Estimasi konvergensi dengan pendekatan pendapatan wilayah harus dibandingkan dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga sehingga pola
konvergensi yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat dapat terlihat Tabel 17. Proses konvergensi dengan pendekatan pengeluaran rumah
tangga terjadi di koridor Kalimantan, ditandai dengan koefsien y
t-1
yang kurang dari 1 pada model yaitu sebesar 0,1728. Tingkat konvergensi yang dihasilkan
yaitu sebesar 175,56 persen, lebih besar daripada estimasi konvergensi dengan menggunakan pendekatan PDRB per kapita. Berdasarkan uji Sargan, variabel
instrument valid p-value 0,2200. Model juga konsisten dilihat dari signifikansi m1 p-value 0,0141 dan m2 0,1944. Terjadinya proses konvergensi dari
penghitungan dengen pendekatan pengeluaran rumah tangga di Koridor Kalimantan menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga semakin merata dan
tingkat disparitasnya semakin mengecil serta terjadi pemerataan kecepatan pada level rumah tangga.
5.5. Konvergensi antar KabupatenKota di Koridor Ekonomi Sulawesi
Koridor Sulawesi merupakan produsen pangan ketiga terbesar di Indonesia yang menyumbang 10 persen produksi padi nasional dan 15 persen produksi
jagung nasional, dan pertanian pangan menyumbang 13 persen PDRB koridor Sulawesi. Tema pengembangan koridor Sulawesi dalam Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI adalah sebagai “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, serta
Pertambangan Nikel Nasional”. Kegiatan utama di koridor Sulawesi adalah pertanian dengan kontribusi terhadap PDRB sekitar 30 persen.
Tabel 18 Estimasi Konvergensi KabupatenKota Pendekatan PDRB per kapita di Koridor Sulawesi dengan Metode Data Panel Dinamis FD-GMM
EstimatedCoefficients Standard Error
P-value ln pdrb
t-1
0,9626 0,1498
0,0000 ln inv
0,0008 0,0003
0,0140 ln labour
0,0258 0,0465
0,5790 Implied
λ 3,8156
Wald-Test 64,9200
0,0000 AB
m1
-2,8076 0,0050
AB
m2
0,0530 0,9578
Sargan Test 4,5427
0,6036 Catatan: variabel share sektor pertanian digunakan sebagai instrumen
Parameters
Pertumbuhan ekonomi wilayah-wilayah di Koridor Sulawesi mengalami proses menuju ke satu titik tertentu. Nilai koefisien y
t-1
pada lag variabel dependen kurang dari 1, sehingga menghasilkan tingkat konvegensi. Tingkat
konvergensi mencapai 3,82 persen berdasarkan hasil empiris koefisien y
t-1
sebesar 0,9626. Pemeriksaan model data panel dinamis dilakukan dengan uji validitas dan
konsistensi model. Hasil uji Sargan menunjukkan bahwa hipotesis nol variabel instrumen valid tidak ditolak. Penggunaan variabel instrumen share sektor
pertanian yang tepat dalam estimasi konvergesi di Koridor Sulawesi ini menunjukkan peranan sektor ini dalam perekonomian wilayah-wilayah di koridor
Sulawesi yang cukup besar, bahkan mendominasi kegiatan ekonominya. Sedangkan uji m1 dan m2 menunjukkan bahwa tidak ada serial correlation dan
model konsisten Tabel 18. Estimasi konvergensi dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga dilihat
dari koefisien parameter autoregressive dari variabel pengeluaran rumah tangga per kapita. Nilai koefisien dari y
t-1
sebesar 0,5162 mengindikasikan adanya konvergensi pengeluaran rumah tangga di antara kabupatenkota di koridor
Sulawesi, dengan tingkat konvergensi sebesar 66,12 persen. Berdasarkan uji Sargan dengan statistik 9,9617 p-value 0,1263, model FD-GMM ini mempunyai
vaiabel instrument yang valid. Uji konsistensi dengan melihat m1 dan m2 menunjukkan bahwa tidak ada serial correlation dan model konsistenTabel 19.
Tabel 19 Estimasi Konvergensi KabupatenKota Pendekatan Pengeluaran Rumah Tangga di Koridor Sulawesi dengan Metode Data Panel Dinamis FD-
GMM
EstimatedCoefficients Standard Error
P-value ln income
t-1
0,5162 0,1242
0,0000 ln inv
-0,0156 0,0110
0,1560 ln labour
0,5384 0,5110
0,2920 Implied
λ 66,1208
Wald-Test 19,5100
0,0002 AB
m1
-1,9146 0,0555
AB
m2
-0,0866 0,9310
Sargan Test 9,9617
0,1263 Catatan: variabel tenaga kerja digunakan sebagai instrumen
Parameters
5.6. Konvergensi antar KabupatenKota di Koridor Ekonomi Bali-