Pengambilan susu di Tempat Pelayanan Koperasi TPK Pengawasan Kualitas

59

1. Pengambilan susu di Tempat Pelayanan Koperasi TPK

Pengambilan susu di tiap-tiap TPK dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu pada pukul 05.00 dan 16.00 dengan menggunakan fuso. Sebelum susu diangkut ke koperasi, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan kualitas organoleptik, alkohol 70 , berat jenis, temperatur dll oleh tester. Susu yang telah diperiksa kualitasnya, kemudian ditimbang diukur volumenya dengan menggunakan literan. Setelah pengukuran volume susu, maka susu disaring dan dimasukan kedalam fuso, jumlah susu yang disetorkan oleh setiap peternak dicatat oleh petugas TPK pada laporan produksi tiap TPK dan kartu pengiriman susu. Laporan produksi tiap TPK digunakan untuk pendataan di koperasi guna pencatatan setoran susu para peternak tiap TPK, yang kemudian berguna untuk pembayaran susu kepada peternak yang dilaksanakan setiap 10 hari sekali.

2. Pengawasan Kualitas

KPS Bogor selalu menguju kualitas susu yang disetorkan oleh peternak anggota, hal ini dilakukan untuk terus menjaga dan mempertahankan kualitas dari susu yang dihasilkan. Pengawasan kualitas dilakukan di TPK, dimana peternak menyetorkan susunya, dan apabila diduga terjadi indikasi pemalsuan terhadap susu maka dilakukan test kedua yang dilaksanakan di lab dengan menggunakan lactoscan untuk menguji kualitas susu tersebut. Selain pelaksanaan pengujian pada susu yang disetorkan peternak, kualitas susu juga dipengaruhi oleh kebersihan dari pada alat-alat pengelolahan susu. Oleh karena itu, KPS Bogor memiliki alat yang dipergunakan untuk menjaga kebersihan dari alat pengolahan susu yang disebut Clean In Place CIP. Adapun test kualitas susu yang ada di KPS Bogor antara lain : a. Uji Organoleptik Uji organoleptik merupakan uji dengan menggunakan panca indera sebagai media uji. Pengujian ini meliputi bau, warna dan rasa susu. apabila pengujian organoleptik pada susu dari peternak tidak memenuhi persyaratan atau kemungkinan adanya indikasi pemalsuan maka susu akan diambil sampel dan di uji dilaboratorium KPS Bogor. pengujian terhadap rasa susu dilakukan dengan mencicipi susu dimana pengujian organoleptik tersebut dilakukan tester yang 60 sudah ada di TPK. Para peternak yang susunya tidak memenuhi persyaratan akan diberi surat peringantan. b. Uji Alkohol 70. Pengujian dengan menggunakan alkohol dilakukan dengan menggunakan alat gun test yang telah diisi dengan alkohol 70 untuk mengetahui apakah protein pada susu tersebut telah terdenaturasi pecah atau tidak. Prinsip uji alkohol pada susu adalah menambah alkohol 70 kedalam susu dengan perbandingan 1:1. Susu yang hasilnya bagus menunjukan alkohol negatif berarti protein pada susu belum pecah. Begitu juga sebaliknya, susu dikatakan positif apabila proteinnya sudah pecah dan susu mengalami penggumpalan. c. Uji Berat Jenis Pengujian berat jenis bertujuan untuk mengetahui nilai susu dalam kaitannya dengan tingkat kemurnian susu. apabila berat jenis susu dibawah standar menunjukan bahwa susu tersebut tidak murni atau ada penambahan zat tertentu. Pengujian ini menggunakan alat yang disebut lactodecimeter. Prinsip kerja alat ini adalah mengacu pada hukum archimedes yang menyatakan bahwa setiap benda yang dimasukan kedalam benda cair maka benda tersebut akan mendapat tekanan keatas sebesar berat cair yang dipindahnya. Apabila susu semakin encer maka lactodecimeter akan lebih masuk ke dalam susu. d. Termometer Pengujian temperatur dilakukan dengan menggunakan temperatur dengan cara mencelupkan alat tersebut kedalam susu. Susu suhu sangat berhubungan dengan aktivitas mikroba. Suhu pada susu sangat dijaga agar tidak sampai suhu kamar karena pada kondisi tersebut adalah penumbuhan optimum pada mikroba. Hal ini menyebabkan kualitas susu dapat menurun karena aktivitas mikroba tersebut. Standar suhu susu di KPS Bogor adalah 27°C e. Resazurine Test Mutu mikrobiologi pada susu ditentukan oleh jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat dalam susu. Mutu mikrobiologis ini akan menentukan ketahanan simpan dari susu tersebut ditinjau dari kerusakan oleh mikroorganisme dan keamanan susu dari mikroorganisme ditentukan oleh jumlah spesies patogenik yang terdapat dalam susu tersebut. 