2.1.2 Pengertian Kemiskinan Menurut Pemerintah
Kriteria terbaru mengenai rumahtangga miskin telah ditetapkan oleh BPS 2006, pada 14 kriteria rumahtangga miskin yang digunakan dalam rangka
penyaluran Bantuan Langsung BLT. Kategorisasi rumahtangga miskin
berdasarkan pendekatan pengeluaran rumahtangga per bulan, yaitu: 1 sangat miskin: kurang dari Rp 480 000, 2 miskin: antara Rp 480 000 – Rp 700 000, dan
3 hampir miskin, yaitu lebih dari Rp 700 000. Pengertian kemiskinan menurut pemerintah disajikan pada Tabel 4.
BAPPENAS 2005 menyatakan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu
memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain:
terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari
perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik baik bagi perempuan maupun laki-laki. BAPPENAS
menggunakan beberapa pendekatan utama dalam rangka memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin. Pendekatan tersebut antara lain: pendekatan kebutuhan dasar
basic needs approach, pendekatan pendapatan income approach, pendekatan kemampuan dasar human capability approach serta pendekatan objective dan
subjective .
Pendekatan kebutuhan dasar, melihat kemiskinan sebagai suatu ketidakmampuan lack of capabilities seseorang, keluarga dan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan minimum. Kebutuhan dasar tersebut antara lain: pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, penyediaan air bersih dan sanitasi.
Tabel 4. Pengertian Kemiskinan Menurut Beberapa Lembaga Pemerintah Lembaga
Pemerintah Pengertian Kemiskinan
BAPPENAS
2005 Kemiskinan mencakup unsur-unsur: 1 ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan dasar pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih, transportasi, dan sanitasi, 2 kerentanan, 3
ketidakberdayaan, dan 4 ketidakmampuan menyalurkan aspirasinya
KPK 2003
Secara umum masyarakat miskin ditandai oleh ketidakberdayaan: 1 tidak mempunyai dayakemampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti pangan dan gizi, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan basic need deprivation
2 Tidak mempunyai dayakemampuan untuk melakukan kegiatan usaha produktif
3 Tidak mempunyai dayakemampuan untuk menjangkau akses sumberdaya sosial dan ekonomi inaccessibility
4 Tidak mempunyai dayakemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri, senantiasa mendapat perlakukan diskriminatif, mempunyai
perasaaan ketakutan dan kecurigaan, serta sikap apatis dan fatalistik 5 Tidak mempunyai dayakemampuan untuk membebaskan diri dari
mental dan budaya miskin serta senantiasa merasa mempunyai martabat dan harga diri yang rendah
BPS 2006
14 kriteria rumahtangga miskin, yaitu: 1 Luas lantai bangunan tempat tinggal yang dimanfaatkan untuk
aktivitas sehari-hari 2 Jenis lantai bangunan tempat tinggal terluas terdiri dari
tanahbambukayu berkualitas rendah 3 Jenis dinding bangunan tempat tinggal terluas terdiri dari
bambukayu berkualitas rendah 4 Fasilitas tempat buang air besar jambankakus digunakan secara
bersama-sama atau menggunakan secara umum 5 Sumber air minum adalah mata air yang tidak terlindungsungaiair
hujan 6 Sumber penerangan utama bukan listrik
7 Jenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari dari kayuarangminyak tanah
8 Jarang atau tidak pernah membeli dagangayamsusu setiap minggunya
9 Anggota rumahtangga hanya mampu menyediakan makan dua kali dalam sehari
10 Tidak mampu membeli pakaian baru minimal satu stel setiap tahun 11 Bila jatuh sakit tidak berobat karena tidak ada biaya untuk berobat
12 Pekerjaan utama kepala keluarga sebagai buruh kasar dan atau tidak bekerja
13 Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala keluarga SD ke bawah 14 Ada tidaknya barang dalam keluarga yang dapat dijual dengan nilai
Rp 500.000,-
Menurut pendekatan pendapatan, kemiskinan disebabkan oleh rendahnya penguasaan asset dan alat-alat produktif seperti tanah dan lahan pertanian atau
perkebunan, sehingga secara langsung mempengaruhi pendapatan seseorang dalam masyarakat. Pendekatan ini, menentukan secara rigid standar pendapatan
seseorang di dalam masyarakat untuk membedakan kelas sosialnya. Pendekatan kemampuan dasar menilai kemiskinan sebagai keterbatasan kemampuan dasar
seperti kemampuan membaca dan menulis untuk menjalankan fungsi minimal dalam masyarakat. Keterbatasan kemampuan ini menyebabkan tertutupnya
kemungkinan bagi orang miskin terlibat dalam pengambilan keputusan. Pendekatan obyektif atau sering juga disebut sebagai pendekatan kesejahteraan
the welfare approach menekankan pada penilaian normatif dan syarat yang harus dipenuhi agar keluar dari kemiskinan. Pendekatan subyektif menilai
kemiskinan berdasarkan pendapat atau pandangan orang miskin sendiri.
2.1.3 Pengertian Miskin Menurut Lembaga Multilateral