Gambar 31 Pengguna Telepon Tetap Kabel dan Nirkabel Menurut Wilayah,
2010
Berdasarkan data statistik ponsel dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada tahun 2010 teledensitas tertinggi terdapat pada wilayah Jakarta-
Banten yang mencapai 73,72. Angka ini jauh lebih besar daripada wilayah lain di Indonesia. Bahkan wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta,
teledensitasnya hanya 5,50 dan lebih rendah dari wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara yang mencapai 12,23. Demikian juga teledensitas telepon tetap
nirkabel, teledensitas tertinggi juga berada di wilayah Jakarta-Banten. Hal ini disebabkan pengguna pada kedua wilayah tersebut jauh lebih besar dibanding
wilayah lain. Tetepon tetap fixed telephone dihitung dengan membagi jumlah saluran telepon tetap dengan total penduduk kemudian mengalikan dengan 100.
Keadaan tersebut menyebabkan bahwa meningkatnya pembangunan infrastruktur telepon dapat menyebabkan menurunnya disparitas di Indonesia.
6.2. Disparitas antar Provinsi di Koridor Ekonomi Sumatera
Estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi disparitas wilayah antar provinsi di koridor ekonomi Sumatera dilakukan dengan menggunakan variabel dependen
koefisien variasi Williamson PDRB per kapita. Dengan menggunakan data 8 provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau. Model
data panel statis yang terpilih untuk analisis disparitas ini adalah fixed effect berdasarkan uji Hausman dengan p-value sebesar 0,0009.
Tabel 28 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Disparitas Wilayah antar Provinsi Pendekatan PDRB per Kapita di Koridor
Sumatera, 2006-2010
Variable Coefficient
Std. Error Prob
ln govexp -0,0604
0,1912 0,7550
ln agri -0,0344
0,3738 0,9270
ln manu -0,1824
0,2488 0,4640
ln edu -0,3612
0,2468 0,1530
ln electric 0,1404
0,1871 0,4590
ln water 0,1063
0,2468 0,6700
ln phone -0,3224
0,1044 0,0040
ln road -0,1395
0,1850 0,4560
cons 0,9881
2,1799 0,6530
R-squared 0,3894
F-statistic 2,5500
Prob F-statistic 0,0284
Catatan: signifikan pada
α 5; signifikan pada α 10
Disparitas pembangunan antar wilayah di koridor ekonomi Sumatera hanya dipengaruhi oleh infrastruktur telepon secara negatif. Peningkatan infrastruktur
telepon dapat menurunkan disparitas pendapatan wilayah di koridor ekonomi Sumatera. Peningkatan infrastruktur telepon diproksi dengan share rumah tangga
pengguna telepon mempengaruhi disparitas PDRB per kapita dengan elastisitas 0,32. Jika infrastruktur telepon meningkat 1 persen, maka disparitas akan menurun
sebesar 0,32 persen Tabel 28.
Tabel 29 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Disparitas Wilayah antar Provinsi Pendekatan Pengeluaran Rumah Tangga di
Koridor Sumatera, 2006-2010
Variable Coefficient
Std. Error Prob
ln govexp -0,3104
0,2977 0,3050
ln agri 0,9438
0,5799 0,1130
ln manu 0,3803
0,3859 0,3320
ln edu -0,1879
0,3829 0,6270
ln electric 0,4096
0,2903 0,1680
ln water -0,2458
0,3828 0,5250
ln phone -0,6949
0,1619 0,0000
ln road -0,0147
0,2870 0,9590
cons -2,6005
3,3819 0,4480
R-squared 0,5234
F-statistic 4,3900
Prob F-statistic 0,0012
Catatan: signifikan pada
α 5; signifikan pada α 10 Estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi disparitas wilayah-wilayah
kabupatenkota di koridor ekonomi Sumatera juga dilakukan dengan menggunakan variabel dependen koefisien variasi Williamson pendapatan per
kapita rumah tangga. Diproksi dengan pengeluaran rumah tangga per kapita. Model data panel statis yang terpilih untuk analisis disparitas ini adalah fixed
effect berdasarkan uji Hausman dengan p-value sebesar 0,0071. Sama halnya dengan pendekatan koefisien variasi Williamson pendekatan PDRB per kapita,
disparitas pembangunan antar wilayah di koridor ekonomi Sumatera dengan pendekatan koefisien variasi Williamson pendekatan pengeluaran rumah tangga
per kapita juga dipengaruhi oleh infrastruktur telepon secara negatif. Peningkatan infrastruktur telepon dapat menurunkan disparitas pengeluaran rumah tangga
wilayah di Indonesia dengan elastisitas sebesar 0,69 persen. Jika pembangunan infrastruktur telepon di suatu provinsi naik sebesar 1 persen, maka disparitas
wilayah Indonesia dapat diturunkan sebesar 0,69 persen, ceteris paribus Tabel 29.
6.3. Disparitas antar Provinsi di Koridor Ekonomi Jawa