Tahap Masukan Makro di Tingkat Wilayah

8.1.3 Tahap Masukan

Tahap ini berupa analisis Matriks IFE Internal Faktor Evaluation dan EFE External Faktor Evaluation yang dilakukan berdasarkan hasil identifikasi keuatan dan kelemahan yang merupakan faktor strategis internal serta hasil identifikasi peluang dan ancaman yang merupakan faktor strategis internal dan eksternal. Analisis ini bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi pengaruh faktor- faktor strategis terhadap keberhasilan penanggulangan kemiskinan di wilayah pedesaan. Matriks IFE merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor strategis internal berupa kekuatan dan kelemahan yang telah diberi bobot dan rating. Dari hasil analisis matriks IFE diperoleh total skor untuk faktor strategis internal adalah sebesar 2.426 yang menunjukkan bahwa pedesaan di Kabupaten Pandeglang memiliki kondisi internal yang lemah di bawah rata-rata 2.5. Artinya pedesaan di Kabupaten Pandeglang belum mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya. Elemen kekuatan dan kelemahan Kabupaten Pandeglang bagi penanggulangan kemiskinan di wilayah pedesaan di masing-masing bernilai skor bobot 1.374 dan 1.052. Kekuatan utama yang dimiliki Kabuapten Pandeglang yaitu kebijakan pemerintah daerah dan potensi SDA yang besar dengan skor masing-masing 0.221 dan 0.194. Kebijakan pemerintah daerah dan sumberdaya alam merupakan faktor yang mutlak diperlukan sebagai modal dasar dalam penanggulangan kemiskinan. Kelemahan utama yang dimiliki oleh Kabupaten Pandeglang dalam menanggulangi kemiskinan di wilayah pedesaan adalah ketersediaan dana untuk penanggulangan kemiskinan terbatas dengan skor 0.121, pemanfaatan SDA yang belum optimal dengan skor 0.118, dan disparitas pembangunan antar wilayah dengan skor 0.118 dan kualitas SDM yang rendah dengan nilai skor 0.101. Hasil analisis matriks IFE disajikan pada Tabel 54. Tabel 54. Matriks IFE Penanggulangan Kemiskinan Wilayah No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Kekuatan 1.374 A Potensi SDA yang besar 0.051 3.8 0.194 B Kebijakan pemerintah daerah 0.058 3.8 0.221 C Perekonomian daerah yang semakin membaik 0.050 3.0 0.150 D Koordinasi antar lembaga, dinasinstansi terkait 0.049 3.4 0.167 E Struktur kelembagaan dan aparatur pembangunan daerah 0.046 2.8 0.130 F Modal sosial masyarakat 0.049 3.2 0.158 G Peran institusi pendidikan dan latihan 0.054 3.4 0.183 H Keadaan Bio fisik iklim, topografi, dan keadaan tanah 0.054 3.2 0.173 Kelemahan 1.052 I Sarana dan prasarana yang kurang memadai 0.053 1.4 0.074 J Tingginya jumlah penduduk miskin 0.053 1.2 0.063 K Pemanfaatan SDA yang belum optimal 0.053 2.2 0.118 L Tingginya jumlah rumahtangga di daerah rawan bencana 0.055 1.6 0.088 M Kualitas SDM yang rendah 0.056 1.8 0.101 N Tingginya tingkat pengangguran 0.055 1.6 0.088 O Disparitas pembangunan antar wilayah 0.049 2.4 0.118 P Jumlah dan pertambahan penduduk 0.047 2.4 0.113 Q Ketersediaan dana untuk penanggulangan kemiskinan terbatas 0.055 2.2 0.121 R Lemahnya partisipasi masyarakat 0.057 1.4 0.080 S Rendahnya akses masyarakat terhadap lembaga permodalan 0.055 1.6 0.089 TOTAL 1.000 2.426 Matriks EFE merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor strategis eksternal yang dimiliki Kabupaten Pandeglang dalam penanggulangan kemiskinan wilayah pedesaan berupa peluang dan ancaman yang telah diberi bobot dan rating. Dari hasil analisis Matriks EFE diperoleh total skor untuk faktor strategis eksternal adalah 3.076 dengan skor untuk elemen peluang dan ancaman masing-masing sebesar 2.224 dan 0.853. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Pandeglang mampu memanfaatkan peluang eksternal untuk menghadapi ancaman. Hasil analisis matriks EFE disajikan pada Tabel 55. Tabel 55. Matriks EFE Penanggulangan Kemiskinan Wilayah No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Peluang 2.224 A Pemberlakuan Otda melalui asas Desentralisasi serta iklim demokratis yg memberikan kewenangan luas kepada daerah 0.116 3.2 0.371 B Adanya perhatian Pemerintah Pusat terhadap penanggulangan kemiskinan 0.136 3.6 0.489 C Terdapatnya beberapa lembaga donor, LSM, dan swasta melaui CSR dalam upaya pemberdayaan masyarakat 0.121 3.6 0.437 D Perkembangan Teknologi 0.127 3.4 0.431 E Kemitraan dan kerjasama dengan pihak swasta, perbankan KUR atau pihak lain 0.130 3.8 0.495 Ancaman 0.853 F Persaingan antar wilayah dan era globalisasi yang menuntut daya saing yang tinggi 0.107 3.0 0.321 G Terjadinya degradasi sumberdaya alam akibat eksploitassi SDA yang tidak terkendali 0.123 1.6 0.197 H Dampak kenaikan harga BBM terhadap berbagai harga kebutuhan dasar masyarakat 0.139 2.4 0.334 TOTAL 1.000 3.076 Peluang terbesar yang dimiliki Kabupaten Pandeglang adalah kemitraan dan kerjasama dengan pihak swasta, perbankan atau pihak lain yang memiliki skor bobot 0.495. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ini sangat mempengaruhi penanggulangan kemiskinan di wilayah pedesaan di Kabupaten Pandeglang. Kemitraan yang bersifat saling menguntungkan ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan untuk mempercepat proses pembangunan. Peluang terbesar lainnya adalah perhatian pemerintah pusat terhadap penanggulangan kemiskinan dengan skor 0.489. Melalui perhatian dari pemerintah pusat maka Kabupaten Pandeglang memiliki kesempatan yang lebih luas untuk dapat mengoptimalkan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan wilayah pedesaan. Ancaman utama yang dihadapi dalam penanggulangan kemiskinan pedesaan di Kabupaten Pandeglang adalah dampak kenaikan harga BBM terhadap berbagai harga kebutuhan dasar masyarakat dengan skor bobot 0.334. Kenaikan harga dasar BBM tentunya akan menyebabkan harga-harga kebutuhan dasar masyarakat mengalami peningkatan, akibatnya daya beli masyarakat turun dan jumlah penduduk miskin akan mengalami peningkatan. Selanjutnya ancaman terbesar kedua bagi Kabupaten Pandeglang yaitu persaingan antar wilayah dan era globalisasi yang menuntut daya saing yang tinggi dengan skor bobot 0.321. Persaingan antar wilayah dan era globalisasi akan menjadi ancaman karena dalam beberapa hal Kabupaten Pandeglang belum siap untuk menghadapinya.

8.1.4 Tahap Pemaduan