budidaya dan pasca panen, c investasi dan dukungan dunia usaha, dan d dukungan kebijakan pemerintah.
a. Potensi pasar yang besar
Penduduk Kabupaten Bogor pada Tahun 2012 yang mencapai 5.077.210 jiwa merupakan potensi pasar yang sangat besar untuk pemasaran ikan lele.
Selain itu konsumen di wilayah Jakarta dan Tangerang juga merupakan pasar yang sangat potensial. Potensi pasar ikan lele konsumsi di Jakarta dan
Tangerang mencapai 80-100 tonhari. Potensi pasar ikan lele tersebut sejauh ini belum dapat dipenuhi seluruhnya oleh Kabupaten Bogor. Dari potensi pasar
tersebut, Kabupaten Bogor baru bisa memasok 40-50 ton per hari yang sebagian besar pasokannya berasal dari Kawasan Minapolitan.
b. Perkembangan teknologi budidaya dan pasca panen
Teknologi yang semakin berkembang merupakan peluang yang dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan kawasan minapolitan.
Penggunaan teknologi tepat guna yang merupakan hasil inovasi dalam bidang budidaya maupun pasca panen mempunyai peranan yang cukup penting dalam
peningkatan poduksi Kawasan Minapolitan. Perkembangan teknologi budidaya memungkinkan para pembudidaya melakukan proses produksi secara lebih
efisien sedangkan teknologi pasca panen memberikan kesempatan kepada pelaku usaha untuk memperoleh pendapatan yang lebih melalui diversifikasi
produk olahan lele. Perkembangan teknologi ini menurut Abdullah dan Samah 2013 harus disikapi melalui penyuluhan dan pelatihan oleh lembaga terkait agar
para pelaku usaha memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai dalam mengaplikasikan teknologi tersebut.
c. Investasi dan dukungan dunia usaha
Dengan adanya pihak investor yang akan berinvestasi dibidang budidaya lele maupun pengolahan lele diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi perekonomian
masyarakat. Selama ini kendala utama dalam peningkatan produksi adalah modal pembudidaya ataupun pelaku pengolahan yang terbatas. Sehingga skala usaha yang
dilakukan belum ekonomis. Dengan adanya minat investor dibidang budidaya dan industri pengolahan diharapkan perekonomian masyarakat akan lebih maju serta
pendapatan petani jauh lebih meningkat. Peningkatan tersebut, karena adanya penyerapan
tenaga kerja serta bantuan permodalan kepada para pelaku usaha kecil untuk melakukan budidaya dan pengolahan hasil perikanan.
d. Dukungan kebijakan pemerintah
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2009 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati
Bogor Nomor
523.31227KptsHuk2010 tentang
Penetapan Lokasi
Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Bogor yang meliputi Kecamatan Ciseeng, Parung, Kemang dan Gunungsindur merupakan payung
hukum yang dijadikan dasar pembentukan Kawasan Minapolitan. Berkaitan dengan hal ini, Pemerintah Kabupaten Bogor sedikitnya telah memberikan
jaminan bagi para pembudidaya akan keberlangsungan usahanya di masa mendatang. Selain itu para pembudidaya dapat lebih banyak mengakses
berbagai program pemerintah yang terkait dengan pengembangan Kawasan Minapolitan.
2 Ancaman
Faktor eksternal yang diidentifikasi sebagai ancaman antara lain adalah: a ketidakstabilan ekonomi makro, b degradasi lingkungan dan bencana alam, c
persaingan pasar produk sejenis, dan d alih fungsi lahan.
a. Ketidakstabilan ekonomi makro
Stabilitas perekonomian merupakan prasyarat dasar untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Perekonomian makro yang tidak stabil menimbulkan
biaya tinggi bagi masyarakat. Masalah ekonomi makro menyangkut persoalan yang saling berkaitan yaitu krisis anggaran, hutang yang terus membengkak dan
segera jatuh tempo, serta beban subsidi yang sulit diturunkan. Sebagai contoh kenaikan harga BBM yang diikuti dengan kenaikan harga-harga dari produksi
yang mengandalkan BBM mengakibatkan inflasi menjadi tinggi. Ketidakstabilan akan menyulitkan masyarakat, baik swasta maupun rumah tangga dalam
menyusun perencanaan masa depan, khususnya perencanaan investasi. Daerah dengan produktivitas rendah akan mengalami pemiskinan secara
gradual. Kebijakan ekonomi makro yang cenderung kurang memberikan perhatian terhadap usaha masyarakat lokal yang berskala kecil merupakan
ancaman bagi keberlangsungan pengembangan ekonomi lokal yang bertumpu pada pengembangan sektor-sektor yang menjadi aktivitas ekonomi utama