Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengambilan Data

yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kabupaten Purwakarta pada tahun 2006. b. Data Primer Data primer yang digunakan dalam penelitian merupakan data faktor-faktor teknis dan sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan hutan rakyat. Pengambilan data primer dilakukan secara acak random sampling dengan jumlah contoh sebanyak 106 orang petani. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada petani, serta melalui pengamatan langsung ke lapangan atau lokasi hutan rakyat. Data primer yang digunakan yang terdiri dari : 1. Umur petani Yaitu berapa umur petani hutan rakyat yang menjadi responden. Umur petani diberi satuan tahun. Data umur petani diperoleh dengan melalui wawancara langsung kepada petani bersangkutan. 2. Tingkat pendidikan petani Yaitu apakah tingkat pendidikan formal yang ditempuh oleh petani hutan rakyat. Apakah petani berpendidikan Sekolah Dasar SD, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA atau Perguruan Tinggi PT. Data tingkat pendidikan petani diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani bersangkutan. 3. Pendapatan petani Data tingkat pendapatan petani adalah berapa rupiah rata-rata pandapatan petani per bulan. Data tingkat pendapatan petani diperoleh dengan melalui wawancara langsung kepada petani bersangkutan. 4. Pemupukan Data pemupukan diperoleh dari hasil wawancara dengan petani hutan rakyat di lapangan. Yang dimaksud data pemupukan disini adalah berapa kali petani melakukan pemupukan tanaman hutan rakyat setelah pelaksanaan penanaman bibit tanaman. 5. Pembersihan lahan Data pembersihan lahan adalah berapa kali petani melaksanakan pekerjaan pembersihan lahan lokasi hutan rakyat setelah pelaksanaan penanaman. Data pembersihan lahan diperoleh dengan melalui wawancara kepada petani secara langsung. 6. Status lahan Data status lahan dibagi menjadi dua yaitu lahan milik sendiri dan tanah guntai. Lahan milik sendiri artinya lahan lokasi hutan rakyat merupakan tanah milik petani. Tanah guntai adalah lahan yang dimiliki oleh orang lain biasanya penduduk luar daerah Kabupaten Purwakarta, dan petani hanya berperan sebagai penggarap lahan. Data status lahan ini diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani dan aparat desa setempat. 7. Sistem pola tanam Sistem pola tanam dibagi menjadi dua yaitu pola tanam dengan tumpang sari dan pola tanam tanpa tumpang sari. Hutan rakyat dengan pola tanam tumpang sari dicirikan dengan adanya tanaman semusim seperti jagung, mentimun dan kacang panjang yang ditanam di sela-sela tanaman hutan rakyat. Data pola tanam diperoleh dengan melalui pengamatan langsung ke lokasi hutan rakyat. 8. Bebas gangguan penggembalaan liar Data ini diambil untuk mengetahui apakah lokasi hutan rakyat bebas dari gangguan penggembalaan hewan ternak secara liar, atau ada gangguan penggembalaan liar. Data ini diperoleh melalui wawancara dengan petani dan pengamatan secara langsung ke lokasi hutan rakyat.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah secara kualitatif untuk mengetahui gambaran kondisi faktor-faktor teknis dan faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linear dengan tingkat kepercayaan 95 persen, untuk mengetahui hubungan dan bagaimana pengaruh faktor-faktor teknis dan sosial ekonomi terhadap tingkat keberhasilan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta. Adapun model persamaan regresi yang digunakan adalah : F = βo - β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + α 1 D 1 + α 2 D 2 + α 3 D 3 + μi F = Tingkat keberhasilan hutan rakyat persentase tumbuh tanaman X 1 = Umur petani tahun X 2 = Tingkat pendidikan petani tahun X 3 = Pendapatan petani rupiah X 4 = Pemupukan berapa kali X 5 = Pembersihan lahan berapa kali D 1 = Status lahan 1 = milik sendiri ; 0 = bukan milik sendiri D 2 = Sistem pola tanam 1= dengan tumpangsari ; 0 = tanpa tumpangsari D 3 = Bebas gangguan penggembalaan liar 1 = Bebastidak ada gangguan penggembalaan liar ; 0 = Tidak bebasada gangguan penggembalaan liar βo = Intersep βi = Koefisien regresi faktor ke-i α i = Koefisien regresi variabel dummy ke-i μi = Komponen acak ke-i error Berdasarkan model persamaan regresi tersebut maka dapat dirumuskan dugaan pengaruh faktor teknis dan sosial ekonomi terhadap tingkat keberhasilan hutan rakyat, sebagai berikut : 1. Umur petani X 1 diduga berpengaruh negatif β 1 0. Umur petani hutan rakyat dengan satuan tahun diduga berpengaruh negatif, artinya semakin bertambah umur atau semakin tua petani maka tingkat keberhasilan hutan rakyat semakin rendah, karena semakin bertambah umur akan menyebabkan tingkat produktifitas kerja akan semakin menurun. 2. Tingkat pendidikan petani X 2 diduga berpengaruh positif β 2 0. Tingkat pendidikan petani dengan satuan tahun menunjukkan lamanya pendidikan formal yang ditempuh oleh petani. Untuk petani lulusan SD lamanya 6 tahun, SLTP lamanya 9 tahun dan SLTA lamanya 12 tahun. Faktor tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif artinya semakin tinggi tingkat pendidikan atau semakin lama petani menempuh pendidikan formal akan semakin besar tingkat keberhasilan hutan rakyat.