6.3. Disparitas antar Provinsi di Koridor Ekonomi Jawa
Estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi disparitas wilayah antar provinsi di koridor ekonomi Jawa dilakukan dengan menggunakan variabel dependen
koefisien variasi Williamson PDRB per kapita. Dengan menggunakan data 6 provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan
Banten. Model data panel statis yang terpilih untuk analisis disparitas ini adalah random effect berdasarkan uji Hausman dengan p-value sebesar 0,4372.
Disparitas pendapatan antar wilayah di koridor ekonomi Jawa dipengaruhi oleh pangsa sektor manufaktur secara positif, dan panjang jalan kondisi baik dan
sedang secara positif. Pembangunan infrastruktur jalan dengan kondisi baik dan sedang banyak digunakan dan dimanfaatkan atau didominasi oleh industri dan
bisnis dari wilayah lain atau ke wilayah lain Sirojuzilam, 2009. Pemanfaatan jalan oleh masyarakat atau rumah tangga di wilayah setempat kurang
dimanfaatkan karena kondisi pembangunan jalan bukan berada di wilayah dimana yang selalu dilalui untuk dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Dengan
demikian, maka pembangunan infrastruktur jalan tersebut meningkatkan ketidakmerataan pembangunan wilayah. Peningkatan kegiatan ekonomi di sektor
manufaktur dan peningkatan infrastruktur jalan justru meningkatkan disparitas wilayah di koridor ekonomi Jawa.
Peningkatan kegitan ekonomi sektor manufaktur mempengaruhi disparitas PDRB per kapita dengan elastisitas 0,76 di koridor Jawa. Jika kontribusi sektor
manufaktur meningkat 1 persen, maka akan menaikkan disparitas sebesar 0,76 persen. Selanjutnya peningkatan infrastruktur jalan menjadi penentu kesenjangan
pembangunan wilayah di koridor ekonomi Jawa dengan elastisitas 0,7. Jika infrastruktur jalan meningkat sebesar 1 persen, maka disparitas antar wilayah di
koridor Jawa juga akan meningkat sebesar 0,7 persen, ceteris parbus.
Tabel 30 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Disparitas Wilayah antar Provinsi Pendekatan PDRB per kapita di Koridor Jawa,
2006-2010
Variable Coefficient
Std. Error Prob
ln govexp 0,3372
0,1939 0,0820
ln agri 0,0867
0,0787 0,2710
ln manu 0,7577
0,2391 0,0020
ln edu -0,0043
0,1919 0,9820
ln water -0,5451
0,4026 0,1760
ln phone -0,2239
0,1778 0,2080
ln road 0,6976
0,1939 0,0000
cons -3,0379
2,6149 0,2450
R-squared 0,7396
F-statistic 62,4800
Prob F-statistic 0,0000
Catatan: signifikan pada
α 5; signifikan pada α 10
Peningkatan kegitan ekonomi sektor manufaktur mempengaruhi disparitas PDRB per kapita dengan elastisitas 0,76 di koridor Jawa Jika kontribusi sektor
manufaktur meningkat 1 persen, maka akan menaikkan disparitas sebesar 0,76 persen. Selanjutnya peningkatan infrastruktur jalan menjadi penentu kesenjangan
pembangunan wilayah di koridor ekonomi Jawa dengan elastisitas 0,7. Jika infrastruktur jalan meningkat sebesar 1 persen, maka disparitas antar wilayah di
koridor Jawa juga akan meningkat sebesar 0,7 persen, ceteris parbus.
Tabel 31 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Disparitas Wilayah antar Provinsi Pendekatan Pengeluaran Rumah Tangga di
Koridor Jawa, 2006-2010
Variable Coefficient
Std. Error Prob
ln govexp 0,0492
0,2549 0,8470
ln agri 0,0236
0,1035 0,8200
ln manu 0,5578
0,3143 0,0760
ln edu -0,0282
0,2523 0,9110
ln water -0,6011
0,5292 0,2560
ln phone -0,0492
0,2337 0,8330
ln road 0,5952
0,2549 0,0200
cons -2,0365
3,4374 0,5540
R-squared 0,5500
F-statistic 26,8900
Prob F-statistic 0,0003
Catatan: signifikan pada
α 5; signifikan pada α 10
Estimasi model data panel statis yang terpilih untuk analisis disparitas dengan pendekatan koefisien variasi Williamson pendapatan rumah tangga per kapita ini
adalah random effect berdasarkan uji Hausman dengan p-value sebesar 0,4295. Disparitas pendapatan antar wilayah di koridor ekonomi Jawa secara signifikan
hanya dipengaruhi oleh variabel infrastruktur jalan secara positif. Peningkatan pembangunan infrastruktur jalan justru meningkatkan disparitas wilayah di
koridor Jawa. Pembangunan infrastruktur jalan yang diproksi dengan rasio panjang jalan dengan kondisi baik dan sedang per kapita mempengaruhi secara
positif disparitas PDRB per kapita dengan elastisitas 0,6. Jika kontribusi sektor manufaktur meningkat sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan disparitas
sebesar 0,6 persen, ceteris paribus.
6.4. Disparitas antar Provinsi di Koridor Ekonomi Kalimantan