61 Pengujian resazurin yang dilakuan KPS Bogor dengan melarutkan 1 ml metylene blue ke dalam 10 ml susu di dalam tabung reaksi kemudian diinkubasi di dalam water bath dengan suhu 37 C selama 30 menit dan jika tidak terjadi perubahan akan dilanjutkan menjadi 60 menit. Ada parameter warna yang menentukan jumlah bakteri dalam susu mulai dari biru sampai putih. Tabel 15. Klasifikasi Resazurine Test di KPS Bogor No Klasifikasi Warna Jumlah Baktericc Keterangan 1. Biru Metil 500.000 Sangat Baik 2. Biru 500.000 sd 2.000.000 Baik 3. Merah 2.000.000 sd 8.000.000 Buruk 4. Putih 8.000.000 Sangat Buruk Sumber : KPS Bogor, 2010 f. Lactoscan Pengujian dengan menggunakan lactoscan sangat praktis dan cepat. Alat ini dilengkapi dengan sensor yang dapat mengidentifikasi atau menganalisis jumlah kandungan pada susu secara otomatis. Cara kerjanya adalah dengan mengambil sampel susu yang sudah diaduk terlebih dahulu dan kemudian diletakkan pada bagian sensorik lactoscan. Adapun tujuan dari pengadukan susu sebelum diukur adalah agar padatan yang terkandung tercampur dengan sempurna dan tidak ada yang mengendap baik padatan yang berupa lemak maupun non lemak sehingga hasil yang didapat merupakan hasil yang optimal. Lactoscan adalah instrumen yang dapat mengukur kandungan dalam susu. Selain kadar lemak, lactoscan dapat mengukur Solid non Fat SNF, density berat jenis, solids, protein, penambahan air, temperatur, freeze point titik beku, pH berat jenis dan conductivity. solid non fat SNF atau total padatan tanpa lemak adalah semua komponen penyusun susu seperti laktosa, protein, mineral dan vitamin dikurangi dengan kadar lemak. Berat jenis dipengaruhi oleh total solid dan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam penilaian susu. Pengukuran berat jenis merupakan salah satu alternatif untuk mengetahui adanya pemalsuan susu yang mengakibatkan penurunan kualitas susu. Standar berat jenis yang ditetapkan di KPS Bogor adalah 1,0260. 62 Standar suhu susu di KPS Bogor adalah 27°C Total Solid merupakan total padatan kadar lemak ditambah solid non fat yang merupakan salah satu penentu harga susu yang dikirim ke IPS. Added water penambahan air merupakan salah satu faktor untuk mengetahui apakah susu mengalami pemalsuan yaitu dengan menambahkan susu dengan air. Penambahan air dilakukan untuk meningkatkan volume susu yang dijual. Freeze point titik beku susu sangat penting untuk mengetahui adanya pemalsuan yaitu karena penambahan air, santan atau lemak meskipun dalam jumlah yang sedikit saja. Penambahan air, santan ataupun lemak dapat mengubah titik beku susu. Conductivity adalah salah satu faktor untuk mengetahui apakah ada pemalsuan pada susu misalnya dengan penambahan karbonat. Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui kadar keasaman susu. Standar pH yang ditetapkan di KPS adalah 6,6-6,8. apabila pH susu berada di bawah 6,6 maka diduga susu tersebut berasal dari sapi yang mempunyai penyakit masitis karena aktivitas mikroba yang tinggi menyebabkan pengasaman pada susu sedangkan apabila pH susu di atas 7 diduga susu telah mengalami pemalsuan yaitu dengan penambahan bahan-bahan tertentu ke dalam susu.

3. Pengolahan Susu cooling Unit