c. Pelaksanaan uji coba dan penyusunan petunjuk teknis operasional
pengembangan sumber daya hayati dan nabati. d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas dan ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai bidang tugasnya.
Dalam kaitannya dengan program pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta, kedua UPTD Penelitian dan Pengembangan ini dapat menjadi faktor
kekuatan melalui pelaksanaan penelitian dan pengembangannya terutama yang berhubungan dengan bibit dan teknik budidaya tanaman hutan rakyat.
B. Kelemahan
1. Belum Adanya Peraturan Daerah Tentang Hutan Rakyat
Adanya peraturan daerah yang mengatur tentang hutan rakyat dapat menjamin kelancaran dan adanya kepastian hukum dalam pelaksanaan program
pembangunan hutan rakyat di daerah. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan hutan rakyat seperti masalah kepemilikan lahan, mekanisme
tata usaha kayu hutan rakyat dan masalah alih fungsi lahan dapat diatur dalam suatu peraturan daerah.
Pada saat ini di Kabupaten Purwakarta belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang hutan rakyat, sehingga berbagai kendala dan permasalahan
tersebut yang muncul belum dapat diatasi secara tuntas karena belum ada aturan perundangan-undangan yang mengatur dan menjamin kepastian hukumnya.
2. Data Lahan KritisLahan Potensi Hutan Rakyat Belum Akurat
Data lahan atau tanah yang baik, lengkap dan akurat sangat diperlukan untuk perencanaan program pembangunan hutan rakyat. Data lahan kritis atau lahan
potensi hutan rakyat yang dimiliki oleh Dinas Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kabupaten Purwakarta belum lengkap dan akurat, hal ini disebabkan
pengambilan atau inventarisasi data lahan masih menggunakan alat-alat sederhana dan faktor sumber daya manusia yang kurang memadai. Selain itu data lahan kritis
juga tidak memuat keadaan tanah secara lengap seperti jenis tanah, kedalaman tanah, pH tanah dan kemiringan lahan.
3. Kurangnya Sarana Prasarana Penunjang
Sarana prasarana penunjang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan pembangunan hutan rakyat di daerah. Sarana prasarana dimaksud seperti
kendaraan operasional, sarana komunikasi, peralatan teknis dan alat-alat lainnya. Sarana prasarana penunjang yang dimiliki Dinas Kehutanan dan Konservasi
Sumber Daya Alam Kabupaten Purwakarta masih sangat terbatas. Kendaraan operasional yang dimiliki oleh Penyuluh Kehutanan Lapangan PKL hanya 15
lima belas unit atau sekitar 27 persen dari jumlah PKL yang ada. Alat teknis seperti alat untuk mengukur luas lahan kritispotensi hutan rakyat dan alat untuk
mengetahui keadaan tanah masih belum ada.
5.1.2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap program pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta terdiri dari peluang dan ancaman. Faktor
peluang meliputi : 1 adanya sumber dana dari pemerintah pusat dan provinsi, 2 adanya penangkar bibit daerah, dan 3 prospek ekonomi hutan rakyat cukup baik.
Sedangkan faktor ancaman meliputi : 1 pemeliharaan hutan rakyat kurang
intensif, 2 masih adanya tanah guntai, dan 3 kurangnya regenerasi petani hutan rakyat.
A. Peluang
1. Adanya Sumber Dana dari Pemerintah Pusat dan Provinsi
Program pembangunan hutan rakyat memerlukan dana yang cukup besar. Kebutuhan dana tersebut mulai dari perencanaan, persiapan, penyediaan bibit
tanaman, pelaksanaan penanaman, pemeliharaan tanaman sampai pengawasan. Peluang dana untuk pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta berasal
dari dua sumber. Pertama, Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional APBN dalam bentuk Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
GNRHL. Kedua, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Provinsi Jawa Barat dalam bentuk Kegiatan Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis GRLK.
Pada tahun 2004 Kabupaten Purwakarta mendapatkan anggaran untuk kegiatan GNRHL sebesar Rp 3.885.810.000,- dan kegiatan GRLK sebesar Rp
75.000.000,-. Pada tahun 2005 anggaran untuk kegiatan GNRHL sebesar Rp 2.607.015.000,- dan untuk kegiatan GRLK sebesar Rp 800.000,-. Pada tahun 2006
anggaran untuk kegiatan GNRHL sebesar Rp 3.916.937.000,- dan kegiatan GRLK sebesar Rp 1.400.000.000,-
2. Adanya Penangkar Bibit Daerah
Bibit tanaman merupakan material pokok kegiatan yang sangat diperlukan dalam pembangunan hutan rakyat. Petani hutan rakyat biasanya tidak
mengusahakan bibit tanaman sendiriswadaya, tetapi membeli atau disediakan