Pesisir Faktor Penyebab dan Karakteristik Kemiskinan Desa Berdasarkan

119 Gambar 15 menunjukkan karakteristik desa di wilayah non pertanian berdasarkan indikator yang signifikan pada faktor empat. Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada indikator desa yang tidak memiliki fasilitas perlindungan sosial, terdapat 31 desa tidak miskin 70.45 persen dan 7 desa miskin 28.00 persen memiliki nilai di atas rata-rata total seluruh desa yang diteliti. Hasil tersebut menunjukkan sebagian besar desa tidak miskin di wilayah non pertanian masih kekurangan fasilitas perlindungan sosial. Secara keseluruhan, uraian karakteristik kemiskinan desa di wilayah non pertanian di atas dapat dijabarkan ke dalam beberapa permasalahan diantaranya, pada kelompok desa miskin yaitu: 1 minimnya fasilitas pendidikan keterampilan, 2 minimnya fasilitas kesehatan, 3 minimnya fasilitas ekonomi, 4 tingginya proporsi penduduk miskin, 5 tingginya proporsi penduduk yang menerima kartu sehat dan 6 minimnya tenaga medis. Permasalahan pada kelompok desa tidak miskin yaitu: 1 minimnya fasilitas penddikan keterampilan, 2 minimnya fasilitas perlindungan sosial, dan 3 minimnya tenaga medis.

