Wisata dan Peluang Pengembangan Pulau-Pulau Kecil

Tabel 17 Suplai jasa ekosistem di Pulau Saor Natural Capital Asset Jasa Ekosistem Pulau - Pulau Kecil a b c d e f g h 1 Terumbu Karang 2 1 1 1 1 1 1 1 2 Tegalam 1 1 2 3 1 1 1 2 3 Pemukiman 1 4 Tanah Terbuka 5 Vegetasi 1 2 1 1 1 1 6 Laut 2 2 2 3 2 2 1 2 Keterangan

a. Estetik e. Keberlanjutan Hidup

b. Biodiversitas f. Pembelajaran

c. Budaya g. Rekreasi

d. Ekonomi h. Spiritual

Tabel 18 Suplai jasa ekosistem di Pulau Sepanjang Natural Capital Asset Jasa Ekosistem Pulau - Pulau Kecil a b c d e f g h 1 Terumbu Karang 3 3 2 3 3 3 3 3 2 Mangrove 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Tegalam 1 1 1 4 Pemukiman 1 1 1 1 1 1 5 Tanah Terbuka 1 1 1 6 Vegetasi 3 1 2 2 2 1 2 7 Laut 3 3 3 2 2 2 3 3 Keterangan a. Estetik

e. Keberlanjutan Hidup b. Biodiversitas

f. Pembelajaran c. Budaya

g. Rekreasi d. Ekonomi

h. Spiritual

Jasa ekosistem adalah proses ekologi dan mekanisme yang menghasilkan kondisi yang memenuhi dan mempertahankan kehidupan manusia Daily 1997. Jasa ekosistem pulau kecil dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu sebagai penghasil sumberdaya alam; sebagai pengatur iklim global, siklus hidrologi, dan biogeokimia; penyedia nilai – nilai sosial berupa spiritual, estetika, pendidikan dan rekreasi MEA 2005, sehingga dalam pemanfaatannya harus seimbang dengan upaya konservasi dan kelestariannya sehingga tercipta pemanfaatan yang optimal dan berkelanjutan. Penyediaan jasa ekosistem sendiri mengacu pada suplai tertentu dari suatu wilayah dalam menyediakan barang dan jasa tertentu dalam jangka waktu tertentu pula. Kondisi tersebut sangat tergantung pada adanya intervensi manusia dalam menentukan penyediaan jasa ekosistem. Intervensi manusia yang dimaksud disini berupa permintaan lahan. Permintaan lahan berpengaruh terhadap tutupan lahan yang ada di pulau kecil semisal terumbu karang, mangrove, vegetasi, laut dan lainnya. 3 2 1 Sangat relevan Sangat relevan Relevan Relevan Cukup relevan Cukup relevan Tidak ada relevansi Tidak ada relevansi 3 2 1 Sangat relevan Sangat relevan Relevan Relevan Cukup relevan Cukup relevan Tidak ada relevansi Tidak ada relevansi Penyediaan jasa ekosistem berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan masyarakat gugus Pulau Sapeken Tabel 12 sampai Tabel 18 menunjukkan tipe tutupan natural capital asset yang memiliki Suplai jasa ekosistem terbesar di gugus Pulau Sapeken, adalah laut, kecuali Pulau Sepanjang yang memiliki Suplai jasa ekosistem terbesar adalah tipe tutupan berupa mangrove. Untuk Suplai jasa ekosistem terendah di gugus Pulau Sapeken adalah tipe tutupan berupa tegalan, tanah terbuka dan pemukiman. Bagi sebuah pulau kecil, keberadaan ekosistem laut sangat berpengaruh dalam menunjang kesejahteraan yang ada disana. Kondisi ini sangat memungkinkan mengingat, luas laut lebih besar dibandingkan luas daratan; pulau kecil dikelilingi oleh perairan ekosistem laut; penyedia sumberdaya perikanan dan; penghubung antar pulau kecil atau dengan mainland. Lebih lanjut dijelaskan MEA 2005, jasa yang dimiliki ekosistem laut terbagi menjadi 4 ketegori yaitu : Provisioning services jasa ekosistem laut yang dapat secara langsung dimanfaatkan, seperti penghasil sumberdaya perikanan, mangrove, terumbu karang dan lainnya; Regulating services jasa ekosistem laut terkait dengan pengaturan iklim, penyerapan dan penyimpanan karbon alami, penyerapan limbah dan pengendalian biologis; Cultural services jasa ekosistem laut terkait dengan manfaat non materi yang dapat diperoleh berupa pemandangan indah, nilai estetik dan nilai spiritual; dan Supporting services jasa