Matrix External Faktor Evalution Matriks EFE

97 Job order sampai saat ini menjadi sistem pemasaran yang pilih oleh KPS Bogor karena dinilai lebih menguntungkan KPS Bogor dibandingakan dengan melakukan sistem pemasaran biasa. Dengan job order sistem pemasaran menjadi lebih jelas karena memiliki pasar yang pasti selain itu biaya promosi susu pasteurisasi bisa lebih terjangkau. Kelemahan ke tiga adalah design produk yang kurang menarik dengan skor sebesar 0,117. Produk yang dihasilkan oleh KPS Bogor hanya sebatas susu pasteurisasi dengan lima macam rasa yag dikemas dalam kemasan cup yang tidak menarik, hanya diberi label merk pada bagian depan cup sedangkan informasi lain mengenai kandungan gizi, tanggal produksi dan tempat produksi dan informasi mengenai rasa tidak tercantum dalam kemasan tersebut. Kurangnya diversivikasi produk ini juga dilatar belakangi oleh terbatasnya modal yang ada di KPS Bogor. Kelemahan tersebut dapat diminimalisasi dengan job order karena pihak KPS Bogor tidak perlu mengikuti seleraa konsumen akhir, KPS Bogor hanya menjual kepada pihak retailer dalam jumlah yang besar.

