Karakteristik Bahan Baku Extraction and Characteristic of Collagen and Nanoparticle Collagen from the Skin of Stingray Fish (Pastinachus solocirostris) as Ingredient of Cosmetics.

nilai kandungan protein semakin menurun seiring penambahan waktu perendaman. Hal ini menunjukkan bahwa protein non kolagen yang terkandung dalam kulit ikan sudah banyak dilepaskan dengan pelarut basa pada 2 jam pertama perendaman sehingga jumlah protein non kolagen dalam kulit semakin berkurang yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya nilai konsentrasi protein dalam larutan NaOH sisa perendaman kulit pada pengamatan berikutnya. Zhou dan Regenstein 2005 menunjukkan bahwa penggunaan larutan basa pada proses pretreatment kulit lebih efektif dalam proses pengeluaran protein non kolagen dan hanya menyebabkan tingkat kehilangan kolagen yang rendah dibandingkan dengan penggunaan larutan asam. Hinterwaldner 1977 menyatakan bahwa pelepasan zat selain kolagen terjadi akibat hancurnya sebagian ikatan silang pada struktur kolagen dalam kondisi basa. Jaswir et al. 2011 menambahkan bahwa selama perendaman dalam NaOH terjadi sedikit pembengkakan kulit sehingga memungkinkan masuknya air dan menyebabkan protein non kolagen yang terjebak dalam matrik kolagen menjadi lebih mudah dilepaskan. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 K 1 W 2 K 1 W 4 K 1 W 6 K 1 W 8 K 2 W 2 K 2 W 4 K 2 W 6 K 2 W 8 K 3 W 2 K 3 W 4 K 3 W 6 K 3 W 8 N il ai k ons e nt ras i pr ot e in m g m l perlakuan Gambar 9 Konsentrasi protein larutan NaOH sisa perendaman kulit dengan perlakuan kombinasi konsentrasi NaOH dan waktu perendaman. Perlakuan kombinasi konsentrasi NaOH 0,2 M dengan waktu perendaman 4, 6, dan 8 jam menunjukkan nilai konsentrasi protein yang cenderung lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian kolagen dalam kulit mulai terlarut dalam larutan NaOH. Hal diduga terjadi karena kelebihan konsentrasi OH  yang mengakibatkan terputusnya sebagian ikatan kovalen dalam struktur kolagen. Hal ini selaras pendapat Jaswir et al. 2011 yang mengatakan bahwa NaOH memiliki peranan dalam pemisahan untaian dari batang-batang serat kolagen. Yoshimura et al. 2000 melaporkan bahwa basa menyerang terutama wilayah teleopeptida dari struktur kolagen selama proses pretreatment sehingga dapat menyebabkan kelarutan kolagen. Hasil analisis ragam ANOVA kandungan protein larutan NaOH sisa perendaman kulit Lampiran 3 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan konsentrasi NaOH dan waktu perendaman berpengaruh nyata terhadap kandungan protein pada larutan NaOH sisa perendaman kulit. Hasil uji lanjut dengan DMRT 5 Lampiran 4 menunjukkan bahwa perlakuan terbaik untuk menghilangkan protein non kolagen pada kulit ikan pari adalah perendaman kulit dalam larutan 0,05 M NaOH selama 6 jam. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Zhou dan Regenstein 2005 yang menunjukkan bahwa protein non kolagen dapat dihilangkan dengan perendaman dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 0,01 molL OH dan 0,1 molL OH. Peningkatan konsentrasi diatas 0,1 molL OH tidak memberikan pengaruh terhadap penghilangan protein non kolagen. Penelitian yang dilakukan Shon et al. 2011 menunjukkan bahwa perendaman kulit dengan konsentrasi NaOH 0,15 N selama 48 jam menghasilkan rendemen, viscositas, dan gel strength kolagen dari kulit ikan skate Raja kenojei yang terbaik.

4.2.2 Perendaman kulit dalam asam asetat

Kulit hasil perendaman larutan NaOH dengan perlakuan terbaik pada tahap sebelumnya 0,05 M; 6 jam dilanjutkan pada tahap kedua yaitu perendaman dalam larutan asam asetat. Kulit yang digunakan dicuci dengan air mengalir sampai mendekati pH netral. Pencucian betujuan untuk mengurangi sisa basa yang masih menempel pada kulit sehingga tidak mempengaruhi terhadap pH larutan asam asetat yang akan digunakan pada tahap selanjutnya. Preteatment asam diperlukan untuk mengubah struktur serat kolagen sehingga akan mempermudah proses ekstraksi pada tahap selanjutnya. Perendaman dalam asam menyebabkan terjadinya penggembungan kulit swelling yang diakibatkan masuknya air ke dalam serat kolagen. Jaswir et al. 2011 mengatakan bahwa masuknya air ke dalam serat kolagen disebabkan terjadinya gaya elektrostatik antara gugus polar pada serat kolagen dengan H + dari asam atau terbentuknya ikatan hidrogen antara gugus non polar pada serat kolagen dengan H + dari asam. Pembengkakan ini penting karena dapat mendukung rusaknya struktur serat kolagen melalui terganggunya ikatan non kovalen dan pada akhirnya memudahkan ekstraksi dan kelarutan kolagen. Hasil pengamatan terhadap derajat pengembangan DP kulit hasil perendaman dalam asam asetat pada konsentrasi dan lama waktu perendaman yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 10. Derajat pengembangan kulit mengalami peningkatan dengan semakin tinggi konsentrasi asam asetat dan semakin lama waktu perendaman. Hal ini mengindikasikan semakin tinggi konsentrasi dan semakin lama waktu perendaman asam mengakibatkan semakin banyak jumlah air yang dapat diserap oleh kulit sehingga serat kolagen menjadi lebih mudah untuk dipisahkan dan akan memudahkan proses ekstraksi kolagen pada tahap selanjutnya. 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 D e rajat Pe n g e mb an g an waktu perendaman jam Gambar 10 Derajat pengembangan DP kulit dengan perlakuan konsentrasi dan lama waktu perendaman asam asetat: Konsentrasi asam asetat 0,05 M , konsentrasi asam asetat 0,1 M , konsentrasi asam asetat 0,2 M . Hasil analisis ragam ANOVA derajat pengembangan kulit Lampiran 6 menunjukkan bahwa konsentrasi asam asetat dan lama waktu perendaman berpengaruh nyata terhadap derajat pengembangan DP kulit, sedangkan interaksi antara konsentrasi asam asetat dengan lama waktu perendaman menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Hasil uji lanjut dengan DMRT 5 Lampiran 7 dan