40
4.4.3. Tahap Keputusan
Tahapan terakhir dari penyusunan strategi yaitu menentukan alternatif strategi yang paling baik atau strategi yang mempunyai prioritas terlebih dahulu
untuk dijalankan oleh perusahaan, yang dapat dianalisa dengan menggunakan matriks QSP diperoleh dari alternatif strategi yang layak dan direkomendasikan
melalui analisis SWOT dan matriks IE.
v Analisis Matriks Quantitative Strategic Planning QSPM
Setelah berhasil mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan harus mampu mengevaluasi dan kemudian memilih strategi terbaik yang paling
cocok dengan kondisi internal perusahaan serta situasi lingkungan eksternal. Untuk itu dapat digunakan matriks QSPM. Matriks ini secara sasaran menunjukan
strategi alternatif mana yang baik. Menurut David 2004 langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
matriks QSP : 1.
Membuat datar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan. Input datanya dari matriks IFE dan EFE yang dibuat terdahulu.
2. Memberi bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot ini
identik dengan yang dipakai dalam matriks EFE dan matriks IFE. 3.
Mengindentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT yang layak untuk diimplementasikan.
4. Menetapkan nilai daya tarik AS untuk masing-masing strategi alternatif
yang terpilih. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
5. Menghitung TAS Total Nilai Daya Tarik. TAS yang diperoleh dari
perkalian bobot dan Nilai Daya Tarik AS dalam setiap baris. TAS menunjukkan daya relatif dari setiap strategi alternatif, dengan
mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan kritis eksternal atau internal yang berdekatan.
6. Menghitung jumlah Total Nilai Daya Tarik dengan menjumlahkan TAS
dimasing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah Total Nilai Daya Tarik mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing
rangkaian alternatif. Matriks QSPM dapat dilihat pada tabel 12.
41
Tabel 12. Format Dasar QSPM
Faktor Utama Alternatif Strategi
Bobot Strategi 1
Strategi 2 Strategi 3
AS TAS
AS TAS
AS TAS
Faktor Internal Faktor Eksternal
Total
Sumber : David, 2006
42
BAB V GAMBARAN UMUM KPS BOGOR 5.1. Sejarah dan Perkembangan KPS Bogor
Bogor merupakan daerah yang cukup luas dan potensial dengan objek wisatanya, serta dikenal sebagai salah satu daerah penghasil sayur-mayur dan
buah-buahan di wilayah jawa Barat. Selain itu daerah Bogor juga cocok untuk
usaha pengembangan peternakan sapi perah.
Abad ke-17, bangsa asing mulai memperkenalkan peternakan sapi perah di Bogor. Sebagian pekerja di peternakan tersebut digunakan penduduk lokal Bogor.
Lama-kelamaan banyak pula pribumi yang memiliki sapi perah sendiri, sehingga akhirnya berkembang di Bogor, daerah yang kini terkenal sebagai salah satu
daerah sentral peternakan sapi perah di Indonesia, seiring dengan bertambahnya jumlah peternak, mulailah dirasakan pentingnya kebutuhan untuk mengkonsumsi
dan memasarkan produk susu yang dihasilkan. Walaupun banyak loper susu atau usaha swasta yang menampung susu, namun peternakan berada di posisi yang
lemah karena harga susu yang diterapkan oleh loper seringkali tidak memuaskan. Usaha peternakan sapi perah merupakan bisnis di bidang pertanian yang
dapat mendatangkan banyak keuntungan bagi pelakunya, sehingga banyak masyarakat yang memelihara sapi perah. Semakin meningkatnya jumlah peternak
sapi perah di wilayah bogor membuat produksi susu juga meningkat. Oleh karena itu beberapa peternak mengusulkan untuk membentuk koperasi yang diberi nama
Koperasi Produksi Susu KPS Bogor. Pada tanggal 24 Oktober 1970, 24 orang peternak sepakat untuk
bergabung dan membentuk sebuah koperasi susu. Koperasi tersebut di namakan Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan KPS Bogor. Pada periode 1979-
1984 KPS Bogor mulai berkembang cukup pesat setelah adanya penambahan populasi sapi perah yang berasal dari kredit program menteri koperasi. Selama
tahun 1979-1984 KPS Bogor telah menerima bantuan kredit sapi sebanyak 1.282 ekor yang dibagikan kepada para peternak sapi perah. Pada bulan Februari 1986
KPS Bogor telah mampu membuat sendiri pakan konsentrat atau pakan ternak sapi perah yang bernama KPS FEED. KPS Bogor sebelum mampu membuat