Sedang Faktor Penyebab dan Karakteristik Kemiskinan Desa Berdasarkan

142

6.3.2 Sedang

Berdasarkan hasil pengolahan seperti terlihat pada Lampiran 11, diketahui bahwa nilai uji KMO sebesar 0.57 dengan nilai signifikansi 0.00. Nilai KMO yang dihasilkan di atas 0.50 dan nilai signifikansinya di bawah 0.05 maka data yang digunakan sudah cukup untuk dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor. Tabel Total Variance Explained, faktor yang terbentuk sebanyak lima faktor dengan kriteria nilai Cummulative Sums of Square Loadings ≥ 60 persen. Setelah dirotasi, faktor pertama mampu menerangkan keragaman data awal sebesar 18.44 persen, faktor kedua mampu menerangkan sebesar 14.46 persen, faktor ketiga mampu menerangkan sebesar 12.97 persen, faktor keempat mampu menerangkan sebesar 12.39 persen dan faktor kelima mampu menerangkan sebesar 10.99 persen. Secara bersama-sama kelima faktor ini mampu menerangkan keragaman data awal sebesar 69.24 persen. Tabel 38 menunjukkan bahwa faktor pertama berkorelasi tinggi dengan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, fasilitas ekonomi dan tenaga medis. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ini berhubungan dengan kesehatan dan ekonomi. Faktor kedua berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga penerima kartu sehat dan rumahtangga miskin BKKBN. Faktor ini berhubungan dengan status kemiskinan. Faktor ketiga berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga bukan pengguna listrik serta desa yang tidak memiliki fasilitas perlindungan sosial, faktor ini berhubungan dengan sumber penerangan. Faktor keempat berkorelasi tinggi dengan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan, faktor ini berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan faktor 143 kelima berkorelasi tinggi dengan indikator buruh tani serta desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan keterampilan, faktor ini berhubungan dengan matapencaharian. Tabel 38. Nilai Beban Faktor yang Telah Dirotasi pada Desa Berpenduduk Sedang Faktor Indikator 1 2 3 4 5 Zscore : Fasilitas Kesehatan

