111
pada kelompok desa miskin yaitu: 1 minimnya fasilitas pendidikan, 2 minimnya fasilitas pendidikan keterampilan, 3 minimnya fasilitas perlindungan
sosial, 4 akses penduduk ke listrik masih tergolong rendah, 5 minimnya fasilitas ekonomi, 6 tingginya proporsi penduduk miskin dan 7 tingginya
proporsi penduduk yang menerima kartu sehat. Sedangkan permasalahan yang dijabarkan pada kelompok desa tidak miskin yaitu: 1 minimnya fasilitas
penddikan, 2 minimnya fasilitas pendidikan keterampilan, 3 minimnya fasilitas kesehatan, 4 minimnya tenaga medis, 5 minimnya fasilitas perlindungan sosial,
dan 6 minimnya fasilitas ekonomi.
6.1.2 Non Pertanian
Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terlihat pada Lampiran 3, diketahui bahwa nilai uji KMO sebesar 0.61 dengan nilai signifikansi 0.00. Nilai
KMO yang dihasilkan adalah di atas 0.50 dan nilai signifikansinya di bawah 0.05 maka data yang digunakan sudah cukup untuk dianalisis lebih lanjut dengan
analisis faktor. Tabel Total Variance Explained menunjukkan bahwa faktor yang
terbentuk sebanyak lima faktor dengan kriteria nilai Cummulative Sums of Square Loadings ≥ 60 persen. Setelah dirotasi, faktor pertama mampu menerangkan
keragaman data awal sebesar 18.01 persen, faktor kedua mampu menerangkan sebesar 15.28 persen, faktor ketiga mampu menerangkan sebesar 13.71 persen,
faktor keempat mampu menerangkan sebesar 12.69 persen dan faktor kelima mampu menerangkan sebesar 10.43 persen. Kelima faktor ini secara bersama-
sama mampu menerangkan keragaman data awal sebesar 70.13 persen.
112
Tabel 26 memperlihatkan bahwa faktor pertama berkorelasi tinggi dengan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan, fasilitas ekonomi dan tenaga medis. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ini berhubungan dengan kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Faktor kedua
berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga rawan bencana dan bukan pengguna listrik, faktor ini berhubungan dengan bencana alam dan sumber
penerangan. Faktor ketiga berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga penerima kartu sehat dan rumahtangga miskin BKKBN, faktor ini berhubungan
dengan status kemiskinan rumahtangga. Faktor keempat berkorelasi tinggi dengan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan keterampilan dan buruh
tani, faktor ini berhubungan dengan matapencaharian. Faktor kelima berkorelasi tinggi dengan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas perlindungan sosial,
faktor ini berhubungan dengan sosial. Sejalan dengan hasil tersebut, Sahdan 2006 menyatakan bahwa
kemiskinan suatu wilayah dipengaruhi oleh terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan disebabkan oleh kesulitan mandapatkan layanan kesehatan
dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi; jarak fasilitas
layanan kesehatan yang jauh, biaya perawatan dan pengobatan yang mahal. Selain itu, pemanfaatan rumah sakit masih didominasi oleh golongan mampu, sedang
masyarakat miskin cenderung memanfaatkan pelayanan di Puskesmas.
Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan disebabkan oleh kesenjangan biaya pendidikan, fasilitas pendidikan yang terbatas, biaya
pendidikan yang
mahal, kesempatan
memperoleh pendidikan
yang
113
terbatas, tingginya beban biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Sisi ekonomi menunjukkan bahwa terbatasnya kesempatan kerja dan
berusaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha dan perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan perempuan
merupakan penyebab kemiskinan suatu wilayah.
