adalah sebuah lembaga pemberdayaan usaha kelompok pembudidaya ikan yang mempunyai tugas untuk memfasilitasi anggotanya dalam beberapa hal
diantaranya: 1 kemudahan dalam memperoleh sarana produksi perikanan, 2 kemudahan dalam memperoleh permodalan, 3 informasi teknologi pemasaran
dan 4 membangun jaringan pemasaran. Lembaga lainnya yang relevan dengan pengembangan perikanan di
Kawasan Minapolitan adalah kelompok-kelompok pembudidaya ikan yang berjumlah 55 kelompok pembudidaya ikan lele Disnakan, 2012. Kelompok-
kelompok pembudidaya ini bergerak dalam usaha pembenihan maupun pembesaran.
d. Siklus produksi tidak bersifat musiman
Sebagaimana umumnya komoditas ikan budidaya, ikan lele tidak mengenal musim untuk bereproduksi seperti halnya ikan yang berada di perairan umum.
Dengan demikian induk lele bisa dipijahkan kapan saja dengan memanipulasi lingkungan sehingga induk lele dapat menghasilkan benih sepanjang tahun.
Ketersedian benih lele yang mencukupi ini menyebabkan budidaya pembesaran dapat dilakukan secara terus menerus dan melalui pengaturan siklus
pemanenan, lele konsumsi dapat diproduksi setiap saat.
e. Potensi lahan yang memadai
Potensi lahan untuk kegiatan perikanan budidaya di Kawasan Minapolitan adalah seluas 2.592,5 ha yang tersebar di empat kecamatan kawasan
pengembangan yaitu, Kecamatan Ciseeng seluas 1.309,5 ha, Kecamatan Parung seluas 607 ha, Kecamatan Gunungsindur seluas 192 ha dan Kecamatan
Kemang seluas 484 ha. Luas lahan eksisting untuk kegiatan budidaya perikanan adalah sebesar 796 ha Bappeda, 2010. Pada Tahun 2011 terjadi peningkatan
pemanfaatan lahan untuk budidaya perikanan menjadi 806,38 ha Disnakan, 2011. Rincian luas lahan eksisting untuk kegiatan budidaya di Kawasan
Minapolitan disajikan dalam Tabel 26.
Tabel 26. Luas Lahan Eksisting Untuk Kegiatan Budidaya di Kawasan Minapolitan
Komodita s
Luas per Kecamatan ha Ciseen
g Parun
g Gunungsindu
r Keman
g
Lele 368
157 88
36 Gurame
75 25
10 4
Ikan Hias 1
5 1
3 Jenis Lain
11 8
2 2
Jumlah 455
195 101
45 f. Tersedianya infrastruktur yang memadai
Infrastruktur yang dimaksud adalah kondisi sarana dan prasarana yang sesuai untuk menciptakan kemandirian kawasan pedesaan sesuai dengan fungsi
keruangan dan keterkaitan fungsional suatu kawasan minapolitan. Infrastruktur yang tersedia di Kawasan Minapolitan Kabupaten Bogor meliputi saluran irigasi,
fasilitas perikanan, kluster kolam budidaya, jaringan jalan, listrik dan pasar ikan Selain fasilitas yang terkait perikanan, infrastruktur pelayanan publik seperti
sarana pendidikan, kesehatan, transportasi, perekonomian dan peribadatan juga tersedia dan tersebar di kecamatan yang tergabung dalam Kawasan Minapolitan.
Secara umum kondisi infrastruktur di kawasan Minapolitan cukup baik walaupun diperlukan sedikit perbaikan di beberapa jaringan jalan dan irigasi yang ada
dalam kawasan.
2 Kelemahan
Faktor internal yang diidentifikasi sebagai kelemahan dalam usaha pengembangan Kawasan Minapolitan antara lain adalah: a kualitas dan
keterampilan sdm masih rendah, b akses informasi pasar masih terbatas, c infrastruktur utama perikanan belum berfungsi optimal, d akses permodalan dan
pembiayaan terbatas, dan e sebagian besar pembudidaya belum menerapkan CBIB
a. Kualitas dan keterampilan SDM masih rendah
Sumber daya manusia merupakan unsur pembangunan yang perlu mendapat perhatian karena kualitas sumberdaya manusia akan berpengaruh
pada upaya pengembangan Kawasan Minapolitan. Tingkat pendidikan sangat