Jenis-jenis Kemiskinan TINJAUAN PUSTAKA

income and assets untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti pangan, pakaian, perumahan, tingkat pendidikan dan kesehatan yang dapat diterima, yang semuanya berada dalam lingkup dimensi ekonomi. Aset dalam hal ini mencaku: human assets, natural assets, physical asset, financial assets dan social assets World Bank, 2000. Ketidakcukupan pendapatan dan harta lack of income and asset bahkan telah dilihat salah satu penyebab utama dari kemiskinan. Kemiskinan menurut World Bank adalah tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan pendapatan US 1.00 per hari bagi negara yang tergolong negara berpendapatan sangat rendah very low-income countries. Kemiskinan diukur dengan standar pendapatan US 2.00 untuk negara-negara tergolong negara dengan pendapatan sedang middle-level income countries dan US 14.00 bagi negara-negara kaya.

2.2 Jenis-jenis Kemiskinan

Sumodiningrat et al. 1999 menyatakan kemiskinan sekurang- kurangnya diklasifikasikan dalam lima kelas, yaitu: pertama kemiskinan absolut; apabila tingkat pendapatan seseorang di bawah garis kemiskinan atau jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, antara lain: kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, papan dan pendidikan yang diperlukan untuk hidup dan bekerja. Kedua, kemiskinan relatif; apabila seseorang yang mempunyai penghasilan di atas garis kemiskinan tetapi relatif lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan masyarakat sekitarnya. Ketiga, kemiskinan kultural; mengacu pada sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan faktor budaya yang tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupan meskipun ada usaha dari pihak luar yang berupaya membantu. Keempat, kemiskinan kronis; disebabkan oleh beberapa hal yaitu kondisi sosial budaya yang mendorong sikap dan kebiasaan hidup masyarakat yang tidak produktif, keterbatasan sumberdaya, taraf pendidikan dan derajat perawatan kesehatan yang rendah, lapangan pekerjaan yang terbatas dari ketidakberdayaan masyarakat dalam mengikuti ekonomi pasar. Kelima, kemiskinan sementara; terjadi akibat adanya perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi krisis ekonomi, perubahan yang bersifat musiman seperti dijumpai pada kasus kemiskinan nelayan dan pertanian tanaman pangan, bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Kartasasmita 1996, keadaan kemiskinan secara umum diukur dengan tingkat pendapatan, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Seseorang dikatakan miskin secara absolut apabila tingkat pendapatannya lebih rendah daripada garis kemiskinan absolut atau dengan kata lain pendapatan yang dihasilkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum yang dicerminkan oleh garis kemiskinan absolut. Kemiskinan absolut umumnya disandingkan dengan kemiskinan relatif. Kemiskinan realtif adalah keadaan perbandingan antara kelompok pendapatan dalam masyarakat, yaitu antara kelompok yang mungkin tidak miskin karena mempunyai tingkat pendapatan yang lebih tinggi daripada garis kemiskinan dan kelompok masyarakat yang lebih kaya. Berdasarkan pola waktu, kemiskinan dapat dibedakan menjadi empat pola, yaitu: pertama Persistent Poverty, kemiskinan yang kronis atau turun-menurun dan secara umum terjadi di daerah yang memiliki sumberdaya alam kritis atau daerah yang terisolasi. Kedua adalah Cyclical Poverty , kemiskinan yang meliputi pola siklus ekonomi secara keseluruhan. Ketiga Seasonal Poverty, kemiskinan bersifat musiman yang secara umum terjadi di kasus nelayan dan petani tanaman pangan. Keempat Accidental Poverty, kemiskinan yang terjadi akibat bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat mengalami penurunan. Kartasasmita 1996, kemiskinan juga dapat dikaji berdasarkan keadaan penduduk dan potensi wilayah. Dari segi keadaan penduduk, penentuan penduduk miskin didasarkan pada garis kemiskinan. Adapun potensi wilayah yang digunakan untuk menetapkan wilayah-wilayah atau desa-desa yang dikategorikan sebagai wilayah atau desa tertinggal. Penduduk miskin secara umum terkait erat dengan wilayah miskin. Wilayah dengan potensi daerah yang tertinggal besar kemungkinan menyebabkan kemiskinan penduduk.

2.3 Faktor Penyebab dan Karakteristik Desa Miskin