasar pertimbangan bahwa KPS Bogor bergerak pada bidang peternakan yang sesuai jurusan peneliti yaitu pada program agribisnis.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010.
4.2.Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer merupakan
data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan observasi, penyebaran kuisioner dan wawancara dengan pihak perusahaan serta dengan
pihak luar seperti para pesaing dan konsumen dari perusahaan. Data sekunder merupakan data yang dipakai untuk menunjang data primer. Data sekunder
diperoleh dari penelusuran melalui literatur-literatur, seperti data yang dimiliki oleh pihak perusahaan, bahan pustaka, serta dari lembaga pemerintah yang terkait.
4.3. Teknik Penentuan Responden