Keuangan Produksi dan Operasi

82 diikuti oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dan akan melakukan promosi dengan membuat pamflet yang disebar di setiap sekolah atau pabrik. Rendahnya promosi yang dilakukan KPS Bogor dan semakin gencarnya promosi produk- produk pesaing melalui iklan media elektronik maupun media massa, menyebabkan produk susu pasteurisasi belum banyak dikenal oleh masyarakat. Tingginya biaya ataupun pemasangan iklan terutama media elektronik menyebabkan KPS Bogor belum melakukan promosi melalui media elektronik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak KPS Bogor, sebelumnya sudah pernah ada salah satu televisi swasta yang meliput proses produksi susu pasteurisasi dan menayangkan acara tersebut. Akan tetapi, promosi tersebut tidak memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan usaha susu pasteurisasi. Secara umum kegiatan promosi penjualan susu pasteurisasi di KPS Bogor lebih menekankan promosi dengan mengandalkan citra produk yang beragam, sehat dan bergizi untuk menari konsumen. Saat ini promosi tetap dilaksanakan tetapi dengan alat promosi yang terbatas jangkauannya karena belum menggunalan alat media, baik media massa maupun media elektronik karena adanya keterbatasan dana, namun pemamfaatan fasilitas yang sudah ada dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mempromosikan produk. Fasilitas yang disediakan oleh KPS Bogor berupa modem dan komputer adalah sarana yang sangat mendukung dalam promosi tersebut. Penggunaan media elektronik seperti internet cukup efektive dirasakan dalam kegiatan promosi produk susu pasteurisasi, hal ini dapat membantu karena dengan adanya kemajuan teknologi terutama dibidang komunikasi dan informasi menyebabkan meningkatnya jumlah pemakai dari tahun ke tahun yaitu meningkat dari 110.000 orang pemakai pada tahun 1996 menjadi 25.000.000 orang pemakai pada tahun 2007. Minimnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan kelemahan yang harus diminimalkan.

6.1.3. Keuangan

83 Keuangan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap usaha, begitu juga dengan KPS Bogor. Berdasarkan wawancara dengan manajer KPS Bogor kondisi keuangan cukup baik karena menggunkan modal sendiri dan tidak memiliki beban hutang. Sumber dana dan permodalan awal KPS Bogor berasal dari dana koperasi peternak yang merupakan anggota koperasi. Selanjutnya sumber dana juga bertambah dari hasil perputaran kas penjualan susu pasteurisasi dan susu segar. Unit Pengolahan susu pasteurisasi melakukan pencatatan keuangan dengan sederhana, yaitu secara garis besar mengenai penerimaan dan pengeluaran saja, belum menerapkan sistem akutansi penyimpanan data dalam komputer. Hal ini merupakan faktor kelemahan karena dengan adanya sistem akutansi yang terkomputerisasi dapat dilakukan penilaian terhadap kinerja usaha dengan lebih tepat. Informasi yang dihaslikan berupa laporan keuangan dapat berguna bagi Unit Pengolahan untuk mengajukan kredit kepada lembaga keuangan.

6.1.4. Produksi dan Operasi

Proses produksi produk susu pasteurisasi dimulai dari pengadaan bahan baku hingga menghasilkan produk siap dipasarkan yang dikemas dalam bentuk cup. Produk yang dihasilkan oleh KPS Bogor terdiri dari susu pasteurisasi, dan susu segar. Produk susu pasterurisasi yang dihasilkan memiliki beberapa rasa diantaranya yaitu, rasa anggur, rasa strawberi, rasa durian, alpukat, cokelat dan rasa tawar. Produk susu pasteurisasi memiliki kelebihan dan keunggulan yaitu sudah mendapat registrasi dari Dinas Perindustrian dengan nomor registrasi No. 09.3203.0011474 serta sertifikat halal dengan nomor 01041028022103. Susu murni merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan susu pasteurisasi. Susu murni tersebut berasal dari unit peternakan sendiri sehingga kualitas susu dapat terjaga dengan baik, selain itu susu juga berasal dari peternak sapi lainnya yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di sekitar daerah Bogor. Bahan baku pembantu seperti gula dan asen rasa didapat dari pedagang lokal, sedangkan air yang juga merupakan bahan baku diperoleh dari air PAM. 84 Faktor produksi dalam penilaian analisis internal perusahaan merupakan kekuatan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor lainnya seperti produk yang dihasilkan dengan kualitas baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

6.1.5. Penelitian dan Pengembangan