Perumusan Masalah KESIMPULAN DAN SARAN

hutan rakyat ini baru dapat tercapai jika tanaman hutan rakyat dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan penilaian persentase tumbuh tanaman ternyata tingkat keberhasilan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta tidak merata atau beragam. Permasalahan ketidakmerataan tingkat keberhasilan hutan rakyat ini dapat dipengaruhi oleh faktor teknis dan faktor sosial ekonomi. Faktor teknis merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal-hal teknis dalam usahatani hutan rakyat. Beberapa faktor teknis antara lain adalah pemupukan, pembersihan lahan, pola tanam dan gangguan penggembalaan hewan ternak. Faktor sosial ekonomi merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi petani hutan rakyat. Beberapa faktor sosial ekonomi tersebut antara lain adalah umur petani, tingkat pendidikan petani, pendapatan petani dan status lahan. Intensitas pelaksanaan pemupukan dan pembersihan lahan oleh para petani hutan rakyat tidak sama. Ada petani yang melaksanakan pemupukan dan pembersihan lahan lebih intensif sebanyak tiga sampai empat kali dalam jangka waktu satu tahun, dan ada pula petani yang melaksanakan pemupukan dan pembersihan lahan hanya satu kali selama setahun. Sistem pola tanam hutan rakyat yang dilakukan petani juga berbeda, dibagi menjadi 2 dua jenis yaitu pola tanam dengan sistem tumpang sari dan tidak dengan tumpang sari. Hutan rakyat dengan pola tumpang sari biasanya menggabungkan penanaman tanaman hutan rakyat dengan tanaman semusim seperti jagung, mentimun, kacang panjang dan tanaman lainnya. Beberapa lokasi hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta rawan terhadap adanya gangguan hewan ternak yang digembalakan secara liar. Penggembalaan hewan ternak dapat menyebabkan kerusakan dan kematian tanaman dan mengganggu pertumbuhan tanaman hutan rakyat. Umur petani, tingkat pendidikan petani dan pendapatan petani hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta sangat beragam. Umur petani antara 30 tahun sampai dengan 70 tahun, dan sebagian besar berumur 50 tahun atau lebih. Tingkat pendidikan petani antara Sekolah Dasar SD sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA, dan sebagian besar petani hutan rakyat berpendidikan formal Sekolah Dasar. Sedangkan pendapatan per bulan petani hutan rakyat berkisar antara Rp 300.000,- sampai Rp 700.000,- Lahan yang menjadi lokasi hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta ada yang berstatus tanah guntai yaitu tanah yang dimiliki oleh penduduk di luar Kabupaten Purwakarta dan dikelola oleh petani penggarap di Purwakarta. Pemeliharaan tanaman hutan rakyat di tanah guntai kurang intensif sehingga tingkat keberhasilannya juga cenderung lebih rendah dibandingkan dengan hutan rakyat yang berada di tanah milik petani sendiri. Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran pembangunan hutan rakyat perlu dirumuskan strategi yang baik dan tepat. Strategi pembangunan hutan rakyat secara khusus atau tersendiri belum dirumuskan pada tingkat daerah. Padahal banyak faktor lingkungan strategis baik internal maupun eksternal yang berpengaruh dalam pembangunan hutan rakyat di daerah. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan tiga masalah dalam pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta, yaitu : a. Sampai sejauh mana pengaruh faktor-faktor teknis terhadap tingkat keberhasilan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta? b. Sampai sejauh mana pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap tingkat keberhasilan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta? c. Bagaimana merumuskan strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum penelitian mengenai tingkat keberhasilan hutan rakyat dan strategi pembangunan hutan rakyat adalah mengetahui bagaimana pengaruh faktor teknis dan sosial ekonomi terhadap tingkat keberhasilan pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta, dan merumuskan strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta, yang dapat dirinci sebagai berikut : a. Menganalisis pengaruh faktor-faktor teknis terhadap tingkat keberhasilan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta. b. Menganalisis pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap tingkat keberhasilan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta. c. Merumuskan strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta. Hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah khususnya instansi terkait dalam pengambilan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan hutan rakyat di daerah khususnya di Kabupaten Purwakarta.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Hutan dan Hutan Rakyat

Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang dimaksud dengan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan yaitu berupa manfaat langsung yang dirasakan dan manfaat yang tidak langsung. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya sehingga dapat berfungsi secara optimal. Fungsi-fungsi ekologi, ekonomi dan sosial dari hutan akan memberikan peranan nyata apabila pengelolaan sumber daya hutan seiring dengan upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan nasional berkelanjutan Zain, 1998. Nurfatriani 2006 mengemukakan sumberdaya hutan Indonesia menghasilkan berbagai manfaat yang dapat dirasakan pada tingkatan lokal, nasional maupun global. Manfaat tersebut terdiri atas manfaat nyata yang terukur tangible berupa hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu seperti rotan, bambu, damar dan lain-lain, serta manfaat tidak terukur intangible berupa manfaat perlindungan lingkungan, keragaman genetik dan lain-lain. Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi sumberdaya hutan yang berlebih. Nilai sumberdaya hutan ini dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kelompok. Davis dan Johnson 1987 dalam Nurfatriani 2006 mengklasifikasi nilai berdasarkan cara penilaian atau penentuan besar nilai dilakukan, terdiri dari : a