93
fermentase prebiotik sangat banyak beredar dipasaran dengan berbagai rasa variasi rasa buah sehingga secara umum juga dapat menjadi ancaman bagi KPS
Bogor. Beberapa perusahaan yang diidentifikasi memproduksi susu fermentase prebiotik antara lain PT Yakult Indonesia dengan produk komersil yakult, PT
Pola Sehat Indonesia dengan merk produk Vitacharm, PT Orang Tua dengan merk produk Vita milk dan Milkkuat. Produk susu fermentasi prebiotik memiliki
fungsi dan kegunaan yang sama dengan produk susu pasteurisasi, sehingga besar jumlah produk substitusi menjadi ancaman besar terhadap perkembangan
pemasaran produk pasteurisasi tersebut. Identifikasi lingkungan eksternal digunakan untuk menentukan peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam memasarkan produk Bogor Milk. Identifikasi faktor-faktor eksternal perusahaan dilakukan dengan wawancara
dengan pihak manajemen perusahaan dan mencari informasi pendukung dari data-data instansi terkait seperti BPS, majalah dan internet.
6.3. Matrik Internal Factor Evaluation Matrik IFE
Analisis lingkungan internal ini dilakukan melalui identifikasi faktor internal perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Setelah diidentifikasi, maka dilanjutkan dengan memberikan pembobotan dan rating. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode paired comparison
pada faktor-faktor kunci internal sehingga diperoleh bobot dari masing-masing faktor. Pemberian rating untuk menunjukkan apakah faktor-faktor tersebut
merupakan kekuatan yang besar atau yang kecil bagi perusahaan. Hasil pemberian bobot dan rating dan faktor-faktor internal pemasran susu pasteurisasi
KPS Bogor dapat dilihat pada Tabel 19.
94
Tabel 19. Matrik IFE KPS Bogor Tahun 2010
Faktor-faktor Strategis Internal Bobot
Rating Skor
Kekuatan
Kualitas produk yang baik 0,121
4,000 0,482
SDM yang berkualitas 0,113
4,000 0,452
Saluran distribusi yang jelas dan pasti 0,100
4,000 0,400
Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing 0,085
3,667 0,313
Citra rasa produk yang beragam 0,093
3,333 0,310
Wilayah pemasaran yang terjangkau 0,093
3,000 0,279
Delivery Service Program 0,067
3,333 0,223
Kelemahan Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan
0,104 2,000
0,207 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif
0,107 1,333
0,143 Design produk kurang menarik
0,117 1,000
0,117 Total
1,000 29,667 2,927
Total skor berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Pada matriks IFE total skor di bawah 2,5 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki
kondisi internal yang lemah dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan, sedangkan jika di atas 2,5 maka menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki kondisi internal yang kuat dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan.
Berdasarkan penilaian responden terhadap faktor kunci internal perusahaan, didapatkan total skor rata-rata IFE adalah sebesar 2,927. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kondisi internal yang kuat dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan.
Dari Tabel 19, terdapat kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan yaitu kualitas produk yang baik dengan skor tertinggi sebesar 0,482. Skor
tersebut menunjukan bahwa KPS Bogor memiliki kekuatan utama yaitu kualitas produk susu pasteurisasi yang baik, dengan kualitas susu yang baik KPS Bogor
dapat meminimalisir kelemahan di KPS Bogor. Kualitas yang baik akan menimbulkan loyalitas terhadap konsumen karena konsumen akan tetap
mengkonsumsi susu pasteurisasi yang diproduksi KPS Bogor. KPS Bogor dalam melakukan produksi susu telah menggunakan mesin
pasteurisasi dan menggunakan bahan baku susu segar yang berkualitas baik
95
sehingga produk susu yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Hal ini didukung dengan adanya sertifikat dari BPOM dan MUI sebagai lembaga
sertifikasi, selain itu produk yang dihasilkan diproses dengan bahan baku yang digunakan berasal dari peternakan sendiri sehingga kesegaran bahan utama dapat
dijamin. Hal ini menjadi poin yang sangat mendukung dalam peningkatan penjualan susu pasteurisasi dari KPS Bogor.
Namun demikian walaupun KPS Bogor memproduksi susu pasteurisasi yang berkualitas baik tetapi KPS bogor belum bisa memasarkan dan
mempromosikan produknya secara baik, hal tersebut mengakibatkan KPS Bogor menggunakan sistem pemasaran dengan jobb order dengan tujuan menjamin
countinuitas pemasaran dan untuk meminimalisasi kerugian pemasaran produk akibat belum menguasai pasar.
