Kebaharuan Novelty Optimazation of Small Islands Utilize Base on Carrying Capacity for Tourism (Case Study Sapeken Archipelago, Sumenep).
pengamatan menunjukkan bahwa nilai di setiap stasiun pengamatan berkisar antara 26
C – 29
C. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwasanya perairan gugus Pulau Sapeken cukup baik untuk pertumbuhan terumbu karang
dan biota yang hidup disekitarnya. Kedalaman perairan
Gugus Pulau Sapeken pada umumnya merupakan pulau kecil yang dikelilingi terumbu karang. Kedalaman wilayah gugus Pulau Sapeken
berdasarkan hasil pengamatan dan survey cepat yang dilakukan Bakosurtanal tahun 2005 di tiap pulau kecil yang dijadikan subyek penelitian berkisar antara
10 – 20 meter. Pada kedalaman 2 – 10 meter mulai banyak ditemukan terumbu
karang. Hal tersebut mengindikasikan bahwasanya wilayah gugus Pulau Sapeken dilihat dari parameter kedalaman, baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan terumbu karang sebagai salah satu ekosistem penting di kawasan pulau kecil.
Kecepatan arus Kecepatan arus di wilayah gugus Pulau Sapeken berbeda pada tiap
musimnya. Pada tiap musim kecepatan arus tergantung pada kecepatan angin saat musim berlangsung. Kecepatan angin pada saat musim hujan lebih tinggi
dibandingkan dengan kecepatan angin pada saat musim kemarau. Kecepatan angin yang lebih tinggi pada waktu musim hujan tentunya akan membangkitkan
kecepatan arus yang lebih tinggi pula. Kecepatan arus di wilayah gugus Pulau Sapeken baik pada musim hujan
dan kemarau berkisar antara 0.08 – 0.20 m detik Tabel 6. Kondisi tersebut
sangat memungkinkan untuk dikembangkan sejumlah wisata semisal wisata selam, snorkeling dan pancing Yulianda et al. 2010.
Kecerahan Kecerahan perairan hasil pengamatan pada dua titik musim berbeda
menunjukkan, pada musim hujan kecerahan perairan rata – rata pada kedalaman
4 meter, yang mengindikasikan pada kedalaman tersebut cahaya matahari masih dapat dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwasanya ekosistem penting di wilayah gugus Pulau Sapeken yang ditemukan pada kedalaman 4 meter seperti lamun dan terumbu karang
masih dapat tumbuh dengan baik , dengan menggunakan cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
Salinitas
00
Gugus Pulau Sapeken memiliki rata – rata salinitas 33.60
00
pada musim kemarau dan 32.3
00
pada musim hujan, masih memungkinkan untuk sejumlah ekosistem dan biota di dalamnya untuk tumbuh dan berkembang. Terumbu
karang sebagai ekosistem yang dominan ada di wilayah gugus Pulau Sapeken, memiliki nilai salinitas optimal berkisar antara 32
00
– 35
00
namun karang baru dapat mentolerir kisaran salinitas antara 27
00
– 40
00
Nybakken, 1988 dan kondisi salinitas yang baik bagi pertumbuhan dan dan perkembangan karang
karang berkisar antara 30
00
– 35
00
pH Wilayah perairan gugus Pulau Sapeken memiliki derajat keasaman atau pH
yang berbeda tiap musimnya. Hasil pengamatan pada dua titik waktu musim menunjukkan pada musim hujan, perairan cenderung memiliki pH yang lebih
tinggi berkisar antara 7.5
– 8.6 Tabel 6. Pada kisaran pH tersebut, perairan
wilayah gugus Pulau Sapeken merupakan tempat yang baik bagi sejumlah ekosistem dan biota untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, seperti derajat
keasaman yang optimal untuk pertumbuhan terumbu karang berkisar antara 7 –
8.5 serta berpengaruh terhadap komunitas biologi yang ada pada perairan tersebut
DO ppm DO atau Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut adalah parameter kimia
perairan yang menunjukkan banyaknya oksigen yang terlarut dalam ekosistem perairan. Hasil pengamatan menunjukkan DO perairan wilayah gugus Pulau
Sapeken memiliki perbedaan pada dua titik waktu musim pengamatan. Kisaran DO terendah terjadi pada waktu pengamatan musim kemarau 4.55 ppm
– 5.59 ppm Tabel 6. Rendahnya nilai DO pada waktu pengamatan musin
kemarau menunjukkan pada suhu lebih tinggi atau terjadi peningkatan suhu maka kelarutan oksigen akan semakin berkurang dan kelarutan oksigen
cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan air tawar Effendi, 2003.
Total Suspended Solid TSS Nilai TSS Total Suspended Solid yang didapatkan dari dua titik waktu
musim pengamatan menunjukkan, pada musim hujan perairan wilayah gugus Pulau Sapeken memiliki nilai TSS yang lebih tinggi dibandingkan pada saat
musim kemarau. Nilai TSS tertinggi berkisar antara 0.04 mgliter – 7.95 mgliter.