Program Pembangunan Hutan Rakyat Kabupaten Purwakarta

3. Program pada prioritas strategi ketiga melakukan penelitian dan pengembangan teknik budidaya dan pemeliharaan hutan rakyat ada dua yaitu : a. Program penelitian dan pengembangan teknik pemeliharaan dengan bahan alami, terdiri dari kegiatan : - Penelitian jenis-jenis tanaman sebagai pestisida alami. - Pengembangan pemanfaatan pupuk bokhasi dan pupuk kandang pada hutan rakyat. - Pengembangan pemanfaatan batang pohon pisang sebagai sumber air tanaman. b. Program peningkatan sarana prasarana penelitian, terdiri dari kegiatan : - Pembangunan laboratorium dan perpustakaan. - Peningkatan keterampilan, pendidikan dan pelatihan aparatur penelitian. Program pengembangan hutan rakyat sistem agroforestry dan sylvopastur merupakan program intensifikasi dan diversifikasi usaha tani hutan rakyat. Dengan hutan rakyat sistem agroforestry dan sylvopastur diharapkan pemeliharaan hutan rakyat oleh petani akan lebih intensif. Program ini juga bertujuan agar petani tidak hanya mengandalkan hasil panen dari tanaman hutan rakyat yang relatif lama, tetapi dapat menambah penghasilan dari hasil panen tanaman musiman dan hasil ternak. Untuk mendukung pelaksanaan program ini melalui dua kegiatan yaitu : 1 Kegiatan bantuan bergulir hewan ternak kepada petani hutan rakyat dengan pertimbangan pada saat ini petani tidak memiliki kemampuan modal atau dana untuk membeli hewan ternak, dengan bantuan bergulir ini diharapkan kegiatan dapat berjalan secara berkelanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga tahun di Kecamatan Wanayasa, Bojong, Pondok Salam dan Kiarapedes. 2 Kegiatan pembuatan model kawasan hutan rakyat agroforestry terpadu dengan pertimbangan untuk membuat suatu unit percontohan hutan rakyat agroforestry yang memadukan tanaman kehutanan dengan berbagai tanaman musiman. Kegiatan ini dilaksanakan selama lima tahun di Kecamatan Sukatani dan Maniis. Untuk tahun pertama dan tahun kedua tanaman kehutanan dapat dikombinasikan dengan tanaman musiman yang memerlukan cukup banyak sinar matahari seperti kacang panjang, mentimun dan jagung. Pada tahun ketiga sampai tahun kelima tanaman kehutanan yang sudah cukup tinggi dapat dikombinasikan dengan tanaman yang tidak memerlukan sinar matahari cukup banyak seperti tanaman obat-obatan jahe, kunyit, lengkuas dan lain sebagainya. Program pembuatan kawasan hutan rakyat wisata bertujuan untuk menggali potensi-potensi sumber pendapatan lain dari suatu lahan hutan rakyat yaitu nilai estetika atau lingkungan yang dapat dikemas menjadi suatu lokasi wisata. Program ini dirumuskan dengan memperhatikan perkembangan wisata alam dan lingkungan yang berkembang pada beberapa tahun terakhir di berbagai daerah di Indonesia. Hutan rakyat wisata dinilai merupakan suatu potensi wisata dengan nilai spesifik tertentu yang dapat menarik minat wisatawan. Program pembuatan kawasan hutan rakyat wisata dipusatkan di wilayah Kecamatan Bojong dengan pertimbangan letaknya yang berdekatan dengan Gunung Burangrang yang dapat berpotensi sebagai obyek wisata alam. Program ini dilaksanakan selama dua tahun dan meliputi empat kegiatan. Kegiatan penataan areal hutan rakyat wisata dan Kegiatan pembangunan fasilitas wisata di dalam hutan rakyat, yang dilaksanakan pada tahun pertama. Kegiatan penanaman jenis tanaman asli daerah dan tanaman langka dan Kegiatan pelatihan petani hutan rakyat pemandu wisata, dilaksanakan pada tahun kedua. Program peningkatan motivasi dan kesadaran petani sejalan dengan tujuan dinas untuk membangun pola pikir masyarakat. Program ini juga sejalan dengan sasaran dinas untuk tercapainya pemberdayaan penyuluh, aparat dan masyarakat kehutanan. Pembentukan kesadaran dan motivasi petani mengenai aspek pemeliharaan dan pengelolaan hutan rakyat memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga perlu adanya upaya yang serius dan berkesinambungan. Untuk mendukung pelaksanaan pogram ini melalui dua kegiatan yaitu : 1 Kegiatan pembentukan forum koordinasi petani hutan rakyat kabupaten yang bertujuan untuk membentuk suatu wadah bagi para petani hutan rakyat yang tersebar di kecamatan-kecamatan. Forum koordinasi ini dapat berfungsi sebagai wadah untuk saling tukar pengalaman sesama petani, pemecahan masalah secara bersama, dan pertemuan dengan instansi pemerintah terkait. