ikan jenis lain, diantaranya adalah: 1 lele dapat dibudidayakan pada lahan dan kondisi air yang terbatas; 2 lele memiliki padat tebar yang tinggi, 3 lele memiliki
pangsa pasar yang luas, 4 usaha budidaya lele dapat dilakukan dari skala rumah tangga hingga skala industri; dan 5 proses produksi lele telah memiliki
SNI sebagai acuan bagi pembudidaya untuk mendapatkan lele dengan mutu yang baik, diantaranya adalah SNI: 01-6484.4-2000 tentang Produksi Benih Ikan
Lele Dumbo Clarias gariepinus Xc.Fuscus Kelas Benih Sebar dan SNI: 01- 6484.3-2000 tentang Produksi Induk Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus
Xc.Fuscus Kelas Induk Pokok Parent Stock. Kriteria Kawasan Minapolitan salah satunya adalah terdapatnya kegiatan
yang terintegrasi dari hulu sampai hilir yang meliputi kegiatan pembenihan, pembesaran, pengolahan dan pemasaran. Penentuan komoditas lele sebagai
komoditas unggulan di Kawasan Minapolitan dilakukan melalui analisa terhadap beberapa parameter yang berkaitan dengan aspek tersebut. Berdasarkan
analisis skoring, produktivitas ikan lele di Kabupaten Bogor cukup tinggi dibandingkan dengan komoditi ikan yang lain. Persyaratan kualitas air untuk
kegiatan budidaya lele tidak seketat budidaya ikan jenis lain. Selain itu pasar lele juga cukup menjanjikan seiring meningkatnya konsumsi ikan di masyarakat.
Skoring dari masing-masing komoditas ikan konsumsi di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Skor Penentuan Komoditas Unggulan Ikan Air Tawar di Kabupaten Bogor
N Indikator
Budidaya Komoditas Ikan Konsumsi
M Gu
N L
P B
T Tamb
a k
a n
1 Produksi
3 3
2 5
1 1
1 1
2 Produktivitas
3 2
3 5
4 3
2 2
3 Potensi Pasar
4 3
5 5
2 2
2 1
4 Jumlah Pelaku
3 4
3 5
2 3
1 1
5 Harga
4 5
3 3
2 2
5 3
6 Lama
Pemeliharaan 4
2 4
5 3
3 2
2 7
Marginm
2
tahun 3
2 2
5 4
2 3
3 8
Persyaratan Kualitas Air
3 4
3 5
5 3
3 4
Indikator Pengolahan
9 Rendemen fillet
1 3
4 4
5 2
1 1
1 Harga Bahan Baku
3 1
4 4
5 5
2 3
1 Keragaman Produk
Olahan 2
2 5
5 5
2 2
2
Total 3
31 3
5 3
2 2
23 Sumber: Bappeda Kabupaten Bogor, 2010
b. Jumlah pembudidaya lele yang besar
Pembudidaya yang berada di Kawasan Minapolitan berjumlah 1.770 RTP Rumah Tangga Petani dan 1.113 diantaranya bergerak dalam usaha budidaya
lele Disnakan Kab. Bogor, 2011. Sebagian pembudidaya tersebut melakukan budidaya perikanan sebagai usaha pokok dan sebagian lainnya menjadikan
budidaya perikanan sebagai usaha sampingan.
c. Tersedianya kelembagaan pendukung
Keberadaan Kawasan Minapolitan juga ditopang oleh kelembagaan terkait yang bergerak di bidang perikanan. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Bogor, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, memiliki tugas pokok
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang peternakan dan perikanan serta memiliki
fungsi dalam perumusan kebijakan teknis dibidang peternakan dan perikanan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
peternakan dan perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan memiliki Unit Pelaksana Teknis Dinas
UPTD yang merupakan perpanjangan tangan dinas untuk melaksanakan pelayanan di bidang peternakan dan perikanan di wilayah kecamatan, yaitu UPT
Pusat Kesehatan Hewan dan Ikan Wilayah I dan IV yang ruang lingkup kerjanya mancakup kecamatan-kecamatan yang tergabung dalam Kawasan Minapolitan.
Selain itu, juga terdapat Unit Pelayanan dan Pengembangan UPP Perikanan Budidaya Mina Kahuripan yaitu sebuah lembaga atau organisasi usaha
kelompok pembudidaya ikan Pokdakan tingkat Kabupaten Bogor yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bogor No. 523.31609KptsHuk
tanggal 15 Desember 2010 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Pengembangan UPP Mina Kahuripan Kabupaten Bogor. UPP Mina Kahuripan
adalah sebuah lembaga pemberdayaan usaha kelompok pembudidaya ikan yang mempunyai tugas untuk memfasilitasi anggotanya dalam beberapa hal
diantaranya: 1 kemudahan dalam memperoleh sarana produksi perikanan, 2 kemudahan dalam memperoleh permodalan, 3 informasi teknologi pemasaran
dan 4 membangun jaringan pemasaran. Lembaga lainnya yang relevan dengan pengembangan perikanan di
Kawasan Minapolitan adalah kelompok-kelompok pembudidaya ikan yang berjumlah 55 kelompok pembudidaya ikan lele Disnakan, 2012. Kelompok-
kelompok pembudidaya ini bergerak dalam usaha pembenihan maupun pembesaran.
d. Siklus produksi tidak bersifat musiman
Sebagaimana umumnya komoditas ikan budidaya, ikan lele tidak mengenal musim untuk bereproduksi seperti halnya ikan yang berada di perairan umum.
Dengan demikian induk lele bisa dipijahkan kapan saja dengan memanipulasi lingkungan sehingga induk lele dapat menghasilkan benih sepanjang tahun.
Ketersedian benih lele yang mencukupi ini menyebabkan budidaya pembesaran dapat dilakukan secara terus menerus dan melalui pengaturan siklus
pemanenan, lele konsumsi dapat diproduksi setiap saat.
e. Potensi lahan yang memadai
Potensi lahan untuk kegiatan perikanan budidaya di Kawasan Minapolitan adalah seluas 2.592,5 ha yang tersebar di empat kecamatan kawasan
pengembangan yaitu, Kecamatan Ciseeng seluas 1.309,5 ha, Kecamatan Parung seluas 607 ha, Kecamatan Gunungsindur seluas 192 ha dan Kecamatan
Kemang seluas 484 ha. Luas lahan eksisting untuk kegiatan budidaya perikanan adalah sebesar 796 ha Bappeda, 2010. Pada Tahun 2011 terjadi peningkatan
pemanfaatan lahan untuk budidaya perikanan menjadi 806,38 ha Disnakan, 2011. Rincian luas lahan eksisting untuk kegiatan budidaya di Kawasan
Minapolitan disajikan dalam Tabel 26.