tersebut dan beban kerja pemerintah daerah juga lebih sedikit daripada pemerintah pusat Sukirno, 1995. Dengan demikian, Mardiasmo 2002 menyatakan bahwa
pemerintah daerah tidak lagi sekedar menjalankan instruksi dari pemerintah pusat, tetapi daerah dituntut mampu mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Pemerintah daerah dapat lebih berkonsentrasi pada pemberdayaan kekuatan ekonomi lokal, melakukan alokasi
secara lebih efisien pada potensi lokal yang sesuai dengan kebutuhan publik, sehingga meningkatkan kinerja kemampuan keuangan daerah.
Idealnya semua pengeluaran pemerintah daerah dapat dicukupi dengan menggunakan PAD Pendapatan Asli Daerah sehingga daerah benar-benar
otonom. Namun kemampuan daerah yang berbeda-beda menyebabkan pemerintah perlu melakukan mekanisme transfer melalui dana perimbangan agar terjadi
pemerataan kemampuan fiskal di setiap daerah. Dana Perimbangan Keuangan Pusat - Daerah PKPD terdiri dari bantuan umum block grant dan bantuan
khusus spesific grant. Bantuan umum meliputi DAU Dana Alokasi Umum dan DBH Dana Bagi Hasil, yaitu Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil
Sumber Daya Alam. Tujuan utama DAU adalah memperkuat kondisi fiskal daerah dan mengurangi ketimpangan antar daerah horizontal imbalance. Pada awal
penerapannya, DAU dimanfaatkan untuk membiayai pengeluaran rutin. Sedangkan DBH bertujuan untuk mengurangi disparitas pusat – daerah
vertical imbalance. Kebijakan DBH SDA dilakukan agar masyarakat daerah dapat merasakan hasil sumber daya alam yang dimilikinya karena selama
pemerintahan sentralistik, hasil SDA lebih banyak dinikmati oleh pemerintah pusat. DBH Pajak banyak diperoleh dari kota-kota metropolitan yang merupakan
tempat konsentrasi perusahaan dan bisnis.
2.4.2. Tingkat Pembangunan Ekonomi
Teori perubahan struktur perekonomian memperlihatkan hubungan antara besarnya pendapatan per kapita dengan persentase sumbangan berbagai sektor
ekonomi terhadap produksi nasional. Peranan berbagai sektor ekonomi pada tingkat pembangunan ekonomi menjadi landasan penentuan sumber-sumber daya
ke berbagai sektor ekonomi Sukirno, 1995. Bagaimana suatu negara mencapai
kemajuan dapat melalui cara yang berbeda, tergantung pada sumber daya yang tersedia dan potensi yang dimilikinya termasuk tingkat pendapatan pada awal
pembangunan dan keunggulan komparatif relatif terhadap negara lainnya. Chenery 1980 menyatakan bahwa struktur ekonomi wilayah terbelakang akan
berubah dari waktu ke waktu dengan adanya industri-industri baru yang menggantikan pertanian tradisional sebagai mesin pertumbuhan ekonomi.
Wilayah yang maju dan terbelakang mempunyai pola pembangunan ekonomi yang tidak sama dengan latar belakang geografis yang berbeda sehingga secara
alami ketimpangan wilayah merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Bose et al. 2005 juga meneliti bahwa tingkat pembangunan ekonomi menentukan
keuangan publik optimal suatu wilayah.
2.4.3. Pendidikan Tenaga Kerja
Pendidikan merupakan faktor produksi yang tidak dapat dipisahkan dari tenaga kerja karena menentukan kualitas tenaga kerja. Modal dan sumber daya
alam hanyalah merupakan faktor produksi pasif, sedangkan manusia merupakan agen yang aktif yang dapat mengakumulasi modal, mengeksploitasi sumber daya
alam serta membangun kehidupan sosial, ekonomi dan politik serta membawa kemajuan bagi pembangunan nasional Todaro dan Smith, 2006. UNESCO
2008 menyatakan arti penting pendidikan sebagai berikut:
1 Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan seseorang sehingga menjadi lebih efektif dan produktif yang pada gilirannya
dapat meningkatkan penghasilan secara memadai untuk mendorong peningkatan pendapatan,
2 Pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan dan gizi, 3 Pendidikan akan meningkatkan mutu standar hidup,
4 Pendidikan akan mendorong proses pembangunan sosial melalui penguatan kohesi dalam masyarakat dan membuka peluang serta kesempatan yang lebih
baik.
2.4.4. Infrastruktur