Pemanfaatan Gugus Pulau Sapeken

Keberadaan sarana prasarana pada wilayah gugus Pulau Sapeken merupakan salah satu hal yang perlu dibenahi dalam pengembangan kegiatan ekowisata, selain peninggalan berupa budaya. Jumlah dan kondisi sarana prasarana yang ada, belum mencukupi kebutuhan masyarakat yang ada. Berikut kondisi sarana prasarana kewilayahan yang ada pada gugus Pulau Sapeken : o Infrastruktur perhubungan dan transportasi Sarana perhubungan dan transportasi merupakan faktor yang berpengaruh bagi wilayah yang bersifat insular dan remoteness. Ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan baik berupa jalan, darmaga, dan sarana angkutan akan mempermudah akses bagi masuknya barang dan jasa pada gusus Pulau Sapeken. Berdasarkan data Bappeda Kabupaten Sumenep 2010 Kecamatan Sapeken memiliki panjang jalan darat secara keseluruhan sepanjang 39,341 km dengan kondisi jalan rusak 9,53 . Sarana transportasi antar pulau banyak menggunakan perahu bermotor dan sarana angkutan darat didominasi oleh sepeda motor, mobil jarang ditemui di beberapa pulau pada wilayah gugus Pulau Sapeken. Sarana perhubungan lain yang terdapat di Kecamatan Sapeken adalah dermaga pelabuhan. Keberadaan dermaga pelabuhan sangat diperlukan mengingat jalur transportasi laut merupakan jalur utama yang menghubungkan wilayah gugus Pulau Sapeken dengan wilayah di sekitarnya. Tidak semua pulau kecil yang ada di gugus Pulau Sapeken memiliki dermaga pelabuhan. Dermaga pelabuhan hanya terdapat di Pulau Sapeken, Pegerungan Kecil dan Pagerungan Besar, Sabunten, Paliat, Sasiil, Sepanjang dan Sakala. Untuk sarana perhubungan bandara udara, hanya ditemui di Pulau Pagerungan Besar sebagai tempat beroperasinya eksploitasi migas milik perusahaan Kangean Gambar 10 Roma Tenggi, rumah tradisonal suku Bajo di gugus Pulau Sapeken Sumber : Survey Lapang 2011 Energy Indonesia Ltd KEI. Keberadaan bandara tersebut hanya digunakan sebagai pendukung kegiatan eksploitasi perusahaan dan tidak dibuka untuk penerbangan umum. o Infrastruktur listrik Masyarakat pada wilayah Pulau Sapeken belum seluruhnya dapat menikmati listrik. Pada umumnya kebutuhan listrik untuk penerangan dibeberapa pulau-pulau kecil pada wilayah gugus Pulau Sapeken diperoleh dari generator. Listrik untuk penerangan yang berasal PLN hanya terdapat di Pulau Sapeken. Layanan tersebut hanya bisa dinikmati selama 12 jam, mulai jam 5 sore sampai jam 5 pagi. Perbedaan ketersediaan sarana penerangan di tiap pulau ini menjadikan pada saat malam hari aktifitas ekonomi dan hiburan di Pulau Sapeken, Pagerungan Kecil dan Pegerungan Besar lebih ramai dibandingkan pulau disekitarnya. Khusus untuk Pulau Sapeken, ketersediaan sarana penerangan ini menjadi salah satu faktor Pulau Sapeken sebagai sentra distribusi barang dan jasa bagi pulau – pulau kecil disekitarnya. Tabel 8 Jumlah rumah tangga pelanggan listrik di Kecamatan Sapeken No Desa Listrik PLN Non PLN 1 Sabuntan 29 2 Paliat 28 3 Sepeken 983 126 4 Sasiil 68 5 Sepanjang 176 6 Tanjungkiaok 169 7 Pagerungan Kecil 225 8 Pagerungan Besar 418 9 Sakala 49 Jumlah 983 1,259 Sumber : Kecamatan Sapeken Dalam Angka 2010 Pulau – pulau kecil lainnya, umumnya pemenuhan kebutuhan listrik berasal dari generator non PLN. Tidak semua masyarakat di luar pulau Sapeken memiliki generator, hanya beberapa KK yang menyediakan generator dan hanya menyala selama 3 jam dari jam 6 sore sampai jam 9 malam. Untuk Pulau Pagerungan Besar dan Pulau Pagerungan Kecil, kebutuhan listrik masyarakat dibantu oleh perusahaan Kangean Energy Imdonesia KEI, meski terbatas pada beberapa tempat. o Infrastruktur telekomunikasi Konsekuensi dari letak pulau-pulau kecil yang terpisah dari mainland dan terisolasi membuat tersedianya sarana komunikasi amat diperlukan. Ketersediaan sarana telekomunikasi pada wilayah gugus Pulau Sapeken diperlukan untuk membuka akses informasi dari luar. Saat ini ketersediaan sarana telekomunikasi pada wilayah gugus Pulau Sapeken hanya terdapat di Pulau Sapeken, meliputi kantor pos, kantor telekomunikasi Telkom, 1 tower Telkomsel, 1 tower Indosat dan 1 tower XL. o Infrastruktur air bersih Ketersediaan air bersih merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap keberlanjutan kehidupan di sebuah pulau kecil. Pada gugus Pulau Sapeken, kebutuhan air bersih sangat tergantung dari air hujan dan sumur yang ada, hanya di Pulau Sapeken yang mendapat layanan PAM. Di saat tertentu, pada musim kemarau, ketersediaan air bersih di sejumlah pulau pada gugus Pulau Sapeken tidak mampu mencukupi kebutuhan penduduk yang ada. Tidak jarang, masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan air bersih mendatangkan dari mainland sekitarnya seperti Sumenep dan Banyuwangi. Gambar 11 Sarana telekomunikasi pada wilayah gugus Pulau Sapeken Sumber : Survey Lapang 2011