Konvergensi antar KabupatenKota di Koridor Ekonomi Jawa

Tabel 13 Estimasi Konvergensi KabupatenKota Pendekatan Pengeluaran Rumah Tangga di Koridor Sumatera dengan Metode Data Panel Dinamis FD- GMM EstimatedCoefficients Standard Error P-value ln income t-1 0,0971 0,0802 0,2260 ln inv 0,0176 0,0067 0,0090 ln labour 0,4691 0,4146 0,2580 Implied λ 233,2314 Wald-Test 12,7300 0,0053 AB m1 -5,4954 0,0000 AB m2 -0,2359 0,8135 Sargan Test 7,9405 0,2425 Catatan: variabel share sektor manufaktur digunakan sebagai instrumen Parameters Ukuran kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan pengeluaran rumah tangga per kapita dapat lebih mencerminkan daya beli penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan pengukuran pendapatan wilayah dengan menggunakan PDRB per kapita melibatkan penduduk di luar wilayah yang memiliki kegiatan ekonomi di dalam wilayah. Proses konvergensi pengeluaran rumah tangga terjadi di koridor Sumatera, ditandai dengan koefisien y t-1 yang kurang dari 1 pada model yaitu sebesar 0,0971. Tingkat konvergensi yang dihasilkan sebesar 233,23 persen, jauh lebih besar dibandingkan estimasi konvergensi dengan menggunakan PDRB per kapita. Kriteria model data panel dinamis ditentukan oleh validitas dan konsistensi telah memenuhi syarat. Berdasarkan uji Sargan dengan statistic 7,9405 p-value 0,2425, model FD-GMM ini mempunyai variabel instrument yang valid. Uji konsistensi dengan melihat AB m1 dan AB m2 menunjukkan bahwa tidak ada serial correlation dan model konsisten.

5.3. Konvergensi antar KabupatenKota di Koridor Ekonomi Jawa

Perkembangan wilayah di koridor ekonomi Jawa relatif stabil, tanpa adanya pemekaran wilayah administratif baik kabupatenmaupun kota pada periode penelitian. Secara umum, koridor Jawa memiliki perkembangan yang baik di bidang ekonomi dan sosial, sehingga koridor Jawa berpotensi untuk berkembang dalam rantai nilai dari ekonoi manufaktur ke jasa. Koridor ini dapat menjadi benchmark perubahan ekonomi yang telah sukses berkembang dalam rantai nilai yang sebelumnya fokus pada industri primer menjadi fokus pada industri tersier, seperti Singapura, dan Dubai. Pertumbuhan ekonomi wilayah kabupatenkota di koridor Jawa mengalami proses menuju ke satu titik tertentu konvergensi. Nilai koefisien y t-1 pada lag variabel dependen kurang dari 1, sehingga menghasilkan tingkat konvergensi yang positif. Tingkat konvergensi mencapai 7,99 persen berdasarkan hasil empiris koefisien y t-1 sebesar 0,9232. Pemeriksaan model data panel dinamis dilakukan dengan uji validitas dan konsistensi model. Hasil uji Sargan menunjukkan bahwa hipotesis nol variabel nol variabel instrumen valid tidak ditolak. Penggunaan share tenaga kerja berpendidikan SMA ke atas yang tepat dalam estimasi konvergensi di koridor Jawa ini menunjukkan peranan tenaga kerja ini dalam perekonomian wilayah-wilayah di koridor Jawa yang cukup besar. Sedangkan uji m1 dan m2 menunjukkan bahwa tidak ada serial correlation dan model konsisten. Tabel 14 Estimasi Konvergensi KabupatenKota Pendekatan PDRB per kapita di Koridor Jawa dengan Metode Data Panel Dinamis FD-GMM EstimatedCoefficients Standard Error P-value ln pdrb t-1 0,9232 0,2007 0,0000 ln inv 0,0016 0,0013 0,2050 ln labour 0,0788 0,0646 0,2230 Implied λ 7,9896 Wald-Test 66,5400 0,0000 AB m1 -2,8370 0,0046 AB m2 -1,2427 0,2140 Sargan Test 9,1671 0,1644 Catatan: variabel share tenaga kerja berpendidikan SMA ke atas digunakan sebagai instrumen Parameters Estimasi konvergensi pendapatan wilayah di koridor Jawa sejalan dengan peningkatan pemerataan kesejahteraan penduduk. Hal ini dibuktikan dengan penghitungan konvergensi pendekatan pengeluaran rumah tangga yang menghasilkan koefisien y t-1 kurang dari 1 sehingga tingkat konvergensi yang terjadi positif. Lag pertama dari variable dependen signifikan pada level 5 persen dengn koefisien sebesar 0,0678. Tingkat konvergensi yang diperoleh dari penghitungan tersebut adalah 269,12 persen. Kriteria pengujian model dilakukan dengan uji Sargan untuk melihat validitas variabel instrumen. Statistik sebesar 9,9904 p-value 0,1251, menunjukkan bahwa instrumen variabel valid. Demikian pula dengan pengujian model dari statistik m1 dan m2 menunjukkan bahwa model sudah terbebas dari serial correlation. Kecepatan konvergensi di koridor Jawa dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga menghasilkan angka yang besar dibandingkan dengan pendekatan pendapatan wilayah, artinya disparitas kesejahteraan rakyat semakin mengecil dalam tingkat yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan wilayah. Tabel 15 Estimasi Konvergensi KabupatenKota Pendekatan Pengeluaran Rumah Tangga di Koridor Jawa dengan Metode Data Panel Dinamis FD-GMM EstimatedCoefficients Standard Error P-value ln income t-1 -0,0678 0,0718 0,3450 ln inv -0,0046 0,0088 0,6000 ln labour 0,1412 0,3138 0,6530 Implied λ 269,1193 Wald-Test 15,8100 0,0004 AB m1 -5,2936 0,0000 AB m2 -0,0445 0,9645 Sargan Test 9,9904 0,1251 Catatan: variabel share sektor pertanian digunakan sebagai instrumen Parameters

5.4. Konvergensi antar KabupatenKota di Koridor Ekonomi Kalimantan