Tahap destruksi Extraction and Characteristic of Collagen and Nanoparticle Collagen from the Skin of Stingray Fish (Pastinachus solocirostris) as Ingredient of Cosmetics.

membandingkan kromatogram sampel dengan standar. Pembuatan kromatogram standar menggunakan asam amino yang mengalami perlakuan yang sama dengan sampel. Kandungan masing-masing asam amino pada bahan dapat dihitung dengan rumus: Konsentrasi asam amino = luas area contoh x C x FP x BM x 100 luas area standar bobot contoh g Keterangan: C = konsentrasi standar asam amino FP = faktor pengenceran BM = bobot molekul dari masing-masing asam amino Kondisi alat HPLC saat berlangsungnya analisis asam amino: Merek : waters coorporation, USA Kolom : accQtag column 3,9 x 150 mm Temperatur : 37 o C Fase gerak : acetonitril 60 - AccqTag Eluent A, sistem komposisi gradien Laju alir : 1,0 mL per menit Detektor : fluorescense, Eksitasi = 250 nm, emisi = 395 nm Volume penyuntikan : 5 L Nama standar : Amino acid standard produksi Thermo Scientific

3.4.11 Analisis derajat putih

Analisis warna dilakukan menggunakan Whiteness meter C-100. Prinsip pengujian menggunakan alat ini adalah membandingkan derajat putih sampel dengan derajat putih standar yang telah ditentukan berdasarkan jenis sampel yang diuji . Alat dikalibrasi dengan lempengan kalibrasi berwarna putih berupa MgO Magnesium Oksida dengan tingkat derajat putih 110, kemudian dilakukan pengukuran derajat putih dari sampel uji. Derajat putih sampel dihitung dengan rumus: Derajat putih sampel = Derajat putih pembacaan alat x 100 Derajat putih standar

3.4.12 Analisis termal dengan DSC Martianingsih dan Atmaja 2009

Analisis termal dilakukan menggunakan alat DSC untuk mengetahui karakteristik termal dari kolagen dan nanopartikel kolagen yang dihasilkan. Sampel sebanyak 5-10 mg ditempatkan dalam wadah aluminium lalu ditutup. Sampel kemudian dianalisis pada suhu antara 20 C hingga 300 C dengan laju pemanasan 10 Cmenit.

3.4.13 Analisis gugus fungsi dengan FTIR Munyonga et al. 2004b

Analisis FTIR digunakan untuk mengetahui gugus-gugus fungsi khas dari kolagen dan nanopartikel kolagen yang dihasilkan. Sampel uji terlebih dahulu dibentuk pelet dengan campuran KBr. Sebanyak 100 mg Kbr dan 2 mg sampel uji dicampurkan, kemudian ditumbuk sampai halus dan tercampur rata dalam mortar agate. Campuran tersebut dicetak dalam cetakan pelet. Kadar air yang terkandung dalam campuran diminimalkan dengan meletakan cetakan pelet pada pompa hidrolik yang diberi tekanan sampai tanda 80. Tekanan dalam cetakan diturunkan dengan membuka kran udara. Pelet yang dihasilkan dilepaskan dari cetakan, kemudian diletakan pada tablet holde untuk dilakukan pengukuran dengan alat FTIR. Pengukuran sampel uji dilakukan pada bilangan gelombang antara 4000-500 cm -1 . Spektra FTIR yang dihasilkan menunjukkan puncak- puncak serapan bilangan gelombang dari sampel uji. Gugus-gugus fungsi sampel uji ditentukan berdasarkan puncak serapan bilangan gelombang yang terdeteksi dengan wilayah serapan untuk gugus fungsi protein Coates 2000; Kong dan Yu 2007

3.4.14 Analisis berat moekul dengan SDS-PAGE Kittiphattanabawon et al. 2010a

Sampel dilarutkan dalam 5 SDS dan campuran diinkubasi pada suhu 85 C selama 1 jam dalam Water bath yang suhunya terkontrol. Campuran disentrifugasi pada 8500 g selama 5 menit pada suhu kamar. Supernatan yang diperoleh dicampur dengan buffer Tris HCl 60 mM, pH 6,8, mengandung 2 SDS dan 25 gliserol dengan rasio 1:10 vv dan mengandung 10 β-merkaptoetanol β-ME. Campuran dipanaskan dalam air mendidih selama 2 menit. Sebanyak 15 µ L sampel dimasukkan ke dalam gel polyacrylamide yang