Penilaian status keseimbangan jasa ekosistem

ekosistem dalam bentuk pengalaman spiritual non-materi, religius, inspiratif dan pendidikan. Gee and Burkhard 2010 membedakan antara manfaat dan sesuatu yang memiliki nilai bagi manusia. Manusia memiliki moral, spiritual, pendidikan, estetika, rasa memiliki tempat, dan nilai-nilai lainnya terhadap lingkungan yang semuanya dapat mempengaruhi sikap dan tindakan manusia terhadap ekosistem dan jasa yang berikan MEA 2003. Nilai-nilai ini mencerminkan emosi, pandangan efektif, dan simbolis ang melekat pada alam yang dalam banyak kasus tidak dapat secara memadai ditangkap oleh metafora komoditas atau metrik moneter Chiesura 2004. Nilai-nilai sosial dan budaya yang paling langsung berhubungan dengan kategori jasa ekosistem adalah budaya, dan mungkin termasuk nilai tempat, rasa masyarakat dan identitas, kesehatan fisik dan mental, kohesi sosial, dan nilai-nilai pendidikan Chan et al. 2012. Berangkat dari keterkaitan kondisi sosial dan ekologi yang ada semakin menjelaskan pulau-pulau kecil yang terdiri dari banyak sub-sistem seperti ekonomi, masyarakat, demografi, budaya, lingkungan, dan ekologi. Sub-sistem yang ada saling interaktif dan saling tergantung. Interaksi sub-sistem menurut Bass and Dalal-Clayton 1995 mendefinisikan perilaku dan keberlanjutan dari sebuah pulau dalam menghadapi pengaruh eksternal dan penyesuaian internal. Sebuah keseimbangan yang berkelanjutan dicapai ketika setiap sub-sistem mampu menerima pengaruh yang ada acceptably, berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan, kesehatan, budaya, otonomi pulau, keanekaragaman hayati dan pendukung kehidupan ekologi. Namun jika terjadi tekanan dari luar terhadap ekosistem, ekonomi, atau masyarakat, yang melebihi suplai pulau akan menyebabkan sub sistem akan terganggu. Keseimbangan antara sub-sistem yang terganggu akan mempengaruhi pembangunan berkelanjutan dan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem pulau. Potensi kerusakan akibat tekanan terhadap ekosistem yang melebihi suplai pulau akan berakibat pada terganggunya penyediaan barang dan jasa oleh ekosistem. Potensi kerusakan tertinggi dapat dilihat pada nilai status ketersediaan budget jasa ekosistem dalam natural capital asset berupa tipe tutupan tegalan, pemukiman, tanah terbuka dan vegetasi di Pulau Pagerungan Besar, Pulau Pagerungan Kecil dan Pulau Sapeken Tabel 27, Tabel 28 dan Tabel 31. Tingginya potensi kerusakan di tiga pulau tersebut disebabkan oleh beberapa faktor populasi penduduk yang tinggi.