6.4. Matrix External Faktor Evalution Matriks EFE

Analisis matrik EFE merupakan hasil identifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang berpengaruh. Pembobotan didasarkan pada tingkat kepentingan dari faktor-faktor eksternal tersebut terhadap perusahaan dengan munggunakan metode ‘’Pair Comparison’’ pemberian rating untuk mununjukkan apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang besar atau kecil bagi perusahaan. Hasil pemberian bobot dan rating dari faktor-faktor eksternal KPS Bogor dilihat pada tabel 20. 98 Tabel 20. Matrik EFE KPS Bogor Tahun 2010 Faktor-Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Peluang Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas 0,125 3,667 0,457 Loyalitas konsumen 0,141 3,000 0,422 Kemajuan teknologi 0,091 4,000 0,363 Tren gaya hidup sehat 0,113 3,000 0,340 Penurunan harga BBM 0,079 3,667 0,291 Ancaman Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0 0,116 3,333 0,347 Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi 0,127 3,000 0,339 Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif 0,102 2,667 0,204 Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi 0,107 2,000 0,178 Total 1,000 28,333 2,940 Pada matriks EFE skor 4,000 menunjukkan bahwa perusahaan telah merespon dan memanfaatkan dengan sangat baik peluang-peluang yang ada untuk menghadapi ancaman-ancaman usaha. Skor 3,000 perusahaan telah merespon dan memanfaatkan dengan baik peluang yang ada untuk menghadapi ancaman usaha. Skor 2,000 perusahaan merespon dan memanfaatkan dengan lemah peluang yang ada untuk menghadapi ancaman usaha, dan skor 1,000 perusahaan merespon dan memanfaatkan dengan sangat lemah peluang yang ada untuk menghadapi ancaman usaha. Berdasarkan hasil perhitungan dengan mengunakan matrik EFE , pada tabel 20, diperoleh jumlah skor rata-rata untuk faktor kunci eksternal adalah sebesar 2,940. Hal ini menunjukkan bahwa KPS Bogor merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman dengan baik. Peluang yang paling besar yang dimiliki KPS Bogor adalah pangsa pasar yang masih luas dengan total skor 0,457, skor tersebut menunjukan bahwa pangsa pasar merupakan kekuatan utama yang dimiliki KPS Bogor. Peluang pasar yang masih luas tersebut dapat digunakan untuk meminimalisisr ancaman yang ada. Peluang pasar yang luas disebabkan karena adanya pertumbuhan jumlah penduduk serta adanya perubahan gaya hidup masyarakat mengkonsumsi produk susu. Pangsa pasar susu yang luas seharusnya dalam menjadi peluang utama 99 bagi KPS Bogor dalam memasarkan produknya, tetapi hal tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik dan maksimal oleh KPS Bogor karena KPS Bogor belum menguasai pasar. Untuk meminimalisasi kerugian akibat hal tersebut KPS bogor memanfaatkan pangsa pasar yang dengan menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai perusahaan konsumen dalam bentuk job order. Tetapi hal tersebut juga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh KPS Bogor, hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan susu yang bergerak dibidang yang sama sehingga dapat menimbulkan persaingan yang kompetitif antar perusahaan susu dalam menyuplai produknya. Peluang lain yang cukup besar yang dimiliki oleh perusahaan adalah loyalitas konsumen. Loyalias konsumen memberikan peluang yang besar pada susu pasteurisasi di KPS Bogor karena dengan loyalitas konsumen yang sudah ada tidak akan beralih ke merek lain karena sudah percaya kepada kualitas susu pasteurisasi KPS bogor. Untuk itu KPS Bogor harus tetap menjaga kualitas produk susu pasteurisasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Salah satu cara KPS Bogor memanfaatkan peluang tersebut adalah dengan job order. Sistem pemasaran dengan sistem job order yang dilakukan oleh perusahaan menunjukan bahwa KPS Bogor sudah memiliki pelanggan tetap dan image yang baik dimata pelanggan sehingga pelanggan tersebut mau membeli produk KPS Bogor dalam jumlah yang besar dalam jangka waktu yang lama. Kekhawatiran banyaknya pesaing juga dapat diminimalisasi dengan adanya loyalitas tersebut karena dengan adanya loyalitas konsumen tidak akan mudah beralih kepada pesaing. Kemajuan teknologi juga menjadi peluang bagi KPS Bogor. Dengan kemajuan teknologi proses pemasaran dan proses produksi akan semakin cepat dan efektif. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan job order. Dalam hal ini job order bersisi positif terhadap distribusi yang dilakukan, dengan kemajuan teknologi tersebut proses pemesanan produk menjadi lebih cepat seperti pemesanan melalui internet. Dengan adanya akses internet yang digunakan KPS Bogor tidak kalah bersaing dengan para pesaing di industri pengolahan susu untuk cepat dan sigap dalam menerima atau memberi informasi tentang pemesanan susu pasteurisasi kepada perusahaan perantara. 100 Tren gaya hidup sehat menjadi peluang bagi pemasaran susu pasteurisasi, dengan adanya tren tersebut dan dengan semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat akan semakin terpacu untuk membiasakan diri hidup sehat dengan minum susu. Hal tersebut bersisi positif terhadap job order yang dilakukan KPS Bogor. Pabrik-pabrik akan mulai membiasakan para karyawannya untuk hidup sehat dengan rutin minum susu. Hal tersebut membuka peluang pada KPS Bogor untuk menjalin hubungan kerjasama untuk memasarkan produk susu pasteurisasi tersebut ke pabrik- pabrik untuk dikonsumsi oleh para karyawan agar tetap sehat. Peluang-peluang tersebut dapat diraih oleh KPS Bogor dengan adanya kekuatan KPS Bogor seperti kualitas produk yuang baik, SDM yang berkualitas, harga jual produk yang lebih murah, dan delivery service programe. Dengan adanya hal tersebut KPS Bogor memiliki keunggulan untuk menarik pelanggan dan untuk menghadapi para pesaing. Selain itu strategi distribusi dengan job order juga dirasakan baik karena hal tersebut dapat menjamin pasar yang pasti dan menghemat biaya promosi di KPS Bogor. Penurunan harga bahan bakar minyak BBM yang terjadi di Indonesia jelas menimbulkan sisi positif bagi KPS Bogor. Hal tersebut juga bersisi pada sistem job order yang dilakukan oleh KPS Bogor, dengan turunnya harga BBM tersebut biaya distribusi susu pasteurisasi akan semakin rendah. Selain dari peluang yang dimiliki perusahaan terdapat juga ancaman. Ancaman terbesar yang dihadapi KPS Bogor adalah adanya kebijakan pemerintah mengenai tarif impor susu yang turun hingga 0 persen dengan skor sebesar 0,347, skor tersebut menunjukan bahwa kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor menjadi 0 persen merupakan ancaman terbesar yang ada di KPS Bogor. hal ini mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang susu olahan, hal itu juga mengakibatkan banyaknya produk diversifikasi dari susu yang menimbulkan semakin banyaknya produk substitusi dari susu. Secara tidak langsung dengan adanya kebijakan tersebut dapat memperburuk sistem pemasaran susu pasteurisasi ditambah lagi promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak efektif. Untuk meminimalkisasi hal tersebut KPS Bogor melakukan job order. Dengan job order yang dilakukan oleh KPS Bogor kebijakan pemerintah 101 tersebut tidak akan langsung bersisi kepada jumlah pemasaran susu pasteurisasi, dan kekuatan tawar menawar dari pembeli susu pasteurisasi akan melemah karena jumlah produk yang disalukan telah disepakati baik itu dari segi jumlah pemesanan maupun jangka waktu pemesanan yang sudah tertera didalam kontrak pemasaran. Untuk kedepannya KPS Bogor memiliki kesempatan untuk segera memperbaiki isi perjanjian job order dan menentukan strategi pemasaran apa yang tepat dilakukan oleh KPS Bogor untuk dapat meminimalisasi adanya sisi buruk yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah tersebut. Ancaman kedua adalah meningkatnya harga bahan baku susu pasteurisasi. Hal tersebut menjadi penting karena meningkatnya harga bahan baku tentu saja akan mempengaruhi biaya produksi dan margin yang akan di terima KPS Bogor. Dalam hal ini sistem pemasaran dengan job order yang dilakukan oleh KPS Bogor cenderung merugikan karena dengan adanya job order pihak KPS Bogor tidak bisa secepatnya merubah harga jual susu kepada konsumen. Namun job order tetap dipilih oleh KPS Bogor karena job order dinilai lebih banyak memberikan sisi positif seperti dapat meminimalisir kerugian akibat kerusakan produk yang tidak laku terjual, karena produk yang diproduksi sesuai pesanan. Tingkat persaingan antar IPS dan banyaknya produk substitusi dari susu juga menjadi ancaman di KPS Bogor. Saat ini banyak skali bermunculan produk olahan susu hal tersebut tentu saja mengagngu pemasaran susu pasteurisasi. Konsumen akan dihadapkan pada banyanya pilihan produk olahan susu. Sehingga KPS Bogor harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengikuti selera konsumen. Dalam hal ini job order dirasakan sebagai strategi yang tepat karena dengan job order variasi produk dan selera konsumen bukan menjadi prioritas utama.

6.5. Matrik Internal – Eksternal IE