Kekuatan kedua yang dimiliki KPS Bogor adalah SDM yang berkualitas. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 21 dengan skor 0,452, skor ini menunjukan
bahwa kualitas SDM merupakan kekuatan kedua di KPS Bogor. Hal tersebut berkolerasi positif dengan kekuatan pertama KPS Bogor yaitu menghasilkan
produk yang berkualitas. KPS Bogor memiliki SDM yang dapat menghasilkan produk susu pasteurisasi yang baik dan berkualitas, tetapi SDM yang ada sampai
saat ini hanya handal dibidang produksi susu pasteurisasi. Hal tersebut menyebabkan KPS Bogor harus menggunakan sistem job order dalam sistem
pemasaran produknya untuk menjamin kontinuitas pemasarannya. Kekuatan ketiga yang dimiliki KPS Bogor adalah saluran distribusi yang
jelas dan pasti. Sampai saat ini, KPS Bogor telah bekerja sama dengan 3 buah perusahaan swasta untuk suplai hasil produksi mereka dengan sistem penjualan
kontrak atau job order setiap harinya. Dengan sistem job order, KPS Bogor telah memiliki pelanggan rutin disamping sistem pemasaran secara eceran.
Dalam strategi pemasaran terdapat empat strategi yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan pemasaran dan penjulan yang baik terhadap
produk yang dihasilkan. Keempat strategi tersebut diantaranya : product produk, price harga, place distribusi, dan, promotion promosi. KPS Bogor setidaknya
telah menjalankan strategi pemasaran tersebut. Kualitas produk susu yang baik, dan harga jual produk yang murah dirasakan belum cukup bagi KPS Bogor
96
untuk berhasil dalam memasarkan produk mereka. Selain itu harus didukung juga dengan strategi distribusi yang baik. Strategi distribusi yang dilakukan KPS
Bogor adalah dengan job order. Job order dilakukan oleh KPS Bogor bertujuan untuk menjamin
countinuitas produk susu pasteurisasi karena dengan job order KPS Bogor memiliki pasar yang pasti dan dapat meminimalisir resiko akibat produk yang
tidak terjual selain itu job order merupakan salah satu sistem pemasaran yang tepat untuk diambil akibat KPS Bogor yang belum menguasai pasar.
Selain itu kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah ketergantungan jumlah produksi susu pasteurisasi dengan skor 0,207, skor ini
menunjukan bahwa ketergantungan jumlah produksi susu pasteurisasi kepada pelanggan merupakan kelemahan yang paling besar dibandingkan kelemahan lain
yang ada di KPS Bogor seperti design produk yang kurang menarik dan kegiatan promosi yang kurang efektif.
Sistem job order yang dilakukan KPS Bogor menimbulkan ketergantungan jumlah produksi kepada konsumen. Hal ini memberikan sisi
negative kepada KPS Bogor karena KPS Bogor tidak bisa memproduksi dan memasarkan susu pasteurisasi secara maksimal sesuai kapasitas yang dimilik
Kelemahan utama di KPS bogor ini dapat diminimalisir dengan adanya kekuatan yang ada di KPS Bogor seperti kualitas produk yang baik dan SDM
yang berkualitas. Kualitas produk yang baik harus bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh KPS Bogor untuk memasarkan produk susu pasteurisasi kepada
masyarakat, hal tersebut juga didukung oleh SDM yang berkualitas. Dengan kualitas produk dan SDM yang berkualitas dapat menjadi kekuatan untuk
meminimalisir kelemahan tersebut Kelemahan ke dua yang dihadapi KPS Bogor adalah kegiatan promosi
penjualan yang kurang efektif dengan skor 0,143. Hal ini terjadi karena KPS Bogor belum mengenguasai pasar dan modal dana yang dimiliki untuk melakukan
promosi masih sangat terbatas. Kegiatan promosi yang kurang efektif di KPS Bogor dapat diminimalisir dengan job order. Dengan job order biaya promosi
akan lebih murah dan jumlah produk yang dipasarkan akan lebih pasti dan jelas.
97
Job order sampai saat ini menjadi sistem pemasaran yang pilih oleh KPS Bogor karena dinilai lebih menguntungkan KPS Bogor dibandingakan dengan
melakukan sistem pemasaran biasa. Dengan job order sistem pemasaran menjadi lebih jelas karena memiliki pasar yang pasti selain itu biaya promosi susu
pasteurisasi bisa lebih terjangkau. Kelemahan ke tiga adalah design produk yang kurang menarik dengan
skor sebesar 0,117. Produk yang dihasilkan oleh KPS Bogor hanya sebatas susu pasteurisasi dengan lima macam rasa yag dikemas dalam kemasan cup yang tidak
menarik, hanya diberi label merk pada bagian depan cup sedangkan informasi lain mengenai kandungan gizi, tanggal produksi dan tempat produksi dan informasi
mengenai rasa tidak tercantum dalam kemasan tersebut. Kurangnya diversivikasi produk ini juga dilatar belakangi oleh terbatasnya modal yang ada di KPS Bogor.
Kelemahan tersebut dapat diminimalisasi dengan job order karena pihak KPS Bogor tidak perlu mengikuti seleraa konsumen akhir, KPS Bogor hanya menjual
kepada pihak retailer dalam jumlah yang besar.
6.4. Matrix External Faktor Evalution Matriks EFE