ekosistem laut dalam mendukung keberlanjutan jasa ekosistem lainnya Keberadaan jasa – jasa ekosistem laut provisioning service yang dimiliki terkait dengan kondisi sosial yang ada di wilayah gugus Pulau Sapeken misal mata pencaharian. Mata pencaharian masyarakat di wilayah gugus Pulau Sapeken bergerak dibidang perikanan.Khusus untuk bidang perikanan, potensi yang dimiliki Kecamatan Sapeken meliputi penangkapan ikan di laut, budidaya, perdagangan dan pengolahan. Hasil penangkapan ikan di wilayah gugus Pulau Sapeken lantara lain ikan karang, ikan hias, layang, kepiting, dan kerang. Usaha penangkapan ikan didukung oleh armada tangkap berupa perahu bermotor 2.399 unit yang terdapat di seluruh desa dan tidak bermotor 1.214 unit Bappeda 2010. Lebih lanjut, dalam perencanaan kegiatan ekowisata, ekosistem laut di wilayah gugus Pulau Sapeken memiliki suplai cultural services yang tergolong tinggi. Kondisi ini dapat dilihat dari belum adanya kegiatan pemanfaatan terhadap cultural service yang dimiliki melalui aktifitas diving, snorkeling dan rekreasi pantai. Padahal berdasarkan hasil laporan ilmiah Ekspedisi Zooxanthellae VIII, FDC-IPB, gugus wilayah Pulau Sapeken memiliki sejumlah daya tarik wisata laut seperti terumbu karang didominasi famili Acroporidae, genera Acropora dan Montipora beserta ikan karang didalamnya 342 spesies yang termasuk dalam 96 genus dan 33 famili. Suplai ekosistem terendah yang ada di wilayah gugus Pulau Sapeken adalah tipe tutupan berupa tegalan, tanah terbuka dan pemukiman. Rendahnya suplai ekosistem ke tiga tipe tutupan banyak dipengaruhi oleh keterbatasan yang dimiliki oleh pulau – pulau kecil yang ada di wilayah gugus Pulau Sapeken. Wilayah pulau kecil – pulau kecil secara karakteristik merupakan tempat yang baik dalam menilai keterkaitan antara ekologi dan sosial Vogiatzakis et al.2008. Pulau-pulau kecil bersifat insular memiliki beberapa keterbatasan seperti lokasi yang terpencil remoteness, sumber daya yang terbatas limited resources, ketergantungan pada pasokan dari luar yang tinggi high dependence on imports, biaya transportasi yang tinggi high transportation costs, dan rentan terhadap bencana alam susceptibility to natural disasters MEA 2005; Vogiatzakis et al. 2008. Wilayah pulau-pulau keciljuga ditandai dengan ukuran fisik yang terbatas, pada umumnya terbatas sumber daya alam, kerentanan tinggi terhadap perubahan iklim dan bencana alam, dan relatif berkurang pasokan air bersih yang terbatas, dan tergantung pada perubahan permukaan laut. Meskipun insularitas semakin tinggi terkait dengan kondisi geografis, sosial- ekonomi,dan isolasi politik Granger 1993, faktor sosial-budaya lebih memegang peranan lebih penting dalam menentukan karakteristik dari insularitas pulau kecil MEA 2005. Lebih lanjut dijelaskan pulau – pulau kecil juga menjadikan masyarakat yang ada di dalamnya memiliki kesadaran akan pentingnya keberadaan pulau kecil dan perairan laut yang mengelilinginya baik secara fisik maupun budaya. Mengacu pada hal tersebut diatas, terdapat satu hal yang perlu di garis bawahi adalah wilayah pulau kecil memiliki sumberdaya yang terbatas limited resources terutama sumberdaya lahan. Hal tersebut menunjukkan rendahnya Suplai jasa ekosistem terhadap pemanfaatan untuk pemukiman, tegalan dan tanah terbuka. Batasan untuk pemanfaatan pulau – pulau kecil berbasis konservasi, maka pulau kecil dengan ukuran kurang dari atau sama dengan 2.000 km 2 hendaknya berjumlah penduduk kurang dari atau sama dengan 20.000 orang DKP 2001. Luas pulau – pulau kecil di wilayah gugus Pulau Sapeken semuanya diatas 2.000 km 2 dengan pulau terluas adalah Pulau