Konvergensi antar KabupatenKota di Koridor Ekonomi Kalimantan

dengan uji Sargan untuk melihat validitas variabel instrumen. Statistik sebesar 9,9904 p-value 0,1251, menunjukkan bahwa instrumen variabel valid. Demikian pula dengan pengujian model dari statistik m1 dan m2 menunjukkan bahwa model sudah terbebas dari serial correlation. Kecepatan konvergensi di koridor Jawa dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga menghasilkan angka yang besar dibandingkan dengan pendekatan pendapatan wilayah, artinya disparitas kesejahteraan rakyat semakin mengecil dalam tingkat yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan wilayah. Tabel 15 Estimasi Konvergensi KabupatenKota Pendekatan Pengeluaran Rumah Tangga di Koridor Jawa dengan Metode Data Panel Dinamis FD-GMM EstimatedCoefficients Standard Error P-value ln income t-1 -0,0678 0,0718 0,3450 ln inv -0,0046 0,0088 0,6000 ln labour 0,1412 0,3138 0,6530 Implied λ 269,1193 Wald-Test 15,8100 0,0004 AB m1 -5,2936 0,0000 AB m2 -0,0445 0,9645 Sargan Test 9,9904 0,1251 Catatan: variabel share sektor pertanian digunakan sebagai instrumen Parameters

5.4. Konvergensi antar KabupatenKota di Koridor Ekonomi Kalimantan

Sesuai dengan kondisi sumber daya dan geografis Pulau Kalimantan, tema pengembangan Koridor Kalimantan dalam MP3EI adalah sebagai “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional” yang didominasi oleh kegiatan utama di sektor energi migas dan batubara dan mineral bauksit dan baja. Berdasarkan data BPS menunjukkan bahwa penopang utama perekonomian koridor Kalimantan adalah sektor migas yang berkontribusi sekitar 50 persen dari total PDRB Kalimantan pada tahun 2010. Tabel 16 Estimasi Konvergensi KabupatenKota Pendekatan PDRB per kapita di Koridor Kalimantan dengan Metode Data Panel Dinamis FD-GMM EstimatedCoefficients Standard Error P-value ln pdrb t-1 0,3625 0,1815 0,0460 ln inv 0,0019 0,0007 0,0120 ln labour 0,0768 0,0532 0,1490 Implied λ 101,4740 Wald-Test 29,5300 0,0000 AB m1 -1,2603 0,2075 Parameters AB m2 -1,4124 0,1578 Sargan Test 3,6067 0,7297 Catatan: variabel share sektor pertanian digunakan sebagai instrumen Pola kecepatan pertumbuhan dari semua kabupatenkota di koridor eonomi Kalimantan diuji untuk melihat proses konvergensi yang terjadi secara empiris Tabel 16. Proses konvergensi pendapatan wilayah di koridor Kalimantan dilihat dari koefisien y t-1 yang kurang dari 1, mengindikasikan bahwa konvergensi terjadi dengan tingkat konvergensi mencapai 101,47 persen. Berdasarkan uji Sargan, hipotesis nol bahwa variabel instumen valid tidak ditolak, dengan p-value 0,7297 yang artinya variable instrument yang digunakan telah valid secara signifikan pada level 5 persen. Namun model tidak konsisten karena masih ada serial correlation, dilihat dari signifikansi AB m1 yang seharusnya menolak hipotesis nol. Uji AB m2 sudah sesuai dengan teori untuk uji kekonsistenan model. Tabel 17 Estimasi Konvergensi KabupatenKota Pendekatan Pengeluaran Rumah Tangga di Koridor Kalimantan dengan Metode Data Panel Dinamis FD- GMM EstimatedCoefficients Standard Error P-value ln income t-1 -0,1728 0,0523 0,0010 ln inv 0,0152 0,0104 0,1420 ln labour 0,4237 0,4281 0,3220 Implied λ 175,5620 Wald-Test 12,0900 0,0071 AB m1 -2,4540 0,0141 AB m2 -1,2976 0,1944 Sargan Test 8,2557 0,2200 Catatan: variabel investasi digunakan sebagai instrumen Parameters Estimasi konvergensi dengan pendekatan pendapatan wilayah harus dibandingkan dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga sehingga pola konvergensi yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat dapat terlihat Tabel 17. Proses konvergensi dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga terjadi di koridor Kalimantan, ditandai dengan koefsien y t-1 yang kurang dari 1 pada model yaitu sebesar 0,1728. Tingkat konvergensi yang dihasilkan yaitu sebesar 175,56 persen, lebih besar daripada estimasi konvergensi dengan menggunakan pendekatan PDRB per kapita. Berdasarkan uji Sargan, variabel instrument valid p-value 0,2200. Model juga konsisten dilihat dari signifikansi m1 p-value 0,0141 dan m2 0,1944. Terjadinya proses konvergensi dari penghitungan dengen pendekatan pengeluaran rumah tangga di Koridor Kalimantan menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga semakin merata dan tingkat disparitasnya semakin mengecil serta terjadi pemerataan kecepatan pada level rumah tangga.

5.5. Konvergensi antar KabupatenKota di Koridor Ekonomi Sulawesi