d. Menetapkan nilai daya tarik Attractiveness Score = AS, tentukan nilai yang
menunjukkan daya tarik relatif dari setiap alternatif strategi. Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor sukses kritis internal dan eksternal
satu per satu, dengan mengajukan pertanyaan, apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan yang dibuat? Bila jawaban atas pertanyaan ini
ya, maka strategi ini harus dibandingkan relatif pada faktor kunci. Secara spesifik, nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk
menunjukkan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lain, mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai daya tarik itu adalah 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = menarik, dan 4 = amat menarik. Bila jawaban atas pertanyaan di atas tidak, menunjukkan bahwa faktor sukses kritis yag
bersangkutan tidak mempunyai pengaruh pada pilihan paling spesifik yang akan dibuat, kita tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi
tersebut. e.
Menghitung total nilai daya tarik Total Attractiveness Score = TAS. Total nilai daya tarik ditetapkan sebagai hasil perkalian bobot dengan nilai daya
tarik dalam setiap baris. Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif, hanya mempertimbangkan dampak dari faktor
sukses kritis internal dan eksternal di baris tertentu. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik strategi alternatif itu.
f. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Menjumlahkan total nilai daya tarik
dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap set strategi.
Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi itu semakin menarik,
mempertimbangkan semua faktor sukses kritis internal dan eksternal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Besarnya perbedaan antara
jumlah total nilai daya tarik dalam satu set strategi alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar sebuah strategi lebih diinginkan relatif terhadap
strategi yang lain.
3.6. Metode Perancangan Program Pembangunan Hutan Rakyat Di Kabupaten Purwakarta
Menurut Lembaga Administrasi Negara, program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa
instansi pemerintah atau dengan bekerja sama dengan masyarakat untuk mendapatkan suatu hasil guna mencapai sasaran tertentu. Sedangkan kegiatan
adalah suatu tindakan nyata yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu oleh instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Kegiatan instansi pemerintah merupakan penjabaran dari program kerja
operasional yang telah dibuat oleh organisasi sebagai bahan untuk mengevaluasi dan memperbaiki program kerja operasional yang berdimensi lima tahun.
Kegiatan organisasi juga merupakan penjabaran kebijakan sebagai arah dari pencapaian visi dan misi organisasi. Aktivitas merupakan cerminan dari
strategi nyata organisasi untuk diimplementasikan dengan sebaik-baiknya dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Rencana kegiatan terdiri dari pilihan-
pilihan instansi pemerintah untuk melaksanakan metode, proses, keterampilan, peralatan, dan sistem kerja dalam rangka mengimplementasikan program kerja
operasional yang telah dibuat dengan memperhatikan lingkungan yang ada di organisasi, baik lingkungan internal maupun eksternal.
Perancangan program dan kegiatan pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta mengacu pada strategi yang terpilih, dan dikaitkan dengan
visi dan misi Dinas Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Visi Dinas Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kabupaten Purwakarta adalah
Terwujudnya Sistem Pengelolaan Hutan Lestari Kabupaten Purwakarta . Adapun
misi Dinas Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kabupaten Purwakarta ada lima yaitu :
1. Mempertahankan luasan hutan dengan sebaran yang proporsional. 2. Meningkatkan pengelolaan fungsi hutan dan manfaat hasil hutan.
3. Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi tanah dan air. 4. Meningkatkan pelayanan dan hubungan kerja sama dalam rangka membangun
jaringan usaha hasil hutan. 5. Membuka peluang kerja di bidang kehutanan yang akan meningkatkan
pendapatan petani hutan. Metode yang digunakan dalam perancangan program pembangunan hutan
rakyat di Kabupaten Purwakarta adalah metode Focus Group Discussion FGD. FGD adalah wawancara secara berkelompok dari sejumlah individu dengan status
sosial yang relatif sama. Dalam FGD ini pengkaji berperan sebagai moderator yang memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta diskusi seputar topik
pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta. Peserta diskusi harus dipilih secara selektif dengan status sosial sama dan memahami topik diskusi.
Dalam penelitian ini peserta diskusi ditentukan sebanyak 7 tujuh orang yang terdiri dari pejabat dan pelaksana di Dinas Kehutanan dan Konservasi
Sumber Daya Alam serta Penyuluh Kehutanan Lapangan PKL yang memiliki