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu tahun di Kabupaten Purwakarta. 2 Kegiatan penilaian dan lomba hutan rakyat tingkat kabupaten. Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan penghargaan kepada petani hutan rakyat yang terbaik, sehingga petani terangsang dan termotivasi untuk bersaing menghasilkan hutan rakyat yang terbaik Kegiatan ini juga dilaksanaka selama satu tahun di wilayah Kabupaten Purwakarta. Program peningkatan wawasan dan keterampilan penyuluh kehutanan bertujuan untuk menghasilkan penyuluh kehutanan yang handal dan terampil. Peran dan tugas penyuluh kehutanan pada saat ini dihadapkan pada tantangan yang cukup kompleks sesuai dengan perkembangan zaman dan masyarakat, sehingga peningkatan wawasan dan keterampilan penyuluh merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk mendukung tugas penyuluh dan keberhasilan pogram pembangunan hutan rakyat di lapangan. Untuk mendukung program ini melalui dua kegiatan yaitu Kegiatan pendidikan dan pelatihan hutan rakyat bagi penyuluh kehutanan dan Kegiatan beasiswa pendidikan bagi penyuluh kehutanan berprestasi. Kedua kegiatan ini dilaksanakan selama tiga tahun dan diperuntukan badi para Penyuluh Kehutanan Lapangan PKL. Program penelitian dan pengembangan teknik pemeliharaan dengan bahan alami bertujuan untuk menghasilkan teknik pemeliharaan hutan rakyat yang murah, mudah dan ramah lingkungan. Hasil penelitian ini kemudian dikembangkan pada tingkat petani hutan rakyat di wilayah Kabupaten Purwakarta. Dengan teknik pemeliharaan yang murah dan mudah dinilai sangat sesuai dengan keadaan sosial ekonomi petani pada saat ini, sehingga petani merasa tertarik untuk menerapkan dan mengembangkannya secara swadaya. Kegiatan penelitian jenis- jenis tanaman sebagai pestisida alami merupakan salah satu bagian dari program ini. Kegiatan ini dilaksanakan di UPTD Penelitian dan Pengembangan selama tiga tahun. Kegiatan lainnya adalah Kegiatan pengembangan pemanfaatan pupuk bokhasi dan pupuk kandang pada hutan rakyat dan Kegiatan pengembangan pemanfaatan batang pohon pisang sebagai sumber air tanaman hutan rakyat. Kedua kegiatan ini dilaksanakan selama lima tahun di seluruh lokasi hutan rakyat yang ada di wilayah Kabupaten Purwakarta. Program peningkatan sarana prasarana penelitian bertujuan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan penelitian termasuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan hutan rakyat. Dalam rangka pencapaian program ini dilakukan melalui dua kegiatan. Pertama, Kegiatan pembangunan laboratorium dan perpustakaan yang merupakan sarana utama suatu lembaga penelitian. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium dan perpustakaan diperlukan konsultasi ke lembaga-lembaga penelitian yang sudah ada ataupun ke perguruan tinggi. Kegiatan ini dapat dilaksanakan selama satu tahun dan berlokasi di Kecamatan Pondok Salam berdekatan dengan kantor UPTD Penelitian dan Pengembangan. Kedua, Kegiatan peningkatan keterampilan, pendidikan dan pelatihan aparatur penelitian sebagai upaya untuk menghasilkan aparatur penelitian yang handal dan terampil, sehingga dapat menghasilkan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi keberhasilan dan kemajuan pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga tahun, dan diperuntukan bagi aparat atau pegawai dinas di UPTD Penelitian dan Pengembangan.