0.77 -0.24

-0.09 0.29 0.12 Zscore : Fasilitas Ekonomi 0.72 0.18 0.10 -0.19 -0.20 Zscore : Tenaga Medis 0.70 -0.01 0.29 0.15 0.15 Zscore : Kartu Sehat -0.03 0.75 0.06 -0.17 0.23 Zscore : Rumahtangga Miskin -0.02 0.71 -0.24 0.45 -0.07 Zscore : Pengguna Listrik 0.20 0.10 0.81 -0.04 0.08 Zscore : Perlindungan Sosial -0.01 -0.25 0.64 0.35 -0.22 Zscore : Fasilitas Pendidikan 0.12 0.01 0.15 0.85 0.03 Zscore : Buruh Tani 0.13 0.26 0.03 0.01 0.78 Zscore : Pendidikan Keterampilan 0.41 0.40 0.20 -0.02 -0.54 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Secara ringkas, jumlah faktor yang terbentuk berdasarkan kesepuluh indikator tersebut terdiri atas faktor kesehatan dan ekonomi, faktor status kemiskinan, faktor sumber penerangan, faktor pendidikan serta faktor matapencaharian. Selanjutnya, kelima faktor ini akan dilibatkan dalam analisis gerombol. Analisis gerombol melalui teknik berhierarki dengan pendekatan metode ward digunakan untuk menentukan desa miskin dan tidak miskin di wilayah berpenduduk sedang. Hasil pengolahan seperti dilihat pada Lampiran 12 menunjukan, dari 132 desa berpenduduk sedang, 78 desa 59.09 persen diantaranya dikategorikan miskin dan 54 desa 40.91 persen dikategorikan tidak miskin. Penetapan ini didasarkan pada nilai rata-rata kelompok seperti yang tertera pada Tabel 39. 144 Tabel 39. Nilai Rata-Rata Skor Faktor pada Masing-Masing Kelompok di Desa Berpenduduk Sedang Faktor Kelompok 1 Miskin Kelompok 2 Tidak Miskin Kesehatan dan ekonomi -0.20 0.29 Status kemiskinan 0.48 -0.69 Sumber penerangan 0.30 -0.44 Pendidikan 0.19 -0.28 Matapencaharian -0.25 0.36 Jumlah desa 78.00 54.00 Persentase 59.09 40.91 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Tabel 39 menunjukkan bahwa kelompok satu dikategorikan sebagai kelompok miskin. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata faktor positifnya yang lebih banyak dari kelompok dua. Nilai-nilai positif pada kelompok satu adalah faktor status kemiskinan, faktor sumber penerangan dan faktor pendidikan sedangkan faktor kesehatan dan ekonomi dan faktor matapencaharian bernilai negatif. Sementara nilai-nilai pada kelompok dua merupakan kebalikan dari kelompok satu, dengan demikian kelompok dua dikategorikan sebagai kelompok tidak miskin. Secara umum karakteristik desa miskin dan tidak miskin di wilayah berpenduduk sedang dapat di lihat pada Tabel 40. Terdapat empat indikator pada kelompok desa tidak miskin yang memiliki nilai di atas nilai rata-rata total yaitu indikator buruh tani, ketiadaan fasilitas kesehatan, ketiadaan tenaga medis dan ketiadaan fasilitas ekonomi. Meskipun digolongkan sebagai kelompok tidak miskin namun keempat indikator ini masih perlu diperhatikan. Sedangkan indikator yang yang memiliki nilai di atas nilai rata-rata total pada kelompok desa miskin adalah rumahtangga miskin BKKBN, rumahtangga bukan pengguna 145 listrik, rumahtangga penerima kartu sehat, ketiadaan fasilitas pendidikan, ketiadaan fasilitas pendidikan keterampilan dan ketiadaan fasilitas perlindungan sosial. Secara spesifik karakteristik desa miskin dan tidak miskin yang memiliki indikator nilai rata-rata di bawah dan di atas rata-rata seluruh desa total dapat digambarkan melalui diagram batang bar chart. Tabel 40. Nilai Rata-Rata Indikator dan Total Menurut Status Desa di Desa Berpenduduk Sedang Status Desa Indikator Miskin Tidak Miskin Total Rumahtangga Miskin 59.68 40.65 51.89 Listrik 56.66 40.13 49.90 Kartu Sehat 38.73 27.90 34.30 Fasilitas Pendidikan 45.00 36.94 41.70 Pendidikan Keterampilan 99.17 91.85 96.17 Perlindungan Sosial 81.73 78.06 80.23 Fasilitas Ekonomi 94.81 94.91 94.85 Buruh Tani 13.27 15.90 14.35 Fasilitas Kesehatan 80.58 93.15 85.72 Tenaga Medis 70.00 72.22 70.91 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Gambar 29 menunjukkan bahwa berdasarkan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, sebanyak 28 desa miskin 35.90 persen dan 36 desa tidak miskin 66.67 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Sebanyak 59 desa miskin 75.64 persen dan 40 desa tidak miskin 74.07 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa untuk indikator desa yang tidak memiliki fasilitas ekonomi. Sedangkan indikator desa yang tidak memiliki tenaga medis, sebanyak 27 desa miskin 34.62 persen dan 22 desa tidak miskin 40.74 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa. Hasil ini menunjukkan 146 bahwa sebagian besar desa miskin memiliki fasilitas ekonomi yang tidak memadai. Sedangkan untuk kelompok desa tidak miskin, sebagian besar desanya memiliki fasilitas kesehatan dan fasilitas ekonomi yang tidak memadai. Gambar 29. Karakteristik Kemiskinan Desa Berpenduduk Sedang Berdasarkan Indikator pada Faktor Satu Gambar 30. Karakteristik Kemiskinan Desa Berpenduduk Sedang Berdasarkan Indikator pada Faktor Dua 147 Gambar 30 menunjukkan bahwa berdasarkan indikator rumahtangga penerima kartu sehat, sebanyak 41 desa miskin 52.56 persen dan 14 desa tidak miskin 25.93 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Untuk indikator rumahtangga miskin BKKBN, sebanyak 53 desa miskin 67.95 persen dan 13 desa tidak miskin 24.07 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar desa miskin memiliki proporsi penduduk miskin dan proporsi rumahtangga penerima kartu sehat yang tinggi. Gambar 31 menunjukkan bahwa berdasarkan indikator rumahtangga bukan pengguna listrik, sebanyak 48 desa miskin 61.54 persen dan 13 desa tidak miskin 24.07 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Sebanyak 59 desa miskin 75.64 persen dan 29 desa tidak miskin 53.70 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa untuk indikator desa yang tidak memiliki fasilitas perlindungan sosial. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar desa miskin akses listrik dan fasilitas perlindungan sosial yang tidak memadai. Sedangkan pada kelompok desa tidak miskin, sebagian besar desanya memiliki fasilitas perlindungan sosial yang tidak memadai. Gambar 32 menunjukkan bahwa berdasarkan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan, terdapat 55 desa miskin 70.51 persen dan 26 desa tidak miskin 48.15 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa fasilitas pendidikan yang terdapat di sebagian besar desa miskin tidak memadai. Upaya pembangunan dan perbaikan fasilitas pendidikan sangat penting untuk dilakukan pada desa miskin yang terdapat di Kabupaten Pandeglang. 148 Gambar 31. Karakteristik Kemiskinan Desa Berpenduduk Sedang Berdasarkan Indikator pada Faktor Tiga Gambar 32. Karakteristik Kemiskinan Desa Berpenduduk Sedang Berdasarkan Indikator pada Faktor Empat Gambar 33 menunjukkan bahwa berdasarkan indikator buruh tani, terdapat 30 desa miskin 38.46 persen dan 24 desa tidak miskin 44.44 persen memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Sedangkan pada 149 indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan keterampilan, terdapat 76 desa miskin 97.44 persen dan 38 desa tidak miskin 70.37 persen yang memiliki nilai rata-rata di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Artinya, sebagian besar desa baik yang tergolong miskin maupun tidak miskin memiliki fasilitas pendidikan keterampilan yang tidak memadai. Gambar 33. Karakteristik Kemiskinan Desa Berpenduduk Sedang Berdasarkan Indikator pada Faktor Lima Secara keseluruhan, uraian karakteristik kemiskinan desa di wilayah berpenduduk sedang di atas dapat dijabarkan ke dalam beberapa permasalahan diantaranya, pada kelompok desa miskin yaitu: 1 minimnya fasilitas pendidikan keterampilan, 2 minimnya fasilitas pendidikan, 3 minimnya fasilitas ekonomi, 4 minimnya fasilitas perlindungan sosial, 5 tingginya proporsi penduduk yang menerima kartu sehat, 6 banyaknya penduduk yang sulit mengakses listrik, dan 7 tingginya proporsi penduduk miskin. Sedangkan permasalahan yang dapat 150 dijabarkan pada kelompok desa tidak miskin yaitu: 1 minimnya fasilitas penddikan keterampilan, 2 minimnya fasilitas kesehatan, 3 minimnya fasilitas perlindungan sosial, dan 4 minimnya fasilitas ekonomi.

6.3.3 Padat