Pengembangan Potensi Wilayah Koridor Ekonomi Dalam MP3EI

wilayah kumuh, bantaran sungai, dan lainnya. Berakibat pula angka kemiskinan yang tinggi di Jawa.

6.8. Pengembangan Potensi Wilayah Koridor Ekonomi Dalam MP3EI

Pengaruh infrastruktur di suatu wilayah diharapkan akan menimbulkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang terdapat dalam koridor ekonomi itu sehingga terjadi peningkatan aktivitas ekonomi dalam dan antar koridor. Bila suatu wilayah berkembang secara cepat tanpa adanya efek penyebaran atau trickle down effect, akibatnya adalah disparitas yang semakin besar dan tidak membantu mendorong pemerataan pembangunan. Diperlukan intervensi pemerintah dengan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi adanya disparitas wilayah atau kesenjangan antar wilayah di Indonesia. Intervensi pemerintah diperlukan untuk meredam efek pengurasan sumber daya wilayah yang menciptakan disparitas wilayah tersebut. Efek pengurasan sumber daya yang berlebihan backwash adalah suatu daerah yang diberikan konektivitas melalui pembangunan sejumlah infrastruktur, tetapi dampaknya bagi wilayah tersebut menjadi turun karena adanya pengeksploitasian sumber daya alam di wilayah tersebut. Padahal idealnya suatu wilayah itu bila telah tersambung secara konektivitas maka perekonomian di sekitarnya juga seharusnya ikut maju dan berkembang. Sebagai contoh, kasus Kota Kuala Kencana di kawasan pertambangan Freeport di Papua merupakan salah satu contoh adanya disparitas atau kesenjangan yang luar biasa antara Kuala Kencana dengan wilayah-wilayah lain di sekitarnya yang dampaknya juga ikut terimbas ke masalah politik dan sosial. Keadaan ini dapat menciptakan sesuatu wilayah dimana suatu daerah- daerah yang merupakan kantong pertumbuhan. Oleh sebab itu, diperlukan adanya kesiapan dari negara kita sendiri untuk mengelola sumber daya alam dengan konstelasi yang tepat di tingkat internasional sehingga Indonesia tidak hanya menjadi penonton tetapi pemain di era global sekarang ini. Pemerintah telah menerapkan konsep MP3EI Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang diharapkan akan menghubungkan pusat-pusat ekonomi. Dengan demikian, beragam koridor yang terdapat dalam MP3EI juga diharapkan dapat memicu tumbuhnya industri berskala usaha kecil dan menengah UKM yang bersifat menunjang. Pada intinya MP3EI adalah berbasis komoditas dengan pusat pertumbuhan yang disambung satu dengan yang lainnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi, baik yang sudah berjalan maupun yang direncanakan, perlu didukung dengan penyiapan tenaga kerja yang memadai. harus mampu menciptakan SDM tangguh yang mampu menghadapi tantangan global. Pada titik inilah, maka diperlukan adanya perencanaan strategis yang menyeluruh. Melalui pendidikan menengah universal diharapkan dapat menghasilkan SDM tangguh dan produktif. Meski demikian harus diakui, pembangunan pendidikan menengah sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, menyangkut kondisi sosial budaya, ekonomi, teknologi, dan politik yang terjadi di Indonesia. Secara demografi, ke depan, Indonesia akan mengalami peningkatan usia produktif dengan rata-rata usia 25 tahun sampai dengan 35 tahun pada tahun 2015 sampai dengan 2035. Di satu sisi, usia produktif ini bisa mendatangkan keuntungan dan peluang untuk membangun Indonesia bonus demografi. Dengan usia produktif yang berpendidikan baik, maka peluang membangun Indonesia menjadi luas. Namun di sisi lain, jika salah dalam penanganan dan mengantisipasinya, bisa menjadi bencana disaster demography, jika potensi usia produktif itu tidak mampu bekerja dengan menjadi pengangguran. Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan tidak hanya difokuskan pada jenjang pendidikan tinggi melainkan harus sudah diawali dari jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sungguh sangat disayangkan, jika pada periode emas ini tidak dilakukan investasi sumber daya manusia secara besar-besaran. Jika periode ini dilewatkan begitu saja, maka bukan bonus demografi yang diraih, tapi bencana demografi yang diperoleh. Menyikapi bonus demografi dengan menggagas pendidikan menengah universal adalah bagian yang tidak terpisahkan untuk mensukseskan program MP3EI. Melalui enam koridor pertumbuhan ekonomi dalam MP3EI, bermakna pula pada bagaimana menyiapkan SDM handal dibidangnya dan hal ini dapat terpenuhi melalui jalur pendidikan. Dalam pelaksanaan proyek MP3EI, sebagai contoh di koridor Bali-Nusa Tenggara menurut Gubernur Nusa Tenggara Barat terdapat permasalahan. Diantaranya adalah masalah pendanaan, ketersediaan sumber daya manusia, dan masalah kepastian hukum atas lahan pengembangan proyek MP3EI di koridor Bali-Nusa Tenggara terutama industry pariwisata, peternakan, dan perikanan. Kementerian Koordinator Perekonomian mencatat baru 20 dari 84 proyek MP3EI yang dimulai peleksanaanya pertengahan tahun 2012 ini yang disebabkan karena beberapa kendala tersebut.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN