Asam amino Karakterisasi Kolagen dan Nanopartikel Kolagen

berbeda. Komponen -heliks ditunjukkan pada wilayah serapan = 1654 dan 1658 cm -1 ; β-sheet pada = 1624 dan 1642 cm -1 ; β-turn pada = 1666, 1672, 1680, 1688 cm -1 ; dan random coil pada = 1648 2 cm -1 . a b Gambar 11 Spektra infrared: kolagen a nanopartikel kolagen b. Tabel 12 Karakteristik gugus fungsi kolagen dan nanopartikel kolagen hasil deteksi dengan FTIR Amida Wilayah serapan cm -1 puncak serapan cm -1 Keterangan Referensi Kolagen Nanopartikel kolagen Amida A 3490 –3430 3431,91 3431,41 NH stretching Coates 2000 Amida B 2935-2915 2865 –2845 2928,27 2929,29 Methylene C-H asym.sym. stretching Coates 2000 Amida I 1600-1690 1641,24 1643,72 C=O streching Kong dan Yu 2007 Amida II 1480-1575 1555,99 1500 CN sterching, NH bending Kong dan Yu 2007 Amida III 1229-1301 1240,49 1240,39 CN sterching, NH bending Kong dan Yu 2007 Berdasarkan puncak serapan Amida I pada kolagen maupun nanopartikel kolagen = 1641,24 cm -1 dan = 1643,72 cm -1 menunjukkan bahwa kolagen maupun nanopartikel kolagen yang dihasilkan memiliki struktur β-sheet. Hal ini berarti bahwa kolagen yang dihasilkan dengan proses ekstraksi kulit dengan air pada suhu 40 C belum terdegradasi menjadi bentuk gelatin. Gómez-Guillén et al. 2011 menyatakan bahwa denaturasi kolagen akibat proses pemanasan menyebabkan rantai triple heliks kolagen secara sempurna bertransformasi menjadi rantai tunggal -heliks gelatin. Muyonga et al. 2004a menunjukkan bahwa spektra amida I dari gelatin yang dihasilkan dari kulit ikan Nile perch Lates niloticus dengan ekstraksi pada suhu 70 C terdapat pada wilayah serapan = 1658 cm -1 yang berarti gelatin menunjukkan struktur -heliks. Hasil penelitian Martianingsih dan Atmaja 2009 menunjukkan bahwa spektra Amida I dari gelatin yang dihasilkan dari kulit ikan pari Himantura gerrardi dengan ekstraksi pada suhu 60 70 C terdapat pada wilayah serapan = 1647,2; 1648,7; dan 1650 cm -1 yang berarti gelatin menunjukkan struktur -heliks dan random coil. Amida II juga merupakan gugus fungsi khas kolagen yang berada pada wilayah serapan = 1480 1575 cm -1 yang menunjukkan CN sterching dan NH bending Kong dan Yu 2007. Hasil spektra FTIR kolagen dan nanopartikel kolagen menunjukkan keberadaan gugus ini dengan adanya serapan pada = 1555,99 cm -1 kolagen dan = 1500 cm -1 nanopartikel kolagen. Gugus fungsi khas kolagen terakhir adalah amida III yang ditunjukkan pada wilayah serapan 1229 1301 cm -1 yang menunjukkan CN sterching dan NH bending Kong dan Yu 2007. Hal ini ditunjukkan pada serapan = 1240,49 cm -1 untuk kolagen dan = 1240,39 cm -1 untuk nanopartikel kolagen. Muyonga et al. 2004b menyatakan bahwa intensitas amida III berkaitan dengan struktur triple heliks. Hal ini berarti bahwa kolagen yang dihasilkan dengan proses ekstraksi kulit dengan air pada suhu 40 C belum terdegradasi menjadi bentuk gelatin yang ditandai dengan masih terdapatnya struktur triple heliks. Spektra infrared kolagen juga menunjukkan serapan pada bilangan gelombang 1163,89; 1081,19; 1032,21 cm -1 dan nanopartikel kolagen pada bilangan gelombang 1082,25 dan 1031,89 cm -1 . Petibois et al. 2006 mengatakan serapan pada daerah bilangan gelombang tersebut menunjukkan vibrasi streching C-OH karbohidrat yang berikatan dengan protein kolagen. Hal ini menunjukkan bahwa kolagen dan nanopartikel kolagen mengandung karbohidrat. Friess 1998 mengatakan bahwa kolagen tipe I tergolong glikoprotein dengan kandungan karbohidrat tidak lebih dari 1. Karbohidrat penyusun kolagen terdiri dari galaktosa tunggal dan disakarida galaktosa dengan glukosa O-glycosidically.

4.4.4 Penentuan berat molekul dengan SDS ‐PAGE

Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrilamide Gel Electroforesis SDS ‐PAGE merupakan salah satu metode PAGE yang umumnya digunakan untuk analisis campuran protein secara kualitatif. Prinsip analisis SDS-PAGE adalah pemisahan protein berdasarkan berat molekul. Metode ini menggunakan 2 macam gel, yaitu gel penahan stacking gel dan gel pemisah resolving gel. Penambahan deterjen anionik, misalnya SDS sodium dodesil sulfat , -merkaptoetanol ke dalam gel tersebut dan pada proses pemanasan akan merusak struktur tiga dimensi protein. -merkaptoetanol akan memecah ikatan disulfida dan mereduksinya menjadi gugus sulfihidril, sedangkan SDS akan bereaksi dengan protein membentuk kompleks bermuatan negatif sehingga protein akan bergerak dalam medan listrik hanya berdasarkan pada ukuran molekul. Protein berukuran kecil akan bergerak lebih cepat melintasi gel dibandingkan protein berukuran lebih besar sehingga