Strategi S-O, yang merupakan penggabungan antara faktor kekuatanstrength

c. Strategi S-T, yang merupakan penggabungan antara faktor kekuatanstrength

dengan faktor ancamanthreat. Alternatif strategi S-T adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan peranan pemerintah daerah dalam menangani hutan rakyat pada tanah guntai. Strategi ini dirumuskan dengan menggunakan faktor kekuatan komitmen pemerintah daerah terhadap pembangunan kehutanan, untuk mengatasi ancaman faktor adanya tanah guntai. Pemerintah daerah dapat menjadi perantara atau mediator antara pemilik lahan dengan petani penggarap dalam membuat sebuah kesepakatan yang berhubungan dengan penggunaan lahan untuk hutan rakyat. Isi kesepakatan itu berasal dari kedua belah pihak pemilik dan penggarap, yang dapat berisi mengenai jaminan alih fungsi lahan dan bagi hasil tanaman hutan rakyat. 2. Meningkatkan penyuluhan mengenai pemeliharaan hutan rakyat. Strategi ini merupakan penggabungan antara faktor kekuatan adanya tenaga PKL Penyuluh Kehutanan Lapangan, untuk mengatasi ancaman pemeliharaan hutan rakyat yang kurang intensif. Frekunsi dan materi penyuluhan mengenai pemeliharaan hutan rakyat harus lebih ditingkatkan sehingga petani termotivasi untuk memelihara hutan rakyat secara lebih intensif. 3. Melakukan penelitian dan pengembangan teknik budidaya dan pemeliharaan hutan rakyat. Strategi ini dirumuskan dengan melihat faktor kekuatan adanya UPTD Penelitian dan Pengembangan, untuk mengatasi ancaman faktor pemeliharaan hutan rakyat yang masih kurang intensif. UPTD Penelitian dan Pengembangan ini dapat melakukan penelitian dan pengembangan mengenai teknik-teknik budidaya dan pemeliharaan hutan rakyat, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatpetani. Penelitian dan pengembangan diarahkan untuk menghasilkan teknologi budidaya dan pemeliharaan hutan rakyat yang murah dan dapat diterima oleh petani.

d. Strategi W-T, yang merupakan penggabungan antara faktor

kelemahanweakness dengan faktor ancamanthreat. Alternatif strategi W-T adalah sebagai berikut : 1. Memanfaatkan sarana prasarana yang ada dalam rangka sosialisasi hutan rakyat kepada generasi muda. Strategi ini dirumuskan dengan meminimalkan kelemahan kurangnya sarana prasarana penunjang yang dimiliki, untuk mengatasi ancaman pemeliharaan hutan rakyat yang kurang intensif oleh petani. Pemanfaatan sarana prasarana penunjang yang ada saat ini, seperti kendaraan operasional PKL, harus lebih dioptimalkan untuk memotivasi petani agar memelihara dan mengelola hutan rakyat secara lebih intensif.

5.4. Prioritas Strategi Pembangunan Hutan Rakyat

di Kabupaten Purwakarta Perumusan prioritas strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta dengan menggunakan analisis QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix , yang merupakan lanjutan dari analisis perumusan alternatif strategi dengan analisis SWOT. Strategi yang mempunyai total nilai kemenarikan relatif Total Attractive ScoreTAS tertinggi merupakan prioritas strategi pembangunan hutan rakyat yang utama.