VI. VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Tingkat keberhasilan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta belum merata, dimana sekitar 30,19 persen petani hutan rakyat masih termasuk dalam kriteria tidak berhasil, sedangkan petani hutan rakyat yang termasuk dalam kriteria berhasil sangat baik hanya 3,77 persen. Hutan rakyat yang termasuk dalam kriteria tidak berhasil dapat disebabkan oleh faktor kurang intensifnya pemupukan dan pembersihan lahan, serta adanya gangguan penggembalaan hewan ternak pada lokasi hutan rakyat. Ketiga faktor tersebut secara langsung dapat menghambat pertumbuhan tanaman hutan rakyat. Tingkat keberhasilan hutan rakyat dapat dipengaruhi oleh faktor teknis dan sosial ekonomi. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa faktor teknis yang berpengaruh positif secara nyata terhadap tingkat keberhasilan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta adalah pemupukan dan pembersihan lahan. Semakin intensif pemupukan dan pembersihan lahan hutan rakyat ternyata semakin tinggi tingkat keberhasilan hutan rakyat. Sedangkan faktor sosial ekonomi yang berpengaruh positif secara nyata adalah pendapatan petani dan status lahan. Tingkat keberhasilan hutan rakyat menjadi lebih tinggi jika petani memiliki pendapatan yang lebih tinggi dan lahan merupakan milik petani. Pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil evaluasi faktor internal ternyata faktor kekuatan yang mempunyai bobot tertinggi adalah komitmen pemerintah daerah terhadap pembangunan kehutanan, sedangkan faktor kelemahan yang mempunyai bobot tertinggi adalah kurangnya sarana prasarana penunjang. Hasil evaluasi faktor eksternal menunjukan faktor peluang yang mempunyai bobot tertinggi adalah adanya sumber dana dari pemerintah pusat dan provinsi, sedangkan faktor ancaman yang mempunyai bobot tertinggi adalah pemeliharaan hutan rakyat yang kurang intensif.

7.2. Saran

Untuk pelaksanaan pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta pada masa yang akan datang perlu adanya strategi pembangunan hutan rakyat yang tepat. Strategi tersebut dirumuskan berdasarkan faktor internal kekuatan dan kelemahan yang ada, serta faktor eksternal peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil analisis IFE-EFE, analisis SWOT dan analisis QSPM telah dirumuskan strategi-strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta, sebagai berikut : 1. Prioritas strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta. a. Menggunakan komitmen pemerintah daerah untuk menyerap dana pusat dan provinsi untuk pengembangan hutan rakyat. b. Meningkatkan penyuluhan mengenai pemeliharaan hutan rakyat. c. Melakukan penelitian dan pengembangan teknik budidaya dan pemeliharaan hutan rakyat. 2. Alternatif strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta. a. Membangun kemitraan antara UPTD Penelitian dan Pengembangan dengan penangkar bibit daerah. b. Menggunakan peranan pemerintah daerah dalam menangani hutan rakyat pada tanah guntai. c. Penyusunan data lahan kritislahan potensi hutan rakyat dengan memanfaatkan dana pusat dan provinsi. d. Memanfaatkan sarana prasarana yang ada dalam rangka sosialisasi hutan rakyat kepada generasi muda. Hasil dari penelitian atau kajian ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah khususnya instansi terkait dalam melaksanakan program pembangunan hutan rakyat. Beberapa masukan yang dapat disampaikan adalah : 1. Program dan kegiatan pembangunan hutan rakyat diarahkan kepada pengembangan hutan rakyat agroforestry dan sylvopastur dengan menggabungkan usaha tani tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian dan peternakan. Hutan rakyat agroforestry dan sylvopastur dapat mendorong petani melaksanakan pemeliharaan lebih intensif, dan dapat meningkatkan pendapatan petani. 2. Pada lokasi hutan rakyat dengan lahan status tanah guntai harus dibangun pola kemitraan antara pemilik lahan dan petani penggarap dalam bentuk sebuah kesepakatan, dengan pemerintah daerah sebagai mediator. Sehingga petani memiliki kepastian dan jaminan untuk menggarap lahan hutan rakyat dan menikmati hasil panennya. 3. Perlu disosialisasikan pembuatan dan penggunaan pupuk organik dan pestisida alami yang bahan-bahannya mudah didapat di sekitar lokasi hutan rakyat atau