6.2 Faktor Penyebab dan Karakteristik Kemiskinan Desa Berdasarkan

Letak Geografis

6.2.1 Pesisir

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Lampiran 5, diketahui bahwa nilai uji KMO sebesar 0.69 dengan nilai signifikansi 0.00. Nilai KMO yang dihasilkan adalah di atas 0.50 dan nilai signifikansinya di bawah 0.05 maka data yang digunakan sudah cukup untuk dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor. 120 Tabel Total Variance Explained, faktor yang terbentuk sebanyak empat faktor dengan kriteria nilai Cummulative Sums of Square Loadings ≥ 60 persen. Setelah dirotasi, faktor pertama mampu menerangkan keragaman data awal sebesar 24.48 persen, faktor kedua mampu menerangkan sebesar 22.75 persen, faktor ketiga mampu menerangkan sebesar 19.68 persen dan faktor keempat mampu menerangkan sebesar 13.75 persen. Secara bersama-sama keempat faktor ini mampu menerangkan keragaman data awal sebesar 80.67 persen. Tabel 29 menunjukkan bahwa faktor pertama berkorelasi tinggi dengan indikator buruh tani, desa yang tidak memiliki tenaga medis dan fasilitas perlindungan sosial, rumahtangga penerima kartu sehat serta fasilitas ekonomi. Dapat diinterpretasikan bahwa faktor ini berhubungan dengan ekonomi dan sosial. Faktor kedua berkorelasi tinggi dengan desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan keterampilan dan tenaga medis. Faktor ini berhubungan dengan keterampilan dan kesehatan. Faktor ketiga berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga miskin BKKBN dan desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, faktor ini berhubungan dengan status kemiskinan rumahtangga. Faktor keempat berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga bukan pengguna listrik, faktor ini berhubungan dengan sumber penerangan. Sesuai dengan hasil tersebut, Sahdan 2005 menyatakan bahwa penyebab utama kemiskinan desa adalah: 1 pengaruh faktor pendidikan yang rendah, 2 ketimpangan kepemilikan lahan dan modal pertanian, 3 ketidakmerataan investasi di sektor pertanian, 4 alokasi anggaran kredit yang terbatas, 5 terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, 6 kebijakan pembangunan perkotaan mendorong orang desa ke kota, 7 pengelolaan 121 ekonomi yang masih menggunakan cara tradisional, 8 rendahnya produktivitas dan pembentukan modal, 9 budaya menabung yang belum berkembang di kalangan masyarakat desa, 10 tata pemerintahan yang buruk bad governance yang umumnya masih berkembang di daerah pedesaan, 11 tidak adanya jaminan sosial untuk bertahan hidup dan untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat desa, dan 12 rendahnya jaminan kesehatan. Tabel 29. Nilai Beban Faktor yang Telah Dirotasi pada Desa Pesisir Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Secara ringkas, jumlah faktor yang terbentuk berdasarkan kesembilan indikator tersebut terdiri atas faktor matapencaharian, faktor keterampilan dan kesehatan, faktor satus kemiskinan rumahtangga dan faktor sumber penerangan. Selanjutnya, keempat faktor ini akan dilibatkan dalam analisis gerombol. Analisis gerombol melalui teknik berhierarki dengan pendekatan metode ward digunakan untuk menentukan desa miskin dan tidak miskin. Hasil pengolahan seperti terlihat pada Lampiran 6 menunjukan, dari 32 desa di wilayah pesisir Kabupaten Pandeglang, 25 desa 78.13 persen diantaranya dikategorikan miskin dan tujuh desa 21.88 persen dikategorikan tidak miskin. Penetapan ini Faktor Indikator 1 2 3 4 Zscore : Buruh Tani 0.83 0.05 0.06 0.19 Zscore : Perlindungan Sosial 0.75 0.47 0.06 -0.24 Zscore: Kartu Sehat 0.65 0.10 -0.31 0.45 Zscore : Fasilitas Ekonomi 0.63 0.38 0.49 0.16 Zscore : Pendidikan Keterampilan 0.19 0.87 -0.05 0.31 Zscore : Tenaga Medis 0.25 0.83 0.36 0.12 Zscore : Rumahtangga Miskin -0.09 0.07 -0.87 -0.25 Zscore : Fasilitas Kesehatan -0.09 0.39 0.70 -0.13 Zscore : Pengguna Listrik 0.15 0.27 0.21 0.85 122 didasarkan pada nilai rata-rata kelompok seperti yang tertera pada Tabel 30. Kelompok satu dikategorikan sebagai kelompok miskin. Hal ini dapat dilihat dari seluruh rata-rata faktornya positif. Sebaliknya rata-rata seluruh faktor pada kelompok dua negatif, dengan demikian kelompok dua dikategorikan sebagai kelompok tidak miskin. Tabel 30. Nilai Rata-Rata Skor Faktor pada Masing-Masing Kelompok di Desa Pesisir Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Secara umum karakteristik desa miskin dan tidak miskin di wilayah pesisir dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31 menunjukkan hanya terdapat satu indikator pada kelompok desa tidak miskin yang memiliki nilai di atas nilai rata- rata total yaitu rumahtangga miskin menurut kriteria BKKBN. Meskipun digolongkan sebagai kelompok tidak miskin namun rata-rata proporsi rumahtangga miskin di kelompok desa tersebut masih besar. Indikator yang memiliki nilai di atas nilai rata-rata total pada kelompok desa miskin adalah banyaknya buruh tani, ketiadaan fasilitas perlindungan sosial, banyaknya rumahtangga penerima kartu sehat, ketiadaan fasilitas ekonomi, ketiadaan fasilitas pendidikan keterampilan, ketiadaan tenaga medis, ketiadaan fasilitas kesehatan serta banyaknya rumahtangga bukan pengguna listrik. Secara spesifik karakteristik desa miskin dan tidak miskin yang memiliki indikator nilai rata-rata Faktor Kelompok 1 Miskin Kelompk 2 Tidak Miskin Ekonomi dan sosial 0.20 -0.70 Keterampilan dan kesehatan 0.19 -0.66 Status kemiskinan rumahtangga 0.15 -0.54 Sumber penerangan 0.35 -1.26 Jumlah desa 25.00 7.00 Persentase 78.13 21.88 123 di bawah dan di atas rata-rata seluruh desa total dapat digambarkan melalui diagram batang bar chart. Tabel 31. Nilai Rata-Rata Indikator dan Total Menurut Status Desa di Desa Pesisir Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Gambar 16 menunjukkan karakteristik desa di wilayah pesisir berdasarkan indikator yang signifikan pada faktor satu. Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada indikator buruh tani, terdapat 14 desa miskin 56.00 persen dan satu desa tidak miskin 14.29 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Terdapat 19 desa miskin 76.00 persen dan dua desa tidak miskin 28.57 persen yang memiliki nilai rata-rata di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti pada indikator desa yang tidak memiliki fasilitas perlindungan sosial. Terdapat 14 desa miskin 100.00 persen dan tidak ada desa tidak miskin yang memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa pada indikator rumahtangga penerima kartu sehat. Sedangkan pada indikator desa yang tidak memiliki fasilitas ekonomi, terdapat 21 desa miskin 84.00 persen dan satu desa tidak miskin 14.29 persen yang memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Status Desa Indikator Miskin Tidak Miskin Total Buruh Tani 20.53 6.05 17.36 Perlindungan Sosial 80.40 72.86 78.75 Kartu Sehat 37.39 12.26 31.90 Fasilitas Ekonomi 90.00 65.00 84.53 Pendidikan Keterampilan 99.40 80.71 95.31 Tenaga Medis 71.20 40.00 64.37 Fasilitas Kesehatan 83.40 74.29 81.41 Pengguna Listrik 69.22 13.44 57.02 Rumahtangga Miskin 47.42

76.80 53.85