penanggulangan kemiskinan yang bersifat seragam tidaklah tepat. Kebijakan pengurangan kemiskinan perlu disesuaikan dengan karakteristik tipologi desa dan
tidak membuat ketergantungan penduduk miskin. Permasalahan yang ada adalah pada saat ini informasi mengenai faktor
penyebab dan karakteristik kemiskinan di wilayah pedesaan berdasarkan tipologi desa dan faktor penciri serta karakateristik kemiskinan rumahtangga di Kabupaten
Pandeglang belum tersedia. Informasi ini penting agar strategi yang dilakukan lebih efektif dan tepat sasaran. Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan
program yang terkait dengan penanganan kemiskinan khususnya di Kabupaten Pandeglang maka perlu dilakukan penelitian untuk mengekplorasi faktor
penyebab kemiskinan dan karakteristik desa miskin, faktor penciri dan karakteristik rumahtangga miskin serta memberikan rekomendasi strategi
penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan kerangka konsepsional dan empiris maka dirumuskan kerangka pikir penelitian seperti terlihat pada Gambar 5.
3.2 Teknik Analisis Kemiskinan Wilayah Desa
Beranjak dari tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka beberapa ukuran matematis yang terpilih diyakini mempunyai korelasi yang kuat terhadap
kemiskinan dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan tingkat kemiskinan di suatu wilayah dan kemiskinan rumahtangga. Selama ini belum ada metode
yang digunakan oleh BPS maupun pemerintah dalam menentukan wilayah desa miskin, yang telah ada adalah identifikasi desa tertinggal yang dilakukan pada
tahun 1993 yang masih memiliki berbagai kelemahan. Setelah diketahui hasil identifikasi desa tertinggal tahun 1993 dan oleh pemerintah digunakan sebagai
bahan acuan pemberian dana bergulir di tingkat desa, maka timbul gejolak.
Pemimpin lokal merasa hasil identifikasi tidak tepat karena mereka tidak diidentifikasi sebagai desa tertinggal. Selama ini analisis faktor penyebab dan
karakteristik kemiskinan wilayah desa yang telah dikaji masih bersifat umum dan belum memperhatikan spesifikasi desa.
Analisis mengenai faktor penyebab kemiskinan di wilayah pedesaan Kabupaten Pandeglang secara spesifik berdasarkan tipologi desanya sangat
diperlukan. Melalui analisis kemiskinan di wilayah pedesaan berdasarkan tipologi desa maka dapat diketahui strategi penanggulangan kemiskinan yang sesuai untuk
sasaran tertentu, titik masuk pengurangan kemiskinan, prioritas berdasarkan urgensi, keterbatasan sumberdaya dan rentang waktu intervensi.
Faktor penyebab kemiskinan wilayah pedesaan
di Kabupaten Pandeglang tentu akan beragam, berbeda dari satu wilayah ke wilayah lain,
bahkan dari satu waktu ke waktu yang lain. Ukuran ketertinggalan di tingkat desa tidaklah sensitif jika digunakan untuk ukuran rumahtangga miskin, hal ini
disebabkan karena kedekatan spasial antara desa-desa setempat dapat merancukan hasil analisis. Selain itu pendekatan ukuran kemiskinan desa lebih concern pada
sarana dan prasarana. Pengklasifikasian wilayah desa yang akan dianalisis adalah berdasarkan
tipologi desanya. Berdasarkan tinjauan pustaka bahwa belum ada keseragaman dalam penentuan tipologi desa. Namun terdapat kesamaan pandangan dalam
penentuan tipologi desa yaitu didasarkan pada kegiatan perekonomian, sumberdaya manusia dan keadaan geografi yang dimiliki desa tersebut. Kebijakan
dan perencanaan pembangunan desa dapat disesuaikan dengan tipologi desa apabila telah diketahui komponen utama dari aktivitas ekonomi, sumberdaya
manusia suatu desa. Pembangunan desa yang terfokus pada kegiatan ekonomi, sumberdaya dan geografi desa diharapkan dapat memberikan multiplier efek yang
luas, seperti perluasan lapangan kerja, investasi, pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya. Selain itu diharapkan akan terjadi keterkaitan ke belakang dan ke
depan backward dan forward linkages baik antar desa maupun antar desa dengan kota. Lebih lanjut diharapkan akan ada perbaikan kualitas hidup dan
kesejahteraan bagi masyarakat dan sekaligus dapat mengatasi kemiskinan yang ada di desa tersebut.
Setelah mempelajari berbagai tipologi yang ada dan ketersediaan variabel yang terdapat pada PODES 2005 di Kabupaten Pandeglang maka tipologi
yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan: 1. Jenis Usaha Penduduk
Jenis usaha diduga akan menyebabkan tingkat kemiskinan yang berbeda di suatu wilayah. Hal ini mengacu pada pendekatan untuk membangun tipologi
kemiskinan yang digunakan oleh SIDA yang menyatakan bahwa kemiskinan dapat didasarkan oleh pekerjaan. Jenis usaha wilayah desa yang digunakan
dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu usaha di bidang pertanian dan non pertanian. Wilayah desa dikatakan memiliki usaha dibidang pertanian apabila
sebagian besar penduduknya 70 persen adalah petani. 2. Letak Geografi
Letak geografi diduga akan menyebabkan tingkat kemiskinan yang berbeda di suatu wilayah. Hal ini mengacu pada pendekatan untuk membangun tipologi
kemiskinan yang digunakan oleh SIDA yang menyatakan bahwa kemiskinan dapat didasarkan oleh letak geografis. Letak geografis di wilayah desa yang
digunakan dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu daerah pesisir dan non pesisir.
3. Tingkat Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk diduga akan menyebabkan tingkat kemiskinan
yang berbeda di suatu wilayah. Hal ini mengacu pada pendekatan untuk membangun tipologi kemiskinan yang digunakan oleh IFAD yang
menyatakan bahwa kemiskinan dapat didasarkan oleh kepadatan penduduk. Tingkat kepadatan penduduk desa yang digunakan dalam penelitian ini dibagi
berdasarkan sebaran penduduk, yaitu wilayah dengan tingkat penduduk padat, sedang dan jarang.
Tahap selanjutnya adalah memilih variabel-variabel yang dianggap relevan untuk menjadi bahan pembentukan indikator dengan pertimbangan dari
hasil tinjauan pustaka yang dilakukan. Variabel-variabel tersebut diambil dari data PODES 2005. Setelah variabel-variabel tersebut dipilih kemudian dilakukan
analisis berdasarkan tipologi wilayah yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis komponen utama dan analisis faktor utama dilakukan untuk mereduksi variabel
dan mendapatkan faktor penyebab kemiskinan di suatu wilayah desa berdasarkan tipologi.
Hasil reduksi variabel dilanjutkan ke dalam analisis cluster. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengelompokkan desa menjadi dua kelompok yaitu:
desa miskin dan tidak miskin. Hasil dari analisis ini adalah akan dihasilkan desa miskin dan tidak miskin berdasarkan jenis usaha penduduknya, tingkat kepadatan
penduduknya dan berdasarkan letak geografisnya. Setelah desa miskin diketahui
langkah selanjutnya adalah melakukan analisis deskriptif untuk menguraikan karakteristik kemiskinan berdasarkan tipologi yang telah terbagi.
3.3 Teknik Analisis Kemiskinan Rumahtangga