3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan: 1 survei melalui kuisioner dan wawancara terhadap responden pembudidaya ikan dan responden pakar 2
observasi dan pengamatan kegiatan fisik di lapangan, dan 3 dokumentasi terhadap sumber dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian.
Tabel 3. Sumber Data, Jenis Data, Metode Analisis dan Keterkaitannya dengan Tujuan Kajian
No. Tujuan Penulisan
Data Metode
Analisis Jenis
Sumber
1 Mengevaluasi
perkembangan dan keberlanjutan
Kawasan Minapolitan
Kabupaten Bogor Data
Primer dan
Sekunder Observasi
lapang, dokumen
dinasinstansi terkait dan
Responden Analisis
Deskriptif dan
Analisis MDS
2 Mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang
berpengaruh terhadap
perkembangan Kawasan
Minapolitan di Kabupaten Bogor
Data Primer
Responden Pakar
Analisis Matriks
IFE dan
EFE
3 Merumuskan strategi
pengembangan Kawasan
Minapolitan di Kabupaten Bogor
Data Primer
Responden Pakar
Analisis SWOT
dan QSPM
3.4 Metode Analisis 3.4.1 Tingkat Perkembangan Kawasan Minapolitan
3.4.1.1 Analisis Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif
Gambaran umum kondisi Kawasan Minapolitan dan kinerja program dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan terhadap hasil
observasi di lapangan dan kinerja program berdasarkan dokumentasi yang terdapat di dinasinstansi terkait. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan terhadap
hasil wawancara terhadap pembudidaya ikan yang berada dalam Kawasan Minapolitan dan responden pakar.
3.4.1.2 Analisis Multi Dimensional Scaling MDS
Analisis keberlanjutan pengembangan Kawasan Minapolitan dilakukan dengan pendekatan Multidimensional Scaling MDS yang merupakan
pengembangan dari metode Rapfish yang digunakan untuk menilai status keberlanjutan perikanan tangkap. Analisis keberlanjutan ini dinyatakan dalam
Indeks Keberlanjutan Pengembangan Kawasan Minapolitan.
Analisis dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: a penentuan atribut pengembangan Kawasan Minapolitan secara berkelanjutan yang mencakup lima
dimensi yaitu: agroindustri, pemasaran, usaha tani, infrastruktur dan suprastruktur b penilaian setiap atribut dalam skala ordinal berdasarkan kriteria
keberlanjutan setiap dimensi, dan c penyusunan indeks dan status keberlanjutan pengembangan Kawasan Minapolitan.
Setiap atribut pada masing-masing dimensi diberikan skor berdasarkan scientific judgement responden. Rentang skor berkisar antara 0-3 atau
tergantung pada penilaian masing-masing kondisi elemen di lapangan yang diartikan mulai dari yang buruk 0 sampai baik 3. Nilai skor dari masing-masing
atribut dianalisis secara multidimensional scaling untuk menentukan satu atau beberapa titik yang mencerminkan posisi keberlanjutan pengembangan Kawasan
Minapolitan yang dikaji relatif terhadap dua titik acuan yaitu titik baik dan titik buruk. Adapun nilai skor yang merupakan nilai indeks keberlanjutan setiap
dimensi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
Kategori Status
Keberlanjutan Pengembangan
Kawasan MinapolitanBerdasarkan
Nilai Indeks
Hasil Analisis
Multidimensional Scaling
Nilai Indeks Kategori
0-25 26-50
51-75 76-100
Tidak Berkelanjutan Kurang Berkelanjutan
Cukup Berkelanjutan Berkelanjutan
Melalui metode
MDS, maka
posisi titik
keberlanjutan dapat
divisualisasikan melalui sumbu horizontal dan sumbu vertikal. Dengan proses rotasi maka posisi titik dapat divisualisasikan pada sumbu horizontal dengan nilai
indeks keberlanjutan diberi nilai skor 0 buruk sampai 100 baik. Ilustrasi hasil ordinasi nilai indeks keberlanjutan dapat dilihat pada Gambar 2. Untuk melihat
atribut yang paling sensitif memberikan kontribusi terhadap indeks keberlanjutan pengembangan Kawasan Minapolitan dilakukan analisis sensitivitas dengan
melihat bentuk perubahan Root Mean Square RMS ordinasi pada sumbu X. Semakin besar perubahan nilai RMS maka semakin sensitif atribut tersebut
dalam pengembangan Kawasan Minapolitan.