Pengolahan Susu cooling Unit

62 Standar suhu susu di KPS Bogor adalah 27°C Total Solid merupakan total padatan kadar lemak ditambah solid non fat yang merupakan salah satu penentu harga susu yang dikirim ke IPS. Added water penambahan air merupakan salah satu faktor untuk mengetahui apakah susu mengalami pemalsuan yaitu dengan menambahkan susu dengan air. Penambahan air dilakukan untuk meningkatkan volume susu yang dijual. Freeze point titik beku susu sangat penting untuk mengetahui adanya pemalsuan yaitu karena penambahan air, santan atau lemak meskipun dalam jumlah yang sedikit saja. Penambahan air, santan ataupun lemak dapat mengubah titik beku susu. Conductivity adalah salah satu faktor untuk mengetahui apakah ada pemalsuan pada susu misalnya dengan penambahan karbonat. Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui kadar keasaman susu. Standar pH yang ditetapkan di KPS adalah 6,6-6,8. apabila pH susu berada di bawah 6,6 maka diduga susu tersebut berasal dari sapi yang mempunyai penyakit masitis karena aktivitas mikroba yang tinggi menyebabkan pengasaman pada susu sedangkan apabila pH susu di atas 7 diduga susu telah mengalami pemalsuan yaitu dengan penambahan bahan-bahan tertentu ke dalam susu.

3. Pengolahan Susu cooling Unit

Susu diperiksa kualitasnya ditiap-tiap TPK, susu segera dibawa ke TPS KPS untuk menjalani proses pendinginan di Cooling unit. Di KPS pertama susu dari fuso ditampung di dump, dimana terdapat proses penyaringan. Dump tersebut terdiri dari dua susunan bak penampung bertingkat, dump pertama berkapasitas ±250 liter dan dump kedua berkapasitas ±350 liter. Dump berfungsi sebagai pengatur aliran susu menuju cooling unit, yang dioperasikan dengan menggerakan tuas pada alat tersebut untuk menutup dan membuka saluran susu pipa menuju cooling unit. Setelah ditampung dan disaring di dump, maka susu dialirkan menuju plat pendingin pertama, fungsi dari alat ini adalah menurunkan temperatur suhu. Pada bagian dalam plat pendingin terdapat ruang-ruang tipis seperti lembaran-lembaran buku yang setiap ruang kosong tersebut dialiri oleh susu dan air dingin secara berselingan. Aliran susu dari dump masuk ke dalam plat pendingin akan didinginkan oleh air es yang berasal dari ice bank. Mulanya susu 63 yang dibawa ke koperasi memiliki temperatur rata-rata 27ºC, susu yang telah dilalui plat pendingain pertama akan bersuhu 8ºC dan di tampung sementara di tangki penampung. Air es yang telah mendinginkan susu akan kembali menuju ice bank. Kemudian terdapat proses penyaringan kembali sebelum masuk kedalam plat pendingin yang kedua. Plat pendingin kedua berfungsi sama halnya dengan plat pendingin pertama, yaitu untuk menurunkan temperatur susu. Susu yang telah melalui plat pendingin kedua akan bertemperatur 4ºC. Setelah susu bertemperatur ± 4ºC, susu dialirkan menuju mobil fuso untuk pengiriman susu ke IPS Jakarta. Sebagian susu ditampung di cooling penampungan, hal ini dimaksudkan untuk mengatur laju aliran susu juga karena sebagian ± 5 susu akan dipasarkan kepada konsumen eceran kios agen, sedangkan sebagian lagi ± 20 susu akan diolah menjadi pasteurisasi oleh KPS Bogor. sekitar pukul 09.00 truk fuso akan segera berangkat ke IPS, dan pengiriman sore hari pada pukul 19.00, selain di pusat KPS Bogor juga memiliki beberapa tempat untuk menangani susu didaerah. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas susu agar tetap baik, karena volume produksi susu yang tinggi dan waktu penanganan susu yang harus cepat. Oleh karena itu didirikannya tempat penanganan susu untuk membagi aktifitas kerja di pusat ke daerah. Penanganan susu didaerah pada prinsipnya sama dengan penangan susu di pusat, yaitu dengan menjaga temperatur susu sekitar 4ºC dengan menggunakan cooling unit.

4. CIP Clean In Place