Tabel 26. Nilai Beban Faktor yang Telah Dirotasi pada Desa Non Pertanian Faktor
Indikator 1
2 3
4 5
Zscore : Fasilitas Kesehatan
0.77 0.01
0.24 0.15
0.01 Zscore
: Fasilitas Pendidikan
0.75
-0.02 -0.25
-0.11 0.17
Zscore : Fasilitas Ekonomi
0.63 0.09
0.29 0.44
-0.23 Zscore
: Tenaga Medis
0.58
-0.34 0.16
0.00 0.32
Zscore : Rawan Bencana
-0.02
0.83
-0.04 -0.09
0.20 Zscore
: Pengguna Listrik -0.05
0.80
-0.05 -0.08
-0.18 Zscore:
Kartu Sehat 0.15
0.10
0.82
0.09 -0.22
Zscore : Rumahtangga Miskin
0.01 -0.31
0.76
-0.06 0.29
Zscore : P. Keterampilan
0.18 0.04
0.11
0.75
0.20 Zscore
: Buruh Tani 0.09
0.35 0.11
-0.73 -0.05
Zscore : Perlindungan Sosial
0.15 0.03
-0.02 0.21
0.85
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Secara ringkas, jumlah faktor yang terbentuk berdasarkan ke-11 indikator tersebut terdiri atas faktor kesehatan dan pendidikan, faktor bencana
alam dan sumber penerangan, faktor status kemiskinan rumahtangga, faktor matapencaharian, serta faktor sosial. Selanjutnya, kelima faktor ini akan
dilibatkan dalam analisis gerombol. Analisis gerombol melalui teknik berhierarki dengan pendekatan metode
ward digunakan untuk menentukan desa miskin dan tidak miskin. Hasil pengolahan menunjukkan, dari 69 desa yang memiliki usaha di bidang non
pertanian, 25 desa 36.23 persen diantaranya dikategorikan miskin dan 44 desa 63.77 persen dikategorikan tidak miskin.
114
Tabel 27. Nilai Rata-Rata Skor Faktor pada Masing-Masing Kelompok di Desa Non Pertanian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Tabel 27 menunjukkan bahwa kelompok satu dikategorikan sebagai kelompok tidak miskin. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata faktor
negatifnya yang lebih banyak dari kelompok dua. Nilai-nilai negatif pada kelompok satu adalah faktor kesehatan, pendidikan dan ekonomi, faktor status
kemiskinan rumahtangga dan faktor matapencaharian sedangkan faktor bencana alam dan sumber penerangan dan faktor sosial bernilai positif. Nilai-nilai pada
kelompok dua merupakan kebalikan dari kelompok satu, dengan demikian kelompok dua dikategorikan sebagai kelompok miskin.
Secara umum karakteristik desa miskin dan tidak miskin di wilayah non pertanian dapat dilihat pada Tabel 28. Terdapat lima indikator pada kelompok
desa tidak miskin yang memiliki nilai di atas nilai totalnya yaitu ketiadaan fasilitas pendidikan, rumahtangga rawan bencana, rumahtangga bukan pengguna
listrik, buruh tani dan ketiadaan fasilitas perlindungan sosial. Meskipun digolongkan sebagai kelompok desa tidak miskin namun rata-rata proporsi
ketersediaan fasilitas seperti pendidikan dan perlindungan sosial masih tergolong rendah. Selain itu, kerawanan penduduk terhadap bencana alam, akses ke listrik
Faktor Kelompok 1
Tidak Miskin Kelompok 2
Miskin Kesehatan, pendidikan dan ekonomi
-0.19 0.33
Bencana alam dan sumber penerangan 0.20
-0.36 Status kemiskinan rumahtangga
-0.40 0.70
Matapencaharian -0.16
0.28 Sosial
0.39 -0.68
Jumlah desa 44.00
25.00 Persentase
63.77 36.23
115
dan mata pencahariaan penduduk sebagai buruh tani atau petani juga masih tergolong tinggi pada kelompok desa tidak miskin.
Terdapat enam indikator pada kelompok desa miskin yang memiliki nilai di atas nilai totalnya yaitu ketiadaan fasilitas kesehatan, ketiadaan fasilitas
ekonomi, ketiadaan tanaga medis, ketiadaan fasilitas perlindungan sosial serta rumahtangga penerima kartu sehat dan
rumahtangga miskin BKKBN. Karakteristik desa miskin dan tidak miskin secara spesifik dapat divisualisasikan
melalui diagram batang bar chart.
Tabel 28. Nilai Rata-Rata Indikator dan Total Menurut Status Desa di Desa Non Pertanian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 12 menunjukkan karakteristik desa di wilayah non pertanian berdasarkan indikator yang signifikan pada faktor satu. Gambar tersebut
menujukkan bahwa pada indikator desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, terdapat 20 desa tidak miskin 45.45 persen dan 20 desa miskin 80.00 persen
memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Terdapat 19 desa tidak Status Desa
Indikator Tidak Miskin
Miskin Total
Fasilitas Pendidikan
32.39
31.60 32.10
Rawan Bencana 31.19
4.47 21.51
Pengguna Listrik
46.29
34.61 42.06
Buruh Tani
9.77
7.28 8.87
Perlindungan Sosial
80.23
72.20 77.32
Fasilitas Kesehatan 72.04
87.20 77.54