264
terhadap permodalan dan menciptakan lapangan kerja. Secara spesifik tipologi perlu dilakukan pembangunan jaringan listrik pada daerah pertanian dan non
pesisir serta optimalisasi pemanfaatan lahan tidur untuk kegiatan ekonomi produktif pada daerah berpenduduk jarang. Upaya penanggulangan
kemiskinan di tingkat rumahtangga dilakukan melalui pemanfaatan tenaga kerja rumahtangga untuk kegiatan usaha produktif, modal sosial yang dimiliki
masyarakat, penyuluhan dan pembinaan oleh pendamping tentang pentingnya Keluarga Bencana dan Wajib Belajar, pengembangan kapasitas dan
keterampilan rumahtangga miskin serta pembangunan sarana air bersih dan jaringan listrik bagi rumahtangga miskin.
9.2 Saran
Dengan mengacu pada hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka beberapa saran yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut:
1. Strategi penanggulangan kemiskinan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang
Tahun 2006 - 2010 yaitu penanganan kemiskinan yang diprioritaskan pada kantong-kantong kemiskinan, peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas
pendidikan dan pelayanan kesehatan masih bersifat makro dan berlaku agregat pada seluruh wilayah tertinggal. Pemerintah Daerah Pemda Kabupaten
Pandeglang perlu melakukan strategi penanggulangan kemiskinan spesifik tipologi untuk menanggulangi kemiskinan wilayah sehingga masalah
kemiskinan di Kabupaten Pandeglang dapat segera diatasi. 2. Pemda Kabupaten Pandeglang perlu melakukan pembangunan dan perbaikan
fasilitas ekonomi pasar, lembaga permodalan dan sentra-sentra industri kecil,
265
fasilitas kesehatan rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu, fasilitas perlindungan sosial panti asuhan, panti wreda dan panti cacat,
ditribusi tenaga medis dokter, bidan dan perawat yang memadai, pendidikan formal SD, SMP dan SMU pada setiap tipologi desa, melakukan
pembangunan jaringan listrik pada daerah pertanian dan non pesisir serta optimalisasi pemanfaatan lahan tidur untuk kegiatan ekonomi produktif.
3. Strategi penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan lintas sektoral karena tidak ada satu kebijakan kemiskinan yang
sesuai untuk semua. 4. Menyediakan ruang gerak yang seluas-luasnya, bagi munculnya aneka inisiatif
dan kreativitas masyarakat di berbagai tingkat dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Pemda dalam hal ini lebih berperan sebagai inisiator dan
fasilitator dalam proses tersebut. 5. BPS harus memperhatikan faktor penciri dan karakteristik rumahtangga
miskin pada setiap tipologi dalam melakukan survei kemiskinan sehingga data kemiskinan yang dihasilkan akan lebih merepresentasikan kondisi riil
kemiskinan di masyarakat.
9.3 Saran untuk Penelitian Lanjutan
Berdasarkan hasil studi, untuk memperluas dan memperdalam temuan studi ini maka disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan sebagai berikut:
1. Penelitian tentang karakteristik dan faktor penyebab kemiskinan di wilayah desa dilakukan dengan menggunakan variabel selain yang terdapat pada data
Podes dan dilakukan dengan pendekatan metode yang berbeda sehingga
266
informasi kemiskinan yang dihasilkan akan lebih sesuai dengan kondisi riil di masyarakat.
2. Analisis rumahtangga miskin untuk penelitian lanjutan perlu dilakukan pada desa tidak hanya pada daerah pertanian saja tetapi juga berdasarkan tipologi
yang lain sehingga strategi yang dihasilkan akan lebih spesifik sesuai tipologi yang ada.
3. Analisis strategi penanggulangan kemiskinan untuk penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan metode analisis lain seperti Strengths, Opportunities,
Aspirations and Results SOAR sehingga strategi penanggulangan kemiskinan
yang dihasilkan akan lebih merepresentasikan aspirasi masyarakat sebagai subyek pembangunan.