Kolagen dalam Bidang Kosmetik
non antigenik, stabil dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama, kapasitas yang lebih tinggi untuk molekul hidrofilik dibandingkan sistem koloid lain, pelepasan
obat terkontrol, dan sebagai pembawa DNA dalam terapi gen Rahimnejad et al. 2009 .
Aplikasi nanopartikel dalam bidang kosmetik sudah mulai dikembangkan. Berbagai jenis nanomaterial, misalnya arbutin, titanium, silikon, zinkzink oksida,
emas, asam hialuronat, dan kolagen digunakan dalam produk whitening, sunscreen, moisturizer, dan skincare Mihranyan et al. 2012. Nanbu 2009
menyatakan bahwa formulasi kosmetik yang mengandung arbutin nanopartikel dengan ukuran 10-150 nm 1-5 wt menunjukkan efek sebagai pemutih. Beumer
et al. 2008 menyatakan komposisi kosmetik yang mengandung nanopartikel isoflavon dengan ukuran kurang dari 500 nm memberikan efek untuk
mempercantik kulit dan sebagai anti penuaan. Absorpsi bahan aktif dalam kosmetik melalui kulit sangat dipengaruhi oleh
sifat fisikokimia bahan tersebut yang meliputi morfologi, kelarutan, alterability, dan aktivitas biologis Bolzinger et al. 2011.
Ukuran partikel merupakan salah satu sifat morfologi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan aktif
untuk kosmetik. Hoet et al. 2004 mengungkapkan bahwa material berukuran nano lebih mudah memasuki bagian dalam kulit dibandingkan dengan material
berukuran lebih besar. Mu dan Sprando 2010 menyatakan bahwa partikel berukuran nano memiliki luas area yang lebih besar sehingga dapat
meningkatkan kemampuan untuk melintasi hambatan biologis dan meningkatkan kelarutan bahan aktif. Chai et al. 2010 menunjukkan bahwa kolagen peptida
dari sisik ikan nila Oreochromis sp. dengan berat molekul 3500 Da dan 4500 Da dapat menembus stratum corneum dan mencapai lapisan epidermis dan dermis.
3 METODE