Data sekunder Pendahuluan .1 Latar belakang

Tabel 68 Komparasi daya dukung pemanfaatan orangtahun dan rekam jejak ekologi orangtahun di gugus Pulau Sapeken No Pulau Daya Dukung Pemanfaatan DDP Rekam Jejak Ekologi EF Status Keberlanjutan 1 Pagerungan Besar 2.41 x 10 05 1.69 x 10 04 DDK EF berkelanjutan

2 Pagerungan Kecil

2.78 x 10 05 1.24 x 10 04 DDK EF berkelanjutan

3 Paliat

2.99 x 10 05 2.44 x 10 05 DDK EF berkelanjutan 4 Sapangkur Besar 1.19 x 10 05 2.44 x 10 02 DDK EF berkelanjutan

5 Sapeken

1.20 x 10 04 5.05 x 10 01 DDK EF berkelanjutan

6 Saor

1.23 x 10 05 1.08 x 10 03 DDK EF berkelanjutan

7 Sepanjang

4.21 x 10 05 2.17 x 10 05 DDK EF berkelanjutan DDK EF : berkelanjutan DDK EF : tidak berkelanjutan Hasil penilaian keberlanjutan kegiatan ekowisata di kawasan gugus Pulau Sapeken menunjukkan nilai DDK lebih besar dari nilai EF. Hal ini memiliki makna bahwa kegiatan ekowisata yang akan dilakukan di gugus Pulau Sapeken tidak akan menyebabkan penurunan kualitas ekosistem, memberikan manfaat terhadap masyarakat lokal, sekaligus mampu memberikan rasa nyaman leisure terhadap wisatawan. Kegiatan wisata pulau-pulau kecil small island tourism merupakan kegiatan wisata yang dilakukan dengan mempertimbangkan batasan dari pulau kecil. Untuk berkelanjutan, pengembangan kegiatan wisata di pulau kecil harus mampu mempertemukan segenap kebutuhan yang ada. Lebih lanjut, harmonisasi antara kegiatan pemanfaatan dan kualitas lingkungan merupakan kondisi penting untuk diciptakan, agar terjamin keberlanjutan ekonomi, sosial dan ekologi. Batasan dari pengembangan kegiatan ekowisata di gugus Pulau Sapeken berupa kemampuan tampung loading capacity maksimum dari sejumlah ekosistem yang ada. Pemanfaatan yang melebihi loading capacity maksimum, akan berdampak terhadap penurunan kualitas ekosistem dalam menyediakan sejumlah ecosystem service. Kawasan gugus Pulau Sapeken memiliki sejumlah ekosistem yang memiliki kelayakan untuk dikembangkan untuk kegiatan ekowisata untuk beberapa jenis wisata Tabel 42 – 50. Untuk sustainable tourism development dapat tercapai, aplikasi penilaian terhadap batas kritis pemanfaatan maksimum dibutuhkan agar dalam pelaksanaannya kegiatan ekowisiata yang akan dilakukan tidak menyebabkan penurunan kualitas lingkungan di gugus Pulau Sapeken. Bentuk nyata pelaksanaan yang dapat dilakukan sebagai upaya pengelolaan melalui pengaturan atau membatasi jumlah pengunjung. Pembatasan jumlah wisatawan atau pengguna merupakan strategi pengelolaan yang